Rabu, 14 November 2012

Hikmah idul Adha (hikmah kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi ismail )


Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar..
Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.

Perayaan Idul Adha ditandai dengan penyembelihan hewan Qurban. Yang membawa pikiran, hati dan keimanan kita larut pada peristiwa puluhan Abad yang lalu. Dimana Alloh Abadikan kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi ismail pada Al Quran Surat Ash Shaffat ayat 102- 105 :

falammaa balagha ma'ahu alssa'ya qaala yaa bunayya innii araa fii almanaami annii adzbahuka faunzhur maatsaa taraa qaala yaa abati if'al maa tu/maru satajidunii in syaa-a allaahu mina alshshaabiriina 102.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "wahai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "wahai Ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
falammaa aslamaa watallahu liljabiini 103.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
wanaadaynaahu an yaa ibraahiimu 104.
Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
qad shaddaqta alrru/yaa innaa kadzaalika najzii almuhsiniina105.
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu [*] sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
[*] Yang dimaksud dengan "membenarkan mimpi" ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksanakannya.

Karena didasari sebuah ketakwaan yang kuat,, Perintah Alloh pun dilaksanakan. walau pada akhirnya Nabi Ismail tidak jadi disembelih dan digantikan dengan Qibas (Domba dari surga). Dari peristiwa kisah diatas, mengandung pelajaran penting bagi peningkatan kualitas pribadi seorang muslim.
Dan melahirkan beberapa Hikmah yang dapat kita ambil yaitu :
  • Ketakwaan
Pengertian takwa terkait dengan ketaatan seseorang hamba kepada sang khalik untuk menjalankan printah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.Dalam hal ini kerelaan Nabi Ibrahim untuk menyembelih Anaknya  atas perintah Alloh SWT. menandakan Tingginya ketakwaan Nabi Ibrahim AS.Dengan Kuasa Alloh Bukanlah Nabi Ismail yang di sembelih melainkan Qibas (domba dari surga). Peristiwa ini pun mencerminkan bahwa islam sangat menghargai nyawa dan menjungjung tinggi peradaban manusia.

  • Kesabaran
Coba kita lihat Apa yg di ucapkan Nabi Ismail ketika ayahnya menyampaikan Perintah tersebut :
"wahai Ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Kepatuhan, ketaatan dan kepasrahaan ini hasil dari sebuah pemahaman keyakinan dan keimanan yang mutlak kepada Alloh SWT.Karena sesungguhnya segala yang datang dari Alloh adalah Kebenaraan. Hakikatnya sabar bukan sekedar menahan marah atau menahan emosi, tetapi lebih dari itu Kesabaran haruslah datang dari jiwa yang dipenuhi dengan keyakina dan keimaan atas kebenaran yang datang dari Alloh SWT.
  • Keikhlasan
Setelah melalu pergolakan bating yang sangat luar biasa. Akhirnya Nabi Ibrahim memantapkan hati untuk melaksanakan printah Alloh itu. Karena beliau menyadari bahwa Alloh yang memberi anugrah keturunan maka Allaoh pula yang akan mengambilnya kembali. Harta, tahta , kekuasaan, jabatan, keturunan dan segala anugrah kenikmatan yang kita rasakan. hakikatnya milik Alloh dan Alloh berhak mengambilnya kembali. Maka di Sunnahkan bagi yang mampu untuk mengikhlaskan sebagian hasil jerih payahnya demi berbagi kepada sesamanya.

  • Syiar Agama Islam
Berqurban adalah sebagian dari syiar Islam seperti yang dijelaskan dalam QS AL Hajj ayat 34 :
walikulli ummatin ja'alnaa mansakan liyadzkuruu isma allaahi 'alaa maa razaqahum min bahiimati al-an'aami fa-ilaahukum ilaahun waahidun falahu aslimuu wabasysyiri almukhbitiina 34.
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),

  • Solidearitas sosial (Kesolehan sosial)
Hari idul Adha dan hari tasyrik itu disunahkan bagi kaum muslim yang mampu untuk berqurban. kemudian hasil sembelihan itu dibagikan kepada masyarakat sekitar  atau tetangga terdekat dan terutama kalangan yang tidak mampu.Ini menandakan bahwa Ajaran islam begitu memperhatikan solidaritas sosial. Karena dengan membagikan kepada kalangan yang tidak mampu merupakan bentuk kepedulian sosial seorang muslim kepada sesamanya. Selain menumbuhkan rasa solideritas juga merekatkan ukhuwah islamiyah. Di hari raya ini pula jalan pemersatau antara ummat beragama. dengan ini muslim dan non muslim dapat saling menghormati dan menghargai.


Jadi perayaan Idul Adha ini kita jadikan momentum untuk lebih berserah diri kepada Alloh SWT. menjungjung tinggi segala apa yang diperintahkanNya dan menjauhi apa yang dilarangnya. Mudah mudahan dengan ini kita senantia berserah diri kepada Nya dan mengharap Ridho dan ampunaNya.
Akhir kata  "Wallahu'alambisshawab"

Daftar pustaka : Al Quran dan Buletin "Ikhlas" (wahana ilmu dan dakwah)
 oleh Ahmad Hikam pada 30 Oktober 2012 pukul 23:28 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 14 November 2012

Hikmah idul Adha (hikmah kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi ismail )


Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar..
Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.

Perayaan Idul Adha ditandai dengan penyembelihan hewan Qurban. Yang membawa pikiran, hati dan keimanan kita larut pada peristiwa puluhan Abad yang lalu. Dimana Alloh Abadikan kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi ismail pada Al Quran Surat Ash Shaffat ayat 102- 105 :

falammaa balagha ma'ahu alssa'ya qaala yaa bunayya innii araa fii almanaami annii adzbahuka faunzhur maatsaa taraa qaala yaa abati if'al maa tu/maru satajidunii in syaa-a allaahu mina alshshaabiriina 102.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "wahai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "wahai Ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
falammaa aslamaa watallahu liljabiini 103.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
wanaadaynaahu an yaa ibraahiimu 104.
Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
qad shaddaqta alrru/yaa innaa kadzaalika najzii almuhsiniina105.
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu [*] sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
[*] Yang dimaksud dengan "membenarkan mimpi" ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksanakannya.

Karena didasari sebuah ketakwaan yang kuat,, Perintah Alloh pun dilaksanakan. walau pada akhirnya Nabi Ismail tidak jadi disembelih dan digantikan dengan Qibas (Domba dari surga). Dari peristiwa kisah diatas, mengandung pelajaran penting bagi peningkatan kualitas pribadi seorang muslim.
Dan melahirkan beberapa Hikmah yang dapat kita ambil yaitu :
  • Ketakwaan
Pengertian takwa terkait dengan ketaatan seseorang hamba kepada sang khalik untuk menjalankan printah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.Dalam hal ini kerelaan Nabi Ibrahim untuk menyembelih Anaknya  atas perintah Alloh SWT. menandakan Tingginya ketakwaan Nabi Ibrahim AS.Dengan Kuasa Alloh Bukanlah Nabi Ismail yang di sembelih melainkan Qibas (domba dari surga). Peristiwa ini pun mencerminkan bahwa islam sangat menghargai nyawa dan menjungjung tinggi peradaban manusia.

  • Kesabaran
Coba kita lihat Apa yg di ucapkan Nabi Ismail ketika ayahnya menyampaikan Perintah tersebut :
"wahai Ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Kepatuhan, ketaatan dan kepasrahaan ini hasil dari sebuah pemahaman keyakinan dan keimanan yang mutlak kepada Alloh SWT.Karena sesungguhnya segala yang datang dari Alloh adalah Kebenaraan. Hakikatnya sabar bukan sekedar menahan marah atau menahan emosi, tetapi lebih dari itu Kesabaran haruslah datang dari jiwa yang dipenuhi dengan keyakina dan keimaan atas kebenaran yang datang dari Alloh SWT.
  • Keikhlasan
Setelah melalu pergolakan bating yang sangat luar biasa. Akhirnya Nabi Ibrahim memantapkan hati untuk melaksanakan printah Alloh itu. Karena beliau menyadari bahwa Alloh yang memberi anugrah keturunan maka Allaoh pula yang akan mengambilnya kembali. Harta, tahta , kekuasaan, jabatan, keturunan dan segala anugrah kenikmatan yang kita rasakan. hakikatnya milik Alloh dan Alloh berhak mengambilnya kembali. Maka di Sunnahkan bagi yang mampu untuk mengikhlaskan sebagian hasil jerih payahnya demi berbagi kepada sesamanya.

  • Syiar Agama Islam
Berqurban adalah sebagian dari syiar Islam seperti yang dijelaskan dalam QS AL Hajj ayat 34 :
walikulli ummatin ja'alnaa mansakan liyadzkuruu isma allaahi 'alaa maa razaqahum min bahiimati al-an'aami fa-ilaahukum ilaahun waahidun falahu aslimuu wabasysyiri almukhbitiina 34.
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),

  • Solidearitas sosial (Kesolehan sosial)
Hari idul Adha dan hari tasyrik itu disunahkan bagi kaum muslim yang mampu untuk berqurban. kemudian hasil sembelihan itu dibagikan kepada masyarakat sekitar  atau tetangga terdekat dan terutama kalangan yang tidak mampu.Ini menandakan bahwa Ajaran islam begitu memperhatikan solidaritas sosial. Karena dengan membagikan kepada kalangan yang tidak mampu merupakan bentuk kepedulian sosial seorang muslim kepada sesamanya. Selain menumbuhkan rasa solideritas juga merekatkan ukhuwah islamiyah. Di hari raya ini pula jalan pemersatau antara ummat beragama. dengan ini muslim dan non muslim dapat saling menghormati dan menghargai.


Jadi perayaan Idul Adha ini kita jadikan momentum untuk lebih berserah diri kepada Alloh SWT. menjungjung tinggi segala apa yang diperintahkanNya dan menjauhi apa yang dilarangnya. Mudah mudahan dengan ini kita senantia berserah diri kepada Nya dan mengharap Ridho dan ampunaNya.
Akhir kata  "Wallahu'alambisshawab"

Daftar pustaka : Al Quran dan Buletin "Ikhlas" (wahana ilmu dan dakwah)
 oleh Ahmad Hikam pada 30 Oktober 2012 pukul 23:28 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar