Sabtu, 08 Desember 2012

Dirikanlah SHOLAT



Saat adzan berkumandang
Tanda telah datangnya panggilan Tuhan
Wahai orang orang yang beriman
Segeralah penuhi panggilan tuhan

Lepaskanlah  baju kesombonganmu
Lepaskanlah  baju kedzolimanmu
Sucikanlah  jiwa dan ragamu
Segeralah . . . !!!

Segeralah menghadap Tuhan
Dengan penuh kekhusyu’ dan ketawaddu’an
Sempurnakanlah syarat dan rukunya
Agar sholat diterima disisiNya

Janganlah termasuk Pencuri sholat
Dan jangan pula  melalaikanya
Agar tidak menyesal nantinya
Maka, Segerlah . . . !!!

Sholat. . . sholat. . . sholat !!!
Karena sholat tiang Agama
Amal yang pertama kali ditanya
Segerlah , dirikan Sholat . . . .


Sabtu, 01 Desember 2012

Jilbab Zahrana


 Cerpen yang menggugah hati karya  "Annisa Fitri Maharani Thea" Selamat membaca



            Perkenalkan , namaku Agnesya Agustin Maharanni , aku adalah putri tunggal dari Ny. Meisya dan Tn. Alexander , salah satu pengusaha besar di daerah Blitar . Sebenarnya aku tidaklah kekurangan biaya hidup sepeserpun , apa yang aku inginkan pasti akan ayah ibu ku berikan namun, karena keinginan besarku untuk hidup mandiri , maka aku putuskan untuk mencari pekerjaan jauh dari kedua orang tua ku .
            Hingga akhirnya aku mendapat pekerjaan sebagai seorang sekretaris manager keuangan di salah satu perusahaan swasta di daerah Bandung .
            Aku tak pernah sedikitpun percaya pada suatu agama pun . Istilahnya sih Atheis tulen , Aku sungguh bebas tanpa terkait dengan agama apapun . Namun semua berubah sejak aku pindah ke kost an baru ku di daerah Wastu kencana . Aku satu kamar dengan seorang muslimah yang jelita dan taat beragama bernama Zahrana Nurul Laila Ramadhani .
            Kehidupanku biasa saja saat itu  hingga akhirnya suatu senja sepulang kerja , sayup ku dengar Anna sedang mengaji. Karena rasa penasaranku yang tinggi , aku lalu mengupingnya dan mendengarkan lantunan-lantunan yang keluar dari bibir tipisnya .  Astaga , disela bacaan nya yang merdu dia terisak seolah memendam kerinduan yang terdalam . Setelah selsai mengaji dia bersujud dan mengucap kata ‘ Alhamdulillah ‘ berulang kali .
“ Nessa..” kontan aku terlonjak kaget saat Anna tiba-tiba saja memanggilku ,
“Ness , Lagi apa kok nggak masuk ?? “
“ Ehhhh , tadinya aku mau masuk , tapi ngga enak , takut ganggu . “ Jawabku tergagap .
“ Nggaa , gak apa-apa kok , harusnya kamu masuk aja “
“ Heheheehhe , sorry deh , sorry , tadi aku tuh meerrr,,,, “ Eh keceplosan
“ Merr , mer apa ?? merhatiin aku yaa ??” goda Anna nakal .
“ Ehhehehhehe , dikit siihhh “
“Emmhhhh , eh , kamu kok udah pulang lagi ??
“ Iyya Na’ nggak ada kerjaan sih , aku mandi dulu yaa , gerah niih “
“ Owh iyya mangga .airnya udah aku siapin tuh biar kamu bias langsung mandi . “
“ Ok,thanks yah sob “
“ iyyah sama-sama “ Zahrana memang teman , bahkan sahabat yang baik dan pengertian padaku . Dia bilang sih , sudah menjadi kewajiban yang harus dia lakukan untuk membantu sesama manusia .
            Brrr ….
Dingin banget deh kayaknya , udara Bandung yang sejuk semakin membuat badanku menggigil saja , dinginnya seolah menusuk ke dalam tulang sumsum ku . Aku langsung saja menuju dapur dan mencari makanan .
“ Ehh ada mie goreng nganggur , pas banget “ fikirku
“ Mie siapa niiihh ?? “ teriakku pada Zahrana yang baru saja mengambil air wudhu , shalat magrib sepertinya .
“ Itu mie buat kamu , tadi sekalian kau bikini buat aku buka puasa . “
“ Senin Kamis yah ?? “
“ Iyyaps betul betul betul , hehehe , Aku shalat maghrib dulu yaa ??
“ Siipp , aku makan duluan deh , laper nih , udah pada demo nih cacing-cacing diperut “
“  Iyya sok aja”
“ Okkedehhh kakak “ sahutku . Zahrana pun kembali ke kamar untuk shalat .
            Setelah selsai makan akupun langsung menuju kamar , Kulihat Zahrana tengah mengaji , lagi . Ada perasaan aneh yang menyusup ke dalam kalbuku setiap kali aku mendengarnya mengaji , seolah ingin mendengarnya terus mengaji , tanpa terasa air mata ku mengalir membasahi pelupuk mata ini .
“ Masuk Ness “ ujar Zahrana lirih , rupanya sedari tadi dia tahu bahwa aku tengah menguping .
“ Ness , kamu ngga apa-apa kann ? “
“ Annn , aku ingin belajar membaca Al-Qur’an “ isak tangisku mulai mereda .
“ Subhanallah , Alhamdulillah , benarkah itu ?” Anna seolah tak percaya .
“ iiii..ya Na’ aku ingiinn mengaji seperti mu” “ Sungguh Ness, aku angat bahagia sekali mendengar keinginan mu itu , tapi aku benar-benar nggak bisa  bantu kamu “
“ Kenapa ?? apa kau tidak pantas untuk masuk Islam ?? “ jujur saja hatiku teramat kecewa mendengar perkataan Zahrana tadi .
“ Bukan begitu sayang , “ Zahrana memeluk tubuhku bagai memeluk adiknya . Usia Zahrana dan aku memang hanya terpaut bebrapa bulan saja, namun , kedewasaan Zahrana begitu tinggi , sehingga aku merasa dia lebih pantas untuk menjadi kakak ku daripada sahabatku .
“ Membaca Al-Quran tak semudah yang kita bayangkan , membaca Al-Quran pun harus dibarengi dengan diri yang suci, Al-Quran bukanlah seperti Koran ataupun , maaf aku tak bermaksud menyinggung mu “
“ Teruskan Anna , jika kau menganggap aku sahabat mu “
“Baiklah , Al-Quran bukanlah seperti Koran ataupun kitab lain nya , Al-Quran dijaga keasliannya hingga akhir zaman “
            Dan begitu seterusnya , Zahrana adalah guru awal untukku mengenal agama yang indah ini , Zahrana terus mengajariku hal kecil uang berkaitan dengan Islam .
            Hari demi hari , waktu demi waktu berlalu , aku semakin lebih mendalami agama islam , rasanya , aku sudah sangat jatuh cinta pada agama pembawa kedamaian ini .
            Hingga suatu senja , sepulang kerja aku tak mendapati Zahrana dirumah , aku hanya menemukan sebuah jilbab dan gamis kesayangan Zahrana serta sepucuk memo bertuliskan ‘ Jadilah muslimah sejati yang mewangi seharum dan seindah kesturi diantara taman taman syurgawi, maafkan aku Anna , aku sudah tak mampu lagi mengajarimu hal-hal indah dalam Islam , kelak jika suatu saat takdir dapat mempertemukan kita lagi , meski tak di kefanaan ini aku sangat berharap mampu melihat anggun dan jelita parasmu tengah mengenakan jilbab , salam sayangku untukmu wahai bidadari jelita yang kelak akan menghiasi indahnya syurga dengan kehalusan budi dan keimanan yang kuat ‘ itulah pesan terakhir nya untukku .
            9 bulan berlalu semenjak kepergian Zahrana , kini aku telah menjadi seorang muslimah sama hal nya  seperti Zahrana , bahkan  kini aku menjadi salah seorang pengajar tetap disuatu pondok pesantren dikota Bandung . namaku ku ubah menjadi Aisyah nur zahrana hidayati. Semakin hari kekuatan imanku semakin bertambah saja .
            Satu hari setelah resepsi pernikahanku dengan putra Kiyai pemilik pondok pesantren tempatku mengajar, orang tua Zahrana datang kerumah kami dan memberi kabar bahwa Zahrana sahabatku telah mendahului kami semua untuk bertemu dengan sang Maha Cinta karena penyakit kangker otak yang sejak 6 tahun dia derita namun tak kunjung membaik juga .
            Jujur saja , aku benar – benar tak menyangka bahwa selama ini dia begitu rapih menyembunyikan rasa sakit yang menderanya dihadapan ku . Aku amat terpukul mendengar berita ini , aku hampir tak kuasa menahan tubuhku yang limbung , untung saja kang Zaki suamiku cepat menahan tubuhku sehingga aku tidak terjatuh ke lantai.
“ Sabarlah sayang , berdoa lah untuk sahabatmu , aku yakin kamu wanita yang tegar ,” suamiku berusaha menenangkan ku ,

            Dear Zahrana
            Sahabatku, lihatlah kini jilbabmu melekat indah dalam tubuhku ,melindungi anggun parasku dari terik nya matahari , melindungi indah pesonaku dari mata laki-laki yang bukan mahramku , Zahrana sayang , terima kasih telah menerangi kelam hariku dengan cahayamu , tunggu aku di taman syurga dan nantikan aku penuh kerinduan ,,
            Doakan aku sayang , agar aku mampu menajdi seorang muslimah sejati yang selalu taat beribadah pada sang Maha Cinta seperti yang selama ini telah engkau ajarkan padaku,
            Uhibbuka fillah ya ukhty ,,

*** TAMAT ***

http://www.facebook.com/notes/annisa-fitri-maharani-thea/jilbab-zahrana/439103766146241

Senin, 26 November 2012

Kurangnya minat membaca Mahasiswa UIN





Minat membaca Mahasiwa UIN sangat rendah. Ini ditunjukan dengan referensi tugas perkuliahan yang minim dan cenderung tidak relvan dengan tugas perkuliahan. selain itu,  minat mahasiswa keperpustakaan juga tergolong sangat rendah. jika menyaksikan mahasiswa ketika dilingkungan kampus UIN SGD BDG. Khususnya di fakultas dakwah dan komunikasi disaat jeda perkuliahan. Atau jam pelajaran kosong. Kegiatan yang mereka lakukan adalah duduk ditemani secangkir kopi dan beberapabatang rokok sambil berbincang bincang hal hal yang tidak ada kaitanya dengan materi perkuliahan. Dan jarang sekali terlihat mahasiswa yang duduk sambil membaca buku.
Rendahnya minat membaca mahasiswa sekarang ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pengaruh lingkungan. Perkembangan teknologi seperti internet memudahkan siapa saja mengakses informasi. Mahasiswa tidak perlu repot-repot membaca koran atau buku untuk memperoleh informasi sekarang ini. Cukup bermodalkan gadget canggih seperti Smart Phone, PC Tablet, dan Laptop serta koneksi internet, berbagai informasi dengan mudah mereka dapatkan.Keberadaan internet membuat setiap hal terasa lebih praktis. Dari pada repot membaca buku tebal, banyak mahasiswa memilih mencari referensi melalui internet. Hal itulah yang mebuat mereka semakin bergantung pada internet dan meninggalkan buku sebagai acuan mendapatkan informasi dan ilmu.        
Jika sudah seperti ini mahasiswa yang malas membaca buku, maka akan sulit merubah kebiasaan tersebut. Salah satu hal yang akan mendorong mahasiwa membaca biasanya karena tuntutan tugas kuliah atau memang karena dosen yang memaksa. Hal yang penting untuk menumbuhkan minat baca mahasiswa adalah kesadaran. Mahasiswa harus sadar bahwa membaca buku adalah kebutuhan primer yang mutlak diperlukan agar mereka semakin berwawasan luas. Selain mereka harus dipacu untuk berkunjung ke perpustakaan. Perpustakaan sebagai sumber belajar dan informasi telah terbukti mempunyai kedudukan yang sangat penting yaitu jantungnya perguruan tinggi atau universitas di negara-negara maju. Di sini perpustakaan harus berusaha ikut berperan aktif membantu mahasiswa meningkatkan ketrampilan membaca, dengan mempromosikan buku-buku atau bacaan lainnya yang terbaru dan berkualitas, serta menginformasikan layanan baru yang dapat menunjang aktivitas membaca.


Selasa, 20 November 2012

Hasil wawancara bersama seorang PSK

Hasil penelitian yang kami lakukan pada hari sabtu malam minggu  tanggal 03 November 2012, pukul 22.00-01.00 WIB di Stasiun bandung. kami berhasil mewawancarai salah seorang PSK  yang bernama Ati (bukan nama sebenarnya). Adapun hasil wawancara yang kami dapat adalah sebagai berikut : Ati berumur 32 tahun, ia asli limbangan (perbatasan gartut tasik), Ati dan suaminya bercerai dan hak asuh anak jatuh pada tangannya. anaknya seorang laki laki berumur 4 tahun.
dengan pekerjaannya ia berusaha membiayai anaknya. Adapun tarif yang dia patok kepada setiap pelanggannya yaitu Rp 150.000– Rp 350.000.

Selama dia menjajakan dirinya dari jam 22.00– 04.00 (subuh) ada saja orang yang memakainya tidak pernah seharipun dia tidak dipakai, kecuali ketika datang bulan dia istirahat bekerja. dia bisa melayani 1-17 orang dalam waktu semalaman. Menurut keterangan Ani, PSK di kota Bandung kebanyakan adalah pendatang dari luarkota Bandung. seperti dari Garut, Majalaya, Tasik, Cimahi, Padalarang, Ciwidey,Cianjur, Sukabumi, Indramayu. Razia gabungan di kota Bandung dilaksanakan 2 kali dalam setahun. Dan selama menjadi PSK, Ani pernah tertangkap razia sebanyak dua kali di daerah yang berbeda-beda yaitu, Lembang, Sukabumi.

Menurutnya  menjadi psk itu memang bukan tujuanya. Dia menjalani pekerjaan ini karena terpaksa. Selain karna faktor ekonomi juga faktor keluarga yaitu bercerai dengan suaminya karena berselingkuh. Dia menuturkan sebenarnya dalam menjalani pekerjaan ini ada perasaan takut dosa yang sangat besar. Karena dia tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara. Dan senda gurau belaka, dia meyakini bahwa setiap manusia pasti akan mati. Salah satu hal yang menark dari wawancara ini ketika kami bertanya pendapat nya mengenai FPI (front pembela islam) salah satu organisasi islam yang mengedepankan Amar Ma’ruf  Nahi Mungkar,  yang selalu ikut serta dalam merazia Psk ?

Ati menjawab bahwa FPI salasatu organisasi yang bagus, dia beralasan karena sebenarnya fpi itu menginkan kita menjadi orang yang baik. Mengajak kita para pelacur atau psk kembali kepada fitrah. Jalan yang benar yang diridhoi Alloh Swt. Jawaban itu sekaligus mengakhiri wawancara kami dimalam itu. Dan kami berpesan semoga dia mendapat hidayah dari Alloh swt dan bisa kembali kejalan yang benar. Diapun meminta agar kita mendoakanya jika dia mempunyai modal yang cukup besar, dia ingin mendirikan usaha sendiri warung nasi .Ani juga mempunyai harapan lain, dia ingin agar segera mendapatkan pasangan hidup yang baik. Yang dapat membiayai dirinya, sehingga dia meninggalkan pekerjaan tersebut. Dan tentunya  bisa menbawa dia kepada kebahagian dunia dan akhirat.


Rabu, 14 November 2012

Latihan berpidato dengan pohon sebagai Madunya























Mengambil Ibrah (pelajaran) dari peristiwa hijrah




Berbicara tentang hijrah, tentang Muharram, atau tentang tahun baru Islam, tidak ada sesuatu yang baru atau menarik bagi kita. Sekilas kita merasa, sudah terlalu pandai dalam mengenali perstiwa yang satu ini. Sudahkah khasanah keilmuan kita, memadai sebagai seorang muslim yang sejatinya mengenal dengan baik tentang bulan-bulan Islam atau tahun hijriah.Terlepas dari itu semua tidak ada salahnya kita mengingat kembali sebuah pristiwa bersejarah yang patut kita kenang.Tak terasa kita sudah memasuki tahun baru islam 1434hijriah. itu artinya Hijrah Rasullulah SAW bersama para sahabatnyatelah berumur 1434 hijriah.

Sejarah mencatat, manusia pertama yang berhasil mengkristalisir hijrah nabi sebagai event terpenting dalam penaggalan Islam adalah Sayyidina Umar bin Al Khattab r.a, ketika beliau menjabat sebagai Khalifah. Hal ini terjadi pada tahun ke-17 sejak Hijrahnya Rasulullah Saw dari Makkah ke Madinah.
Alasanya Sayidina Umar r.a. ketika itu lebih condong kepada pendapat sayidina Ali karamallâhu wajhah yang meng-afdoliah-kan peristiwa hijrah sebagai tonggak terpenting ketimbang event-event lainnya dalam sejarah Islam. pada masalah yang satu ini, Relevan dengan klaim beliau: “Kita membuat penaggalan berdasar pada Hijrah Rasulullah Saw, karena hijrah tersebut merupakan pembeda antara yang hak dengan yang batil.

Makna Hijrah Secara harfiah hijrah artinya berpindah. Secara istilah ia mengandung dua makna yaitu makani dan maknawi . Hijrah makani artinya hijrah secara fisik. Berpindah dari suatu tempat yg kurang baik menuju yg lebih baik dari negeri kafir menuju negeri Islam. Adapun hijrah maknawi artinya berpindah dari nilai yg kurang baik menuju nilai yg lbh baik dari kebatilan menuju kebenaran dari kekufuran menuju keislaman. Ringkasnya hijrah kepada tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Makna terakhir oleh Ibnu Qayyim bahkan dinyatakan sebagai al-hijrah al-haqiqiyyah . Alasannya hijrah fisik adalah refleksi dari hijrah maknawi itu sendiri. Dua makna hijrah tersebut sekaligus terangkum dalam hijrah Rasulullah saw. dan para sahabatnya ke Madinah. Secara makani jelas mereka berjalan dari Mekah ke Madinah menempuh padang pasir sejauh kurang lbh 450 km. Secara maknawi juga jelas mereka hijrah demi terjaganya misi Islam. Al-Qahthani menyatakan bahwa hijrah sebagai urusan yg besar. Hijrah berhubungan erat dgn al-wala’ wal-bara’ . Bal hiya min ahammi takaalifahaa bahkan ia termasuk manifestasi yg paling penting. Penting krn menyangkut ketepatan sikap seorang muslim dalam memberikan perwalian kesetiaan dan pembelaan.

Hijrah menggambarkan perjuangan menyelamatkan akidah, penghargaan atas prestasi kerja, dan optimisme dalam meraih cita-cita. Itulah sebabnya, Fazlur Rahman menyebut peristiwa hijrah sebagai marks of the beginning of Islamic calender and the founding of Islamic Community. Sebagaimana klaim seorang profesor di bidang kultur Indo-Muslim Universitas Harvard, Annemarie Schimmael, menyebut hijrah sebagai tahun (periode) menandai dimulainya era muslim dan era baru menata komunitas muslim."Kelahiran Piagam Madinah, yang oleh Montgomery Watt disebut sebagai Konstitusi Madinah dan konstitusi modern yang pertama di dunia, adalah proklamasi tentang terbentuknya suatu ummah".
Karena hijrah bukanlah pelarian akibat takut terhadap kematian, karena tidak mung-kin Rasulullah takut terhadap kematian. Sebab jika Rasulullah Saw mempertahankan eksistensi kaum muslimin di Makkah kala itu, ini akan menyulitkan kaum muslimin itu sendiri, yang waktu itu baru berjumlah 100-an orang. Rasulullah berhijrah setelah mempersiapkan kondisi psikologis dan sosiologis di kota Madinah dengan mengadakan perjanjian Aqabah I dan Aqabah II di musim haji.  Adapun makna hijrah untuk menarik relevansi kekiniannya, jelas tidak harus menggunakan parameter sosiologis sejarah jaman Rasulullah. Karena menarik sosiologi sejarah menjadi kemestian yang harus dilalui itu merupakan kemuskilan. Karena Rasulullah telah tiada. Jadi memaknai makna hijrah saat ini adalah dengan menarik peristiwa itu sebagai ibrah (pelajaran).
"Cita-cita dari hijrah Nabi Saw adalah untuk mewujudkan peradaban Islam dalam wujud masyarakat yang adil, humanis, egaliter, dan demokratis tercermin dalam keputusan Nabi mengganti nama Yastrib menjadi Madinah, atau Madinatul Munawarah (kota yang bercahaya)".

Tidak terasa umur kita bertambah satu tahun lagi. Itu berarti jatah hidup kita berkurang dan semakin mendekatkan kita kepada kematian. Pelajaran yang terbaik dari perjalanan waktu ini adalah menyadari sekaligus mengintrospeksi sepak terjang kita selama ini. Ibrah lainya dapat ditafsirkan oleh para pembaca sendiri. yang jelas sudah seharusnya kita sebagai muslim menghayati dan mengamalkan arti hijrah sebagaimana mestinya. seorang ulama besar Tabi'in, Hasan Al-Basri, berkata : "Wahai manusia sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari, setiap hari berkurang, berarti berkurang pula bagianmu." Umar bin Khatab berkata, "Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab." Wallahu a'lam bishshowab...

Referensi :
Tafsir Al quran Ibnu Katsir
Ceramah Marhadi Muhayar, Lc., M.A.
Pusat informasi dan komunikasi islam indonesia

Hikmah idul Adha (hikmah kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi ismail )


Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar..
Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.

Perayaan Idul Adha ditandai dengan penyembelihan hewan Qurban. Yang membawa pikiran, hati dan keimanan kita larut pada peristiwa puluhan Abad yang lalu. Dimana Alloh Abadikan kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi ismail pada Al Quran Surat Ash Shaffat ayat 102- 105 :

falammaa balagha ma'ahu alssa'ya qaala yaa bunayya innii araa fii almanaami annii adzbahuka faunzhur maatsaa taraa qaala yaa abati if'al maa tu/maru satajidunii in syaa-a allaahu mina alshshaabiriina 102.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "wahai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "wahai Ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
falammaa aslamaa watallahu liljabiini 103.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
wanaadaynaahu an yaa ibraahiimu 104.
Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
qad shaddaqta alrru/yaa innaa kadzaalika najzii almuhsiniina105.
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu [*] sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
[*] Yang dimaksud dengan "membenarkan mimpi" ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksanakannya.

Karena didasari sebuah ketakwaan yang kuat,, Perintah Alloh pun dilaksanakan. walau pada akhirnya Nabi Ismail tidak jadi disembelih dan digantikan dengan Qibas (Domba dari surga). Dari peristiwa kisah diatas, mengandung pelajaran penting bagi peningkatan kualitas pribadi seorang muslim.
Dan melahirkan beberapa Hikmah yang dapat kita ambil yaitu :
  • Ketakwaan
Pengertian takwa terkait dengan ketaatan seseorang hamba kepada sang khalik untuk menjalankan printah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.Dalam hal ini kerelaan Nabi Ibrahim untuk menyembelih Anaknya  atas perintah Alloh SWT. menandakan Tingginya ketakwaan Nabi Ibrahim AS.Dengan Kuasa Alloh Bukanlah Nabi Ismail yang di sembelih melainkan Qibas (domba dari surga). Peristiwa ini pun mencerminkan bahwa islam sangat menghargai nyawa dan menjungjung tinggi peradaban manusia.

  • Kesabaran
Coba kita lihat Apa yg di ucapkan Nabi Ismail ketika ayahnya menyampaikan Perintah tersebut :
"wahai Ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Kepatuhan, ketaatan dan kepasrahaan ini hasil dari sebuah pemahaman keyakinan dan keimanan yang mutlak kepada Alloh SWT.Karena sesungguhnya segala yang datang dari Alloh adalah Kebenaraan. Hakikatnya sabar bukan sekedar menahan marah atau menahan emosi, tetapi lebih dari itu Kesabaran haruslah datang dari jiwa yang dipenuhi dengan keyakina dan keimaan atas kebenaran yang datang dari Alloh SWT.
  • Keikhlasan
Setelah melalu pergolakan bating yang sangat luar biasa. Akhirnya Nabi Ibrahim memantapkan hati untuk melaksanakan printah Alloh itu. Karena beliau menyadari bahwa Alloh yang memberi anugrah keturunan maka Allaoh pula yang akan mengambilnya kembali. Harta, tahta , kekuasaan, jabatan, keturunan dan segala anugrah kenikmatan yang kita rasakan. hakikatnya milik Alloh dan Alloh berhak mengambilnya kembali. Maka di Sunnahkan bagi yang mampu untuk mengikhlaskan sebagian hasil jerih payahnya demi berbagi kepada sesamanya.

  • Syiar Agama Islam
Berqurban adalah sebagian dari syiar Islam seperti yang dijelaskan dalam QS AL Hajj ayat 34 :
walikulli ummatin ja'alnaa mansakan liyadzkuruu isma allaahi 'alaa maa razaqahum min bahiimati al-an'aami fa-ilaahukum ilaahun waahidun falahu aslimuu wabasysyiri almukhbitiina 34.
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),

  • Solidearitas sosial (Kesolehan sosial)
Hari idul Adha dan hari tasyrik itu disunahkan bagi kaum muslim yang mampu untuk berqurban. kemudian hasil sembelihan itu dibagikan kepada masyarakat sekitar  atau tetangga terdekat dan terutama kalangan yang tidak mampu.Ini menandakan bahwa Ajaran islam begitu memperhatikan solidaritas sosial. Karena dengan membagikan kepada kalangan yang tidak mampu merupakan bentuk kepedulian sosial seorang muslim kepada sesamanya. Selain menumbuhkan rasa solideritas juga merekatkan ukhuwah islamiyah. Di hari raya ini pula jalan pemersatau antara ummat beragama. dengan ini muslim dan non muslim dapat saling menghormati dan menghargai.


Jadi perayaan Idul Adha ini kita jadikan momentum untuk lebih berserah diri kepada Alloh SWT. menjungjung tinggi segala apa yang diperintahkanNya dan menjauhi apa yang dilarangnya. Mudah mudahan dengan ini kita senantia berserah diri kepada Nya dan mengharap Ridho dan ampunaNya.
Akhir kata  "Wallahu'alambisshawab"

Daftar pustaka : Al Quran dan Buletin "Ikhlas" (wahana ilmu dan dakwah)
 oleh Ahmad Hikam pada 30 Oktober 2012 pukul 23:28 

Minggu, 28 Oktober 2012

Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung

 

 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
Sunan Gunung Djati Bandung


Makna Lambang
Berpedoman kepada Visi, Misi, dan Tujuan UIN SGD Bandung
 sebagai implementasi dari QS Ali Imran : 190-191 yaitu seorang Ulul Albab 
yang memiliki karakteristik keseimbangan antara dzikir dan pikir;
Bintang Bersegi Lima Warna Emas merupakan titik poros utama melambangkan Allah SWT sebagai sumber dari segala sumber seluruh kehidupan manusia,
 termasuk ilmu pengetahuan yang tercermin dalam Ayat-ayat Qur’aniyah, 
dan sekaligus melambangkan 
“Rukun Islam” dan “Pancasila” sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Bintang Bersegi Enam Warna Putih melambangkan “Ayat-ayat Kauniyah” 
yang harus digali, dikelola, dan dikembangkan oleh manusia, serta dibimbing oleh wahyu untuk mewujudkan manusia sebagai khalifah di muka bumi yang bertugas untuk 
memakmurkan alam, dan sekaligus melambangkan “Rukun Iman”;
Buku-buku Terbuka Warna Hijau Muda yang melingkar melambangkan 
dinamika pengembangan rumpun keilmuan yang beranekaragam, luas, dan mendalam 
berdasarkan paradigma Wahyu Memandu Ilmu, 
merupakan tekad seluruh sivitas akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung
 sebagai icon peradaban untuk siap menyambung kembali zaman keemasan 
peradaban Islam abad ke 9-13 Masehi;
Berlian Berjumlah Dua Belas Warna Biru yang membingkai melambangkan 
perpaduan Iman, Ilmu, dan Amal, 
serta menggambarkan jumlah 
huruf “Laa Ilaaha Illallah” 
sebagai simbol “Sains Tauhidullah”.




HISTORY OF UIN SGD ESTABLISHMENT
HISTORY OF UIN SGD BANDUNG ESTABLISHMENT

The history of Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung cannot be separated from the history of IAIN (State Institute for Islamic Studies) SGD Bandung. Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung was formally established based on the Decree of the President of Republic of Indonesia Number 57/ 2005. Meanwhile, IAIN Sunan Gunung Djati Bandung was established on April 18th 1968/ 10 Muharram 1388 Hijriyah based on the Ministry of Religious Affairs (MORA) Regulation Number 56/1968.
IAIN Sunan Gunung Djati Bandung existed as a result of the demand of Muslims prominent figures in West Java. The process began in 1967 when a number of respected figures, like Ulama and Muslim intellectuals such as K.H.A. Muiz, K.H.R. Sudja’i, and Arthata along with the consent of the Governor of West Java, took the initiative to form the Preparation Committee for IAIN. This committee was approved by the MORA Regulation Number 128/1967.
Furthermore, under the MORA Regulation Number 56/1968, at the time of the establishment, IAIN Sunan Gunung Djati Bandung had only four faculties: (1) The Faculty of Islamic Laws; (2) The Faculty of Islamic Education; (3) The Faculty of Theology in Bandung, and (4) The Faculty of Islamic Education in Garut. The Faculties were located at Jalan Lengkong Kecil Number 5 Bandung.In 1973, IAIN moved to Jalan Tangkuban Perahu Number 14 Bandung. Since 1974, IAIN has been located on Jalan Cipadung 105 Bandung. Due to changes on the district division in 1970, The Faculty of Islamic Education in Bogor and The Faculty of Islamic Laws in Sukabumi which were initially branches of the IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, were integrated into IAIN Bandung. The same was true for the Faculty of Islamic Education in Cirebon which became a branch of the IAIN Sunan Gunung Djati Bandung on March 5th 1976.
Until 2009, UIN Bandung which has seven faculties of Undergraduate Studies and one faculty of Postgraduate Studies has been led by seven rectors: Prof. K.H. Anwar Musaddad (1968-1972), Letkol H. Abjan  Soelaeman (1972-1973), Drs. H. Solahuddin Sanusi (1973-1977), Drs. H. Djauharuddin AR (1977-1986), Prof. DR. H. Rachmat Djatnika  (1986-1995), Prof. Dr. H. Endang Soetari Ad., M.Si. (1995-2003), and Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, MS. (2003-2011).In 2005, based on The Decree of the President of Republic of Indonesia Number 57/ 2005, 10 October 2005/ 6 Ramadhan 1426 H, the status of IAIN Bandung was changed into UIN Sunan Gunung Djati Bandung.  Then, in 2006, based on the rule of Religion Minister of the Republic of  Indonesia Number 6/2006 on organization and Work Management, two additional faculties were established: Faculty of Science and Technology and Faculty of Psychology.   

GOALS
The goals of Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung are:
  1. To prepare students who possess the characteristic of akhlak al-karimah, spiritual wisdom, knowledgeable, and professional.
  2. To develop research into the development, the process and product of science and technology on Islamic values and social responsibility.
  3. To spread Islamic sciences and other Islamic based-sciences to strive to the social welfare and enrich national culture.
Vision
The vision of Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung is to make an excellent and competitive university in integrating and developing Islamic studies with the contemporary sciences based on the paradigm: revelations guide science.

Mission
The mission of Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung is to prepare the Ulul Albab generation that has the capability of:
  1. Combining and practicing zikr and fikr in their entire life;
  2. Possessing spiritual, emotional, and intelligent quotient;
  3. Finding, developing, and applying science, technology, social, culture, and art.

Sumber : http://www.uinsgd.ac.id



Sabtu, 27 Oktober 2012

Tentang FPI



PERSPEKTIF ORGANISASI
"Posisi FPI menjadi semacam Pressure Group di Indonesia, untuk mendorong berbagai unsur pengelola negara agar berperan aktif dalam memperbaiki dan mencegah kerusakan moral dan akidah umat Islam, serta berinisiatif membangun suatu tatanan sosial, politik & hukum yang sejalan dengan nilai-nilai syariat Islam"

(Habib Rizieq, Ketua Umum FRONT PEMBELA ISLAM, 2007).
Posisi dan Potensi Islam Perlu Dilihat Dalam Perspektif Yang Benar dan Adil
Memahami ajaran Islam dalam perspektif yang benar adalah prasyarat untuk memahami motif aksi dan reaksi umat Islam terhadap berbagai persoalan sosial dan politik. Islam bukanlah agama yang mengajarkan nilai-nilai permusuhan dan kebencian apalagi anarkisme dan terorisme. Sebaliknya Islam mengajarkan nilai-nilai akhlak yang universal, nilai-nilai baku moral yang kompatibel diaplikasikan bagi seluruh umat manusia. Dalam kitab suci umat Islam, Al-Quran, dinyatakan bahwa keberadaan Islam di muka bumi ini merupakan rahmat (kebaikan) yang bisa dinikmati semua makhluk yang ada di alam semesta ini (rahmatan lil alamin). Nilai-nilai ajaran Islam juga mencakup wilayah kebaikan yang sangat luas, mulai dari petunjuk cara bersosialisasi yang lebih baik, nilai-nilai akhlak yang memuliakan esensi hidup manusia, sistim politik dan hukum yang adil, pola perdagangan yang adil hingga konsep pengelolaan energi dan lingkungan hidup yang berkesinambungan.
Kehadiran gerakan Islam terjadi karena adanya ketidakadilan yang dialami umat Islam dan adanya gerakan-gerakan lokal dan global yang mengancam nilai-nilai akidah (keimanan) umat Islam. Upaya pembelaan umat Islam secara terorganisasi merupakan hal mendesak yang dilakukan karena globalisasi yang ada saat ini sudah menjelma menjadi penjajahan gaya baru, melalui upaya-upaya pemaksaan sistim politik, budaya dan sosial ke bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Upaya-upaya pengrusakan dari dalam umat Islam sendiri perlu dihadapi dengan tegas, misalnya upaya pembiasan makna pluralitas atau upaya liberalisasi ajaran Islam. Islam sangat menghargai adanya pluralitas dalam hubungan sosial antar berbagai bangsa termasuk hubungan sosial antar umat beragama, namun menolak tegas pluralitas agama yaitu upaya-upaya mencari kesamaan prinsip diantara berbagai agama yang ada. Toleransi antar umat beragama hendaknya difokuskan pada upaya-upaya mencari pola untuk saling menghormati atas perbedaan yang ada tanpa rasa permusuhan, dan ini jelas terkandung dalam kitab suci umat Islam, Al-Qur´an, dalam surat Al-Kafirun, "untukmu agamamu, dan untukku agamaku".
Posisi Tawar Umat Islam Indonesia Harus Diperhitungkan, dan Ini Harus Diwujudkan Dalam Bentuk Perhatian Yang Lebih Besar Terhadap Hak Kolektif Umat Islam
Di Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas muslim, maka sudah sewajarnya posisi tawar umat Islam lebih besar. Posisi tawar yang besar ini diterjemahkan dalam bentuk hak kolektif umat Islam yang lebih signifikan, antara lain hak umat Islam untuk memiliki lingkungan sosial yang bersih dari berbagai ´penyakit masyarakat´, seperti bersih dari pornografi, bersih dari perjudian, bersih dari narkoba dan lain-lain. Adalah wajar pula sebagai mayoritas bila umat Islam mewujudkan hak kolektifnya dengan menuntut pemerintah setempat untuk mengadopsi sebagian dari nilai-nilai ajaran Islam (Syariat), tentunya nilai-nilai moral yang bersifat universal dan tidak bertentangan dengan keyakinan umat beragama lainnya.
FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) Merupakan Pressure Group Bagi Para Pengelola Negara Agar Berinisiatif Menerapkan Nilai-nilai Islam Dalam Kehidupan Sosial dan Bernegara.
Harus dipahami bahwa sistem hukum dan politik di Indonesia yang cenderung sekuler secara nyata telah membuat sebagian dari nilai-nilai ajaran Islam tidak terakomodasi dalam perangkat hukum negara. Bahwa seorang pencuri harus dihukum memang telah sejalan dengan sebagian nilai-nilai ajaran Islam, tapi bahwa pelacuran harus dilarang dapat terhadang oleh pasal-pasal hukum yang multi-persepsi. Dalam ruang yang kurang tersentuh pasal-pasal hukum inilah FPI melakukan berbagai pendekatan solusi agar nilai-nilai ajaran Islam dapat diterapkan secara lebih komprehensif.
Penyakit masyarakat yang bersifat struktural, misalnya industri pornografi atau perjudian, harus dihadapi secara tegas baik dengan pendekatan hukum maupun tekanan-tekanan politis. Pembiaran terhadap kejahatan sosial semacam ini berpotensi membuahkan berbagai bentuk penyakit masyarakat yang pada akhirnya akan merusak berbagai sendi nilai-nilai moral dan bahkan akidah umat Islam. Segala bentuk kejahatan sosial yang bersifat struktural adalah ruang gerak yang menjadi prioritas FPI untuk dihadapi secara struktural pula.
Posisi FPI lebih bersifat sebagai anggota masyarakat yang membantu para penegak hukum secara aktif dan pro-aktif melalui informasi, dukungan langsung, tekanan-tekanan (pressure) politis dan tuntutan melalui jalur hukum, dengan agenda agar hukum di negeri ini dijalankan dengan lebih baik.
Semakin baik kualitas hukum dan komitmen penegakan hukum dilakukan di Indonesia, maka semakin berkurang beban FPI dalam memperjuangkan visi-misinya, dan semakin kurang pula keterlibatan FPI dalam mengawasi berbagai pelanggaran hukum.
Penegakan Amar Ma´ruf Nahi Munkar Adalah Perangkat Gerakan Yang Digunakan FPI Dalam Mewujudkan Nilai-nilai Syariah di Indonesia
Diterapkannya syariat Islam di Indonesia, baik secara substansial maupun formalistis, merupakan visi yang ingin dicapai FPI. Dari berbagai alternatif cara untuk mewujudkan visi tersebut, maka strategi yang dipilih FPI adalah melalui penegakan amar ma´ruf nahi munkar, yaitu upaya-upaya sistematis untuk mengajak umat Islam agar menjalankan perintah agamanya secara komprehensif, dan mencegah umat Islam agar tidak terjerumus pada kegiatan-kegiatan yang merusak moral dan akidah Islamnya. Pendekatan solusi ini dipilih karena (saat FPI didirikan tahun 1998) belum ada ormas Islam yang berkecimpung dibidang amar ma´ruf nahi munkar secara konkrit dan tegas. Upaya mengisi kekosongan wilayah perjuangan ini merupakan upaya terorganisir dan sistematis untuk memenuhi kewajiban kolektif umat Islam dalam memberantas kejahatan (kemungkaran). Hal ini berpedoman pada firman Allah Subhanahu Wa Ta´ala dalam kitab suci Al-Qur´an, surat Ali Imran (3):104 : "Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung".
Untuk menjaga kemurnian perjuangan FPI, maka FPI tidak terlibat dalam politik praktis atau berpihak secara politik terhadap kekuasaan yang ada di Indonesia. FPI juga tidak berafiliasi atau bekerjasama secara struktural dengan organisasi manapun baik lokal maupun internasional. Motif untuk memperjuangkan syariat Islam adalah langkah yang sah, sedangkan aksi-aksi untuk memperjuangkannya diupayakan untuk tetap tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia.

VISI & MISI
Sesuai dengan latar belakang pendiriannya, maka FPI mempunyai sudut pandang yang menjadi kerangka berfikir organisasi ( visi ), bahwa penegakan amar ma´ruf nahi munkar adalah satu-satunya solusi untuk menjauh-kan kezholiman dan kemunkaran. Tanpa penegakan amar ma´ruf nahi munkar, mustahil kezholiman dan kemunkaran akan sirna dari kehidupan umat manusia di dunia.
FPI bermaksud menegakkan amar ma´ruf nahi munkar secara káffah di segenap sektor kehidupan, dengan tujuan menciptakan umat sholihat yang hidup dalam baldah thoyyibah dengan limpahan keberkahan dan keridhoan Allah ´Azza wa Jalla. Insya Allah. Inilah misi FPI.
Jadi, Visi Misi FPI adalah penegakan amar ma´ruf nahi munkar untuk penerapan Syari´at Islam secara káffah.


                                                        Presiden FPI dan Sang Panglima





 Sumber : www.fpi.or.id

Sabtu, 08 Desember 2012

Dirikanlah SHOLAT



Saat adzan berkumandang
Tanda telah datangnya panggilan Tuhan
Wahai orang orang yang beriman
Segeralah penuhi panggilan tuhan

Lepaskanlah  baju kesombonganmu
Lepaskanlah  baju kedzolimanmu
Sucikanlah  jiwa dan ragamu
Segeralah . . . !!!

Segeralah menghadap Tuhan
Dengan penuh kekhusyu’ dan ketawaddu’an
Sempurnakanlah syarat dan rukunya
Agar sholat diterima disisiNya

Janganlah termasuk Pencuri sholat
Dan jangan pula  melalaikanya
Agar tidak menyesal nantinya
Maka, Segerlah . . . !!!

Sholat. . . sholat. . . sholat !!!
Karena sholat tiang Agama
Amal yang pertama kali ditanya
Segerlah , dirikan Sholat . . . .


Sabtu, 01 Desember 2012

Jilbab Zahrana


 Cerpen yang menggugah hati karya  "Annisa Fitri Maharani Thea" Selamat membaca



            Perkenalkan , namaku Agnesya Agustin Maharanni , aku adalah putri tunggal dari Ny. Meisya dan Tn. Alexander , salah satu pengusaha besar di daerah Blitar . Sebenarnya aku tidaklah kekurangan biaya hidup sepeserpun , apa yang aku inginkan pasti akan ayah ibu ku berikan namun, karena keinginan besarku untuk hidup mandiri , maka aku putuskan untuk mencari pekerjaan jauh dari kedua orang tua ku .
            Hingga akhirnya aku mendapat pekerjaan sebagai seorang sekretaris manager keuangan di salah satu perusahaan swasta di daerah Bandung .
            Aku tak pernah sedikitpun percaya pada suatu agama pun . Istilahnya sih Atheis tulen , Aku sungguh bebas tanpa terkait dengan agama apapun . Namun semua berubah sejak aku pindah ke kost an baru ku di daerah Wastu kencana . Aku satu kamar dengan seorang muslimah yang jelita dan taat beragama bernama Zahrana Nurul Laila Ramadhani .
            Kehidupanku biasa saja saat itu  hingga akhirnya suatu senja sepulang kerja , sayup ku dengar Anna sedang mengaji. Karena rasa penasaranku yang tinggi , aku lalu mengupingnya dan mendengarkan lantunan-lantunan yang keluar dari bibir tipisnya .  Astaga , disela bacaan nya yang merdu dia terisak seolah memendam kerinduan yang terdalam . Setelah selsai mengaji dia bersujud dan mengucap kata ‘ Alhamdulillah ‘ berulang kali .
“ Nessa..” kontan aku terlonjak kaget saat Anna tiba-tiba saja memanggilku ,
“Ness , Lagi apa kok nggak masuk ?? “
“ Ehhhh , tadinya aku mau masuk , tapi ngga enak , takut ganggu . “ Jawabku tergagap .
“ Nggaa , gak apa-apa kok , harusnya kamu masuk aja “
“ Heheheehhe , sorry deh , sorry , tadi aku tuh meerrr,,,, “ Eh keceplosan
“ Merr , mer apa ?? merhatiin aku yaa ??” goda Anna nakal .
“ Ehhehehhehe , dikit siihhh “
“Emmhhhh , eh , kamu kok udah pulang lagi ??
“ Iyya Na’ nggak ada kerjaan sih , aku mandi dulu yaa , gerah niih “
“ Owh iyya mangga .airnya udah aku siapin tuh biar kamu bias langsung mandi . “
“ Ok,thanks yah sob “
“ iyyah sama-sama “ Zahrana memang teman , bahkan sahabat yang baik dan pengertian padaku . Dia bilang sih , sudah menjadi kewajiban yang harus dia lakukan untuk membantu sesama manusia .
            Brrr ….
Dingin banget deh kayaknya , udara Bandung yang sejuk semakin membuat badanku menggigil saja , dinginnya seolah menusuk ke dalam tulang sumsum ku . Aku langsung saja menuju dapur dan mencari makanan .
“ Ehh ada mie goreng nganggur , pas banget “ fikirku
“ Mie siapa niiihh ?? “ teriakku pada Zahrana yang baru saja mengambil air wudhu , shalat magrib sepertinya .
“ Itu mie buat kamu , tadi sekalian kau bikini buat aku buka puasa . “
“ Senin Kamis yah ?? “
“ Iyyaps betul betul betul , hehehe , Aku shalat maghrib dulu yaa ??
“ Siipp , aku makan duluan deh , laper nih , udah pada demo nih cacing-cacing diperut “
“  Iyya sok aja”
“ Okkedehhh kakak “ sahutku . Zahrana pun kembali ke kamar untuk shalat .
            Setelah selsai makan akupun langsung menuju kamar , Kulihat Zahrana tengah mengaji , lagi . Ada perasaan aneh yang menyusup ke dalam kalbuku setiap kali aku mendengarnya mengaji , seolah ingin mendengarnya terus mengaji , tanpa terasa air mata ku mengalir membasahi pelupuk mata ini .
“ Masuk Ness “ ujar Zahrana lirih , rupanya sedari tadi dia tahu bahwa aku tengah menguping .
“ Ness , kamu ngga apa-apa kann ? “
“ Annn , aku ingin belajar membaca Al-Qur’an “ isak tangisku mulai mereda .
“ Subhanallah , Alhamdulillah , benarkah itu ?” Anna seolah tak percaya .
“ iiii..ya Na’ aku ingiinn mengaji seperti mu” “ Sungguh Ness, aku angat bahagia sekali mendengar keinginan mu itu , tapi aku benar-benar nggak bisa  bantu kamu “
“ Kenapa ?? apa kau tidak pantas untuk masuk Islam ?? “ jujur saja hatiku teramat kecewa mendengar perkataan Zahrana tadi .
“ Bukan begitu sayang , “ Zahrana memeluk tubuhku bagai memeluk adiknya . Usia Zahrana dan aku memang hanya terpaut bebrapa bulan saja, namun , kedewasaan Zahrana begitu tinggi , sehingga aku merasa dia lebih pantas untuk menjadi kakak ku daripada sahabatku .
“ Membaca Al-Quran tak semudah yang kita bayangkan , membaca Al-Quran pun harus dibarengi dengan diri yang suci, Al-Quran bukanlah seperti Koran ataupun , maaf aku tak bermaksud menyinggung mu “
“ Teruskan Anna , jika kau menganggap aku sahabat mu “
“Baiklah , Al-Quran bukanlah seperti Koran ataupun kitab lain nya , Al-Quran dijaga keasliannya hingga akhir zaman “
            Dan begitu seterusnya , Zahrana adalah guru awal untukku mengenal agama yang indah ini , Zahrana terus mengajariku hal kecil uang berkaitan dengan Islam .
            Hari demi hari , waktu demi waktu berlalu , aku semakin lebih mendalami agama islam , rasanya , aku sudah sangat jatuh cinta pada agama pembawa kedamaian ini .
            Hingga suatu senja , sepulang kerja aku tak mendapati Zahrana dirumah , aku hanya menemukan sebuah jilbab dan gamis kesayangan Zahrana serta sepucuk memo bertuliskan ‘ Jadilah muslimah sejati yang mewangi seharum dan seindah kesturi diantara taman taman syurgawi, maafkan aku Anna , aku sudah tak mampu lagi mengajarimu hal-hal indah dalam Islam , kelak jika suatu saat takdir dapat mempertemukan kita lagi , meski tak di kefanaan ini aku sangat berharap mampu melihat anggun dan jelita parasmu tengah mengenakan jilbab , salam sayangku untukmu wahai bidadari jelita yang kelak akan menghiasi indahnya syurga dengan kehalusan budi dan keimanan yang kuat ‘ itulah pesan terakhir nya untukku .
            9 bulan berlalu semenjak kepergian Zahrana , kini aku telah menjadi seorang muslimah sama hal nya  seperti Zahrana , bahkan  kini aku menjadi salah seorang pengajar tetap disuatu pondok pesantren dikota Bandung . namaku ku ubah menjadi Aisyah nur zahrana hidayati. Semakin hari kekuatan imanku semakin bertambah saja .
            Satu hari setelah resepsi pernikahanku dengan putra Kiyai pemilik pondok pesantren tempatku mengajar, orang tua Zahrana datang kerumah kami dan memberi kabar bahwa Zahrana sahabatku telah mendahului kami semua untuk bertemu dengan sang Maha Cinta karena penyakit kangker otak yang sejak 6 tahun dia derita namun tak kunjung membaik juga .
            Jujur saja , aku benar – benar tak menyangka bahwa selama ini dia begitu rapih menyembunyikan rasa sakit yang menderanya dihadapan ku . Aku amat terpukul mendengar berita ini , aku hampir tak kuasa menahan tubuhku yang limbung , untung saja kang Zaki suamiku cepat menahan tubuhku sehingga aku tidak terjatuh ke lantai.
“ Sabarlah sayang , berdoa lah untuk sahabatmu , aku yakin kamu wanita yang tegar ,” suamiku berusaha menenangkan ku ,

            Dear Zahrana
            Sahabatku, lihatlah kini jilbabmu melekat indah dalam tubuhku ,melindungi anggun parasku dari terik nya matahari , melindungi indah pesonaku dari mata laki-laki yang bukan mahramku , Zahrana sayang , terima kasih telah menerangi kelam hariku dengan cahayamu , tunggu aku di taman syurga dan nantikan aku penuh kerinduan ,,
            Doakan aku sayang , agar aku mampu menajdi seorang muslimah sejati yang selalu taat beribadah pada sang Maha Cinta seperti yang selama ini telah engkau ajarkan padaku,
            Uhibbuka fillah ya ukhty ,,

*** TAMAT ***

http://www.facebook.com/notes/annisa-fitri-maharani-thea/jilbab-zahrana/439103766146241

Senin, 26 November 2012

Kurangnya minat membaca Mahasiswa UIN





Minat membaca Mahasiwa UIN sangat rendah. Ini ditunjukan dengan referensi tugas perkuliahan yang minim dan cenderung tidak relvan dengan tugas perkuliahan. selain itu,  minat mahasiswa keperpustakaan juga tergolong sangat rendah. jika menyaksikan mahasiswa ketika dilingkungan kampus UIN SGD BDG. Khususnya di fakultas dakwah dan komunikasi disaat jeda perkuliahan. Atau jam pelajaran kosong. Kegiatan yang mereka lakukan adalah duduk ditemani secangkir kopi dan beberapabatang rokok sambil berbincang bincang hal hal yang tidak ada kaitanya dengan materi perkuliahan. Dan jarang sekali terlihat mahasiswa yang duduk sambil membaca buku.
Rendahnya minat membaca mahasiswa sekarang ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pengaruh lingkungan. Perkembangan teknologi seperti internet memudahkan siapa saja mengakses informasi. Mahasiswa tidak perlu repot-repot membaca koran atau buku untuk memperoleh informasi sekarang ini. Cukup bermodalkan gadget canggih seperti Smart Phone, PC Tablet, dan Laptop serta koneksi internet, berbagai informasi dengan mudah mereka dapatkan.Keberadaan internet membuat setiap hal terasa lebih praktis. Dari pada repot membaca buku tebal, banyak mahasiswa memilih mencari referensi melalui internet. Hal itulah yang mebuat mereka semakin bergantung pada internet dan meninggalkan buku sebagai acuan mendapatkan informasi dan ilmu.        
Jika sudah seperti ini mahasiswa yang malas membaca buku, maka akan sulit merubah kebiasaan tersebut. Salah satu hal yang akan mendorong mahasiwa membaca biasanya karena tuntutan tugas kuliah atau memang karena dosen yang memaksa. Hal yang penting untuk menumbuhkan minat baca mahasiswa adalah kesadaran. Mahasiswa harus sadar bahwa membaca buku adalah kebutuhan primer yang mutlak diperlukan agar mereka semakin berwawasan luas. Selain mereka harus dipacu untuk berkunjung ke perpustakaan. Perpustakaan sebagai sumber belajar dan informasi telah terbukti mempunyai kedudukan yang sangat penting yaitu jantungnya perguruan tinggi atau universitas di negara-negara maju. Di sini perpustakaan harus berusaha ikut berperan aktif membantu mahasiswa meningkatkan ketrampilan membaca, dengan mempromosikan buku-buku atau bacaan lainnya yang terbaru dan berkualitas, serta menginformasikan layanan baru yang dapat menunjang aktivitas membaca.


Selasa, 20 November 2012

Hasil wawancara bersama seorang PSK

Hasil penelitian yang kami lakukan pada hari sabtu malam minggu  tanggal 03 November 2012, pukul 22.00-01.00 WIB di Stasiun bandung. kami berhasil mewawancarai salah seorang PSK  yang bernama Ati (bukan nama sebenarnya). Adapun hasil wawancara yang kami dapat adalah sebagai berikut : Ati berumur 32 tahun, ia asli limbangan (perbatasan gartut tasik), Ati dan suaminya bercerai dan hak asuh anak jatuh pada tangannya. anaknya seorang laki laki berumur 4 tahun.
dengan pekerjaannya ia berusaha membiayai anaknya. Adapun tarif yang dia patok kepada setiap pelanggannya yaitu Rp 150.000– Rp 350.000.

Selama dia menjajakan dirinya dari jam 22.00– 04.00 (subuh) ada saja orang yang memakainya tidak pernah seharipun dia tidak dipakai, kecuali ketika datang bulan dia istirahat bekerja. dia bisa melayani 1-17 orang dalam waktu semalaman. Menurut keterangan Ani, PSK di kota Bandung kebanyakan adalah pendatang dari luarkota Bandung. seperti dari Garut, Majalaya, Tasik, Cimahi, Padalarang, Ciwidey,Cianjur, Sukabumi, Indramayu. Razia gabungan di kota Bandung dilaksanakan 2 kali dalam setahun. Dan selama menjadi PSK, Ani pernah tertangkap razia sebanyak dua kali di daerah yang berbeda-beda yaitu, Lembang, Sukabumi.

Menurutnya  menjadi psk itu memang bukan tujuanya. Dia menjalani pekerjaan ini karena terpaksa. Selain karna faktor ekonomi juga faktor keluarga yaitu bercerai dengan suaminya karena berselingkuh. Dia menuturkan sebenarnya dalam menjalani pekerjaan ini ada perasaan takut dosa yang sangat besar. Karena dia tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara. Dan senda gurau belaka, dia meyakini bahwa setiap manusia pasti akan mati. Salah satu hal yang menark dari wawancara ini ketika kami bertanya pendapat nya mengenai FPI (front pembela islam) salah satu organisasi islam yang mengedepankan Amar Ma’ruf  Nahi Mungkar,  yang selalu ikut serta dalam merazia Psk ?

Ati menjawab bahwa FPI salasatu organisasi yang bagus, dia beralasan karena sebenarnya fpi itu menginkan kita menjadi orang yang baik. Mengajak kita para pelacur atau psk kembali kepada fitrah. Jalan yang benar yang diridhoi Alloh Swt. Jawaban itu sekaligus mengakhiri wawancara kami dimalam itu. Dan kami berpesan semoga dia mendapat hidayah dari Alloh swt dan bisa kembali kejalan yang benar. Diapun meminta agar kita mendoakanya jika dia mempunyai modal yang cukup besar, dia ingin mendirikan usaha sendiri warung nasi .Ani juga mempunyai harapan lain, dia ingin agar segera mendapatkan pasangan hidup yang baik. Yang dapat membiayai dirinya, sehingga dia meninggalkan pekerjaan tersebut. Dan tentunya  bisa menbawa dia kepada kebahagian dunia dan akhirat.


Rabu, 14 November 2012

Latihan berpidato dengan pohon sebagai Madunya























Mengambil Ibrah (pelajaran) dari peristiwa hijrah




Berbicara tentang hijrah, tentang Muharram, atau tentang tahun baru Islam, tidak ada sesuatu yang baru atau menarik bagi kita. Sekilas kita merasa, sudah terlalu pandai dalam mengenali perstiwa yang satu ini. Sudahkah khasanah keilmuan kita, memadai sebagai seorang muslim yang sejatinya mengenal dengan baik tentang bulan-bulan Islam atau tahun hijriah.Terlepas dari itu semua tidak ada salahnya kita mengingat kembali sebuah pristiwa bersejarah yang patut kita kenang.Tak terasa kita sudah memasuki tahun baru islam 1434hijriah. itu artinya Hijrah Rasullulah SAW bersama para sahabatnyatelah berumur 1434 hijriah.

Sejarah mencatat, manusia pertama yang berhasil mengkristalisir hijrah nabi sebagai event terpenting dalam penaggalan Islam adalah Sayyidina Umar bin Al Khattab r.a, ketika beliau menjabat sebagai Khalifah. Hal ini terjadi pada tahun ke-17 sejak Hijrahnya Rasulullah Saw dari Makkah ke Madinah.
Alasanya Sayidina Umar r.a. ketika itu lebih condong kepada pendapat sayidina Ali karamallâhu wajhah yang meng-afdoliah-kan peristiwa hijrah sebagai tonggak terpenting ketimbang event-event lainnya dalam sejarah Islam. pada masalah yang satu ini, Relevan dengan klaim beliau: “Kita membuat penaggalan berdasar pada Hijrah Rasulullah Saw, karena hijrah tersebut merupakan pembeda antara yang hak dengan yang batil.

Makna Hijrah Secara harfiah hijrah artinya berpindah. Secara istilah ia mengandung dua makna yaitu makani dan maknawi . Hijrah makani artinya hijrah secara fisik. Berpindah dari suatu tempat yg kurang baik menuju yg lebih baik dari negeri kafir menuju negeri Islam. Adapun hijrah maknawi artinya berpindah dari nilai yg kurang baik menuju nilai yg lbh baik dari kebatilan menuju kebenaran dari kekufuran menuju keislaman. Ringkasnya hijrah kepada tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Makna terakhir oleh Ibnu Qayyim bahkan dinyatakan sebagai al-hijrah al-haqiqiyyah . Alasannya hijrah fisik adalah refleksi dari hijrah maknawi itu sendiri. Dua makna hijrah tersebut sekaligus terangkum dalam hijrah Rasulullah saw. dan para sahabatnya ke Madinah. Secara makani jelas mereka berjalan dari Mekah ke Madinah menempuh padang pasir sejauh kurang lbh 450 km. Secara maknawi juga jelas mereka hijrah demi terjaganya misi Islam. Al-Qahthani menyatakan bahwa hijrah sebagai urusan yg besar. Hijrah berhubungan erat dgn al-wala’ wal-bara’ . Bal hiya min ahammi takaalifahaa bahkan ia termasuk manifestasi yg paling penting. Penting krn menyangkut ketepatan sikap seorang muslim dalam memberikan perwalian kesetiaan dan pembelaan.

Hijrah menggambarkan perjuangan menyelamatkan akidah, penghargaan atas prestasi kerja, dan optimisme dalam meraih cita-cita. Itulah sebabnya, Fazlur Rahman menyebut peristiwa hijrah sebagai marks of the beginning of Islamic calender and the founding of Islamic Community. Sebagaimana klaim seorang profesor di bidang kultur Indo-Muslim Universitas Harvard, Annemarie Schimmael, menyebut hijrah sebagai tahun (periode) menandai dimulainya era muslim dan era baru menata komunitas muslim."Kelahiran Piagam Madinah, yang oleh Montgomery Watt disebut sebagai Konstitusi Madinah dan konstitusi modern yang pertama di dunia, adalah proklamasi tentang terbentuknya suatu ummah".
Karena hijrah bukanlah pelarian akibat takut terhadap kematian, karena tidak mung-kin Rasulullah takut terhadap kematian. Sebab jika Rasulullah Saw mempertahankan eksistensi kaum muslimin di Makkah kala itu, ini akan menyulitkan kaum muslimin itu sendiri, yang waktu itu baru berjumlah 100-an orang. Rasulullah berhijrah setelah mempersiapkan kondisi psikologis dan sosiologis di kota Madinah dengan mengadakan perjanjian Aqabah I dan Aqabah II di musim haji.  Adapun makna hijrah untuk menarik relevansi kekiniannya, jelas tidak harus menggunakan parameter sosiologis sejarah jaman Rasulullah. Karena menarik sosiologi sejarah menjadi kemestian yang harus dilalui itu merupakan kemuskilan. Karena Rasulullah telah tiada. Jadi memaknai makna hijrah saat ini adalah dengan menarik peristiwa itu sebagai ibrah (pelajaran).
"Cita-cita dari hijrah Nabi Saw adalah untuk mewujudkan peradaban Islam dalam wujud masyarakat yang adil, humanis, egaliter, dan demokratis tercermin dalam keputusan Nabi mengganti nama Yastrib menjadi Madinah, atau Madinatul Munawarah (kota yang bercahaya)".

Tidak terasa umur kita bertambah satu tahun lagi. Itu berarti jatah hidup kita berkurang dan semakin mendekatkan kita kepada kematian. Pelajaran yang terbaik dari perjalanan waktu ini adalah menyadari sekaligus mengintrospeksi sepak terjang kita selama ini. Ibrah lainya dapat ditafsirkan oleh para pembaca sendiri. yang jelas sudah seharusnya kita sebagai muslim menghayati dan mengamalkan arti hijrah sebagaimana mestinya. seorang ulama besar Tabi'in, Hasan Al-Basri, berkata : "Wahai manusia sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari, setiap hari berkurang, berarti berkurang pula bagianmu." Umar bin Khatab berkata, "Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab." Wallahu a'lam bishshowab...

Referensi :
Tafsir Al quran Ibnu Katsir
Ceramah Marhadi Muhayar, Lc., M.A.
Pusat informasi dan komunikasi islam indonesia

Hikmah idul Adha (hikmah kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi ismail )


Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar..
Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.

Perayaan Idul Adha ditandai dengan penyembelihan hewan Qurban. Yang membawa pikiran, hati dan keimanan kita larut pada peristiwa puluhan Abad yang lalu. Dimana Alloh Abadikan kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi ismail pada Al Quran Surat Ash Shaffat ayat 102- 105 :

falammaa balagha ma'ahu alssa'ya qaala yaa bunayya innii araa fii almanaami annii adzbahuka faunzhur maatsaa taraa qaala yaa abati if'al maa tu/maru satajidunii in syaa-a allaahu mina alshshaabiriina 102.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "wahai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "wahai Ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
falammaa aslamaa watallahu liljabiini 103.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
wanaadaynaahu an yaa ibraahiimu 104.
Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
qad shaddaqta alrru/yaa innaa kadzaalika najzii almuhsiniina105.
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu [*] sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
[*] Yang dimaksud dengan "membenarkan mimpi" ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksanakannya.

Karena didasari sebuah ketakwaan yang kuat,, Perintah Alloh pun dilaksanakan. walau pada akhirnya Nabi Ismail tidak jadi disembelih dan digantikan dengan Qibas (Domba dari surga). Dari peristiwa kisah diatas, mengandung pelajaran penting bagi peningkatan kualitas pribadi seorang muslim.
Dan melahirkan beberapa Hikmah yang dapat kita ambil yaitu :
  • Ketakwaan
Pengertian takwa terkait dengan ketaatan seseorang hamba kepada sang khalik untuk menjalankan printah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.Dalam hal ini kerelaan Nabi Ibrahim untuk menyembelih Anaknya  atas perintah Alloh SWT. menandakan Tingginya ketakwaan Nabi Ibrahim AS.Dengan Kuasa Alloh Bukanlah Nabi Ismail yang di sembelih melainkan Qibas (domba dari surga). Peristiwa ini pun mencerminkan bahwa islam sangat menghargai nyawa dan menjungjung tinggi peradaban manusia.

  • Kesabaran
Coba kita lihat Apa yg di ucapkan Nabi Ismail ketika ayahnya menyampaikan Perintah tersebut :
"wahai Ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Kepatuhan, ketaatan dan kepasrahaan ini hasil dari sebuah pemahaman keyakinan dan keimanan yang mutlak kepada Alloh SWT.Karena sesungguhnya segala yang datang dari Alloh adalah Kebenaraan. Hakikatnya sabar bukan sekedar menahan marah atau menahan emosi, tetapi lebih dari itu Kesabaran haruslah datang dari jiwa yang dipenuhi dengan keyakina dan keimaan atas kebenaran yang datang dari Alloh SWT.
  • Keikhlasan
Setelah melalu pergolakan bating yang sangat luar biasa. Akhirnya Nabi Ibrahim memantapkan hati untuk melaksanakan printah Alloh itu. Karena beliau menyadari bahwa Alloh yang memberi anugrah keturunan maka Allaoh pula yang akan mengambilnya kembali. Harta, tahta , kekuasaan, jabatan, keturunan dan segala anugrah kenikmatan yang kita rasakan. hakikatnya milik Alloh dan Alloh berhak mengambilnya kembali. Maka di Sunnahkan bagi yang mampu untuk mengikhlaskan sebagian hasil jerih payahnya demi berbagi kepada sesamanya.

  • Syiar Agama Islam
Berqurban adalah sebagian dari syiar Islam seperti yang dijelaskan dalam QS AL Hajj ayat 34 :
walikulli ummatin ja'alnaa mansakan liyadzkuruu isma allaahi 'alaa maa razaqahum min bahiimati al-an'aami fa-ilaahukum ilaahun waahidun falahu aslimuu wabasysyiri almukhbitiina 34.
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),

  • Solidearitas sosial (Kesolehan sosial)
Hari idul Adha dan hari tasyrik itu disunahkan bagi kaum muslim yang mampu untuk berqurban. kemudian hasil sembelihan itu dibagikan kepada masyarakat sekitar  atau tetangga terdekat dan terutama kalangan yang tidak mampu.Ini menandakan bahwa Ajaran islam begitu memperhatikan solidaritas sosial. Karena dengan membagikan kepada kalangan yang tidak mampu merupakan bentuk kepedulian sosial seorang muslim kepada sesamanya. Selain menumbuhkan rasa solideritas juga merekatkan ukhuwah islamiyah. Di hari raya ini pula jalan pemersatau antara ummat beragama. dengan ini muslim dan non muslim dapat saling menghormati dan menghargai.


Jadi perayaan Idul Adha ini kita jadikan momentum untuk lebih berserah diri kepada Alloh SWT. menjungjung tinggi segala apa yang diperintahkanNya dan menjauhi apa yang dilarangnya. Mudah mudahan dengan ini kita senantia berserah diri kepada Nya dan mengharap Ridho dan ampunaNya.
Akhir kata  "Wallahu'alambisshawab"

Daftar pustaka : Al Quran dan Buletin "Ikhlas" (wahana ilmu dan dakwah)
 oleh Ahmad Hikam pada 30 Oktober 2012 pukul 23:28 

Minggu, 28 Oktober 2012

Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung

 

 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
Sunan Gunung Djati Bandung


Makna Lambang
Berpedoman kepada Visi, Misi, dan Tujuan UIN SGD Bandung
 sebagai implementasi dari QS Ali Imran : 190-191 yaitu seorang Ulul Albab 
yang memiliki karakteristik keseimbangan antara dzikir dan pikir;
Bintang Bersegi Lima Warna Emas merupakan titik poros utama melambangkan Allah SWT sebagai sumber dari segala sumber seluruh kehidupan manusia,
 termasuk ilmu pengetahuan yang tercermin dalam Ayat-ayat Qur’aniyah, 
dan sekaligus melambangkan 
“Rukun Islam” dan “Pancasila” sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Bintang Bersegi Enam Warna Putih melambangkan “Ayat-ayat Kauniyah” 
yang harus digali, dikelola, dan dikembangkan oleh manusia, serta dibimbing oleh wahyu untuk mewujudkan manusia sebagai khalifah di muka bumi yang bertugas untuk 
memakmurkan alam, dan sekaligus melambangkan “Rukun Iman”;
Buku-buku Terbuka Warna Hijau Muda yang melingkar melambangkan 
dinamika pengembangan rumpun keilmuan yang beranekaragam, luas, dan mendalam 
berdasarkan paradigma Wahyu Memandu Ilmu, 
merupakan tekad seluruh sivitas akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung
 sebagai icon peradaban untuk siap menyambung kembali zaman keemasan 
peradaban Islam abad ke 9-13 Masehi;
Berlian Berjumlah Dua Belas Warna Biru yang membingkai melambangkan 
perpaduan Iman, Ilmu, dan Amal, 
serta menggambarkan jumlah 
huruf “Laa Ilaaha Illallah” 
sebagai simbol “Sains Tauhidullah”.




HISTORY OF UIN SGD ESTABLISHMENT
HISTORY OF UIN SGD BANDUNG ESTABLISHMENT

The history of Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung cannot be separated from the history of IAIN (State Institute for Islamic Studies) SGD Bandung. Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung was formally established based on the Decree of the President of Republic of Indonesia Number 57/ 2005. Meanwhile, IAIN Sunan Gunung Djati Bandung was established on April 18th 1968/ 10 Muharram 1388 Hijriyah based on the Ministry of Religious Affairs (MORA) Regulation Number 56/1968.
IAIN Sunan Gunung Djati Bandung existed as a result of the demand of Muslims prominent figures in West Java. The process began in 1967 when a number of respected figures, like Ulama and Muslim intellectuals such as K.H.A. Muiz, K.H.R. Sudja’i, and Arthata along with the consent of the Governor of West Java, took the initiative to form the Preparation Committee for IAIN. This committee was approved by the MORA Regulation Number 128/1967.
Furthermore, under the MORA Regulation Number 56/1968, at the time of the establishment, IAIN Sunan Gunung Djati Bandung had only four faculties: (1) The Faculty of Islamic Laws; (2) The Faculty of Islamic Education; (3) The Faculty of Theology in Bandung, and (4) The Faculty of Islamic Education in Garut. The Faculties were located at Jalan Lengkong Kecil Number 5 Bandung.In 1973, IAIN moved to Jalan Tangkuban Perahu Number 14 Bandung. Since 1974, IAIN has been located on Jalan Cipadung 105 Bandung. Due to changes on the district division in 1970, The Faculty of Islamic Education in Bogor and The Faculty of Islamic Laws in Sukabumi which were initially branches of the IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, were integrated into IAIN Bandung. The same was true for the Faculty of Islamic Education in Cirebon which became a branch of the IAIN Sunan Gunung Djati Bandung on March 5th 1976.
Until 2009, UIN Bandung which has seven faculties of Undergraduate Studies and one faculty of Postgraduate Studies has been led by seven rectors: Prof. K.H. Anwar Musaddad (1968-1972), Letkol H. Abjan  Soelaeman (1972-1973), Drs. H. Solahuddin Sanusi (1973-1977), Drs. H. Djauharuddin AR (1977-1986), Prof. DR. H. Rachmat Djatnika  (1986-1995), Prof. Dr. H. Endang Soetari Ad., M.Si. (1995-2003), and Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, MS. (2003-2011).In 2005, based on The Decree of the President of Republic of Indonesia Number 57/ 2005, 10 October 2005/ 6 Ramadhan 1426 H, the status of IAIN Bandung was changed into UIN Sunan Gunung Djati Bandung.  Then, in 2006, based on the rule of Religion Minister of the Republic of  Indonesia Number 6/2006 on organization and Work Management, two additional faculties were established: Faculty of Science and Technology and Faculty of Psychology.   

GOALS
The goals of Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung are:
  1. To prepare students who possess the characteristic of akhlak al-karimah, spiritual wisdom, knowledgeable, and professional.
  2. To develop research into the development, the process and product of science and technology on Islamic values and social responsibility.
  3. To spread Islamic sciences and other Islamic based-sciences to strive to the social welfare and enrich national culture.
Vision
The vision of Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung is to make an excellent and competitive university in integrating and developing Islamic studies with the contemporary sciences based on the paradigm: revelations guide science.

Mission
The mission of Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung is to prepare the Ulul Albab generation that has the capability of:
  1. Combining and practicing zikr and fikr in their entire life;
  2. Possessing spiritual, emotional, and intelligent quotient;
  3. Finding, developing, and applying science, technology, social, culture, and art.

Sumber : http://www.uinsgd.ac.id



Sabtu, 27 Oktober 2012

Tentang FPI



PERSPEKTIF ORGANISASI
"Posisi FPI menjadi semacam Pressure Group di Indonesia, untuk mendorong berbagai unsur pengelola negara agar berperan aktif dalam memperbaiki dan mencegah kerusakan moral dan akidah umat Islam, serta berinisiatif membangun suatu tatanan sosial, politik & hukum yang sejalan dengan nilai-nilai syariat Islam"

(Habib Rizieq, Ketua Umum FRONT PEMBELA ISLAM, 2007).
Posisi dan Potensi Islam Perlu Dilihat Dalam Perspektif Yang Benar dan Adil
Memahami ajaran Islam dalam perspektif yang benar adalah prasyarat untuk memahami motif aksi dan reaksi umat Islam terhadap berbagai persoalan sosial dan politik. Islam bukanlah agama yang mengajarkan nilai-nilai permusuhan dan kebencian apalagi anarkisme dan terorisme. Sebaliknya Islam mengajarkan nilai-nilai akhlak yang universal, nilai-nilai baku moral yang kompatibel diaplikasikan bagi seluruh umat manusia. Dalam kitab suci umat Islam, Al-Quran, dinyatakan bahwa keberadaan Islam di muka bumi ini merupakan rahmat (kebaikan) yang bisa dinikmati semua makhluk yang ada di alam semesta ini (rahmatan lil alamin). Nilai-nilai ajaran Islam juga mencakup wilayah kebaikan yang sangat luas, mulai dari petunjuk cara bersosialisasi yang lebih baik, nilai-nilai akhlak yang memuliakan esensi hidup manusia, sistim politik dan hukum yang adil, pola perdagangan yang adil hingga konsep pengelolaan energi dan lingkungan hidup yang berkesinambungan.
Kehadiran gerakan Islam terjadi karena adanya ketidakadilan yang dialami umat Islam dan adanya gerakan-gerakan lokal dan global yang mengancam nilai-nilai akidah (keimanan) umat Islam. Upaya pembelaan umat Islam secara terorganisasi merupakan hal mendesak yang dilakukan karena globalisasi yang ada saat ini sudah menjelma menjadi penjajahan gaya baru, melalui upaya-upaya pemaksaan sistim politik, budaya dan sosial ke bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Upaya-upaya pengrusakan dari dalam umat Islam sendiri perlu dihadapi dengan tegas, misalnya upaya pembiasan makna pluralitas atau upaya liberalisasi ajaran Islam. Islam sangat menghargai adanya pluralitas dalam hubungan sosial antar berbagai bangsa termasuk hubungan sosial antar umat beragama, namun menolak tegas pluralitas agama yaitu upaya-upaya mencari kesamaan prinsip diantara berbagai agama yang ada. Toleransi antar umat beragama hendaknya difokuskan pada upaya-upaya mencari pola untuk saling menghormati atas perbedaan yang ada tanpa rasa permusuhan, dan ini jelas terkandung dalam kitab suci umat Islam, Al-Qur´an, dalam surat Al-Kafirun, "untukmu agamamu, dan untukku agamaku".
Posisi Tawar Umat Islam Indonesia Harus Diperhitungkan, dan Ini Harus Diwujudkan Dalam Bentuk Perhatian Yang Lebih Besar Terhadap Hak Kolektif Umat Islam
Di Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas muslim, maka sudah sewajarnya posisi tawar umat Islam lebih besar. Posisi tawar yang besar ini diterjemahkan dalam bentuk hak kolektif umat Islam yang lebih signifikan, antara lain hak umat Islam untuk memiliki lingkungan sosial yang bersih dari berbagai ´penyakit masyarakat´, seperti bersih dari pornografi, bersih dari perjudian, bersih dari narkoba dan lain-lain. Adalah wajar pula sebagai mayoritas bila umat Islam mewujudkan hak kolektifnya dengan menuntut pemerintah setempat untuk mengadopsi sebagian dari nilai-nilai ajaran Islam (Syariat), tentunya nilai-nilai moral yang bersifat universal dan tidak bertentangan dengan keyakinan umat beragama lainnya.
FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) Merupakan Pressure Group Bagi Para Pengelola Negara Agar Berinisiatif Menerapkan Nilai-nilai Islam Dalam Kehidupan Sosial dan Bernegara.
Harus dipahami bahwa sistem hukum dan politik di Indonesia yang cenderung sekuler secara nyata telah membuat sebagian dari nilai-nilai ajaran Islam tidak terakomodasi dalam perangkat hukum negara. Bahwa seorang pencuri harus dihukum memang telah sejalan dengan sebagian nilai-nilai ajaran Islam, tapi bahwa pelacuran harus dilarang dapat terhadang oleh pasal-pasal hukum yang multi-persepsi. Dalam ruang yang kurang tersentuh pasal-pasal hukum inilah FPI melakukan berbagai pendekatan solusi agar nilai-nilai ajaran Islam dapat diterapkan secara lebih komprehensif.
Penyakit masyarakat yang bersifat struktural, misalnya industri pornografi atau perjudian, harus dihadapi secara tegas baik dengan pendekatan hukum maupun tekanan-tekanan politis. Pembiaran terhadap kejahatan sosial semacam ini berpotensi membuahkan berbagai bentuk penyakit masyarakat yang pada akhirnya akan merusak berbagai sendi nilai-nilai moral dan bahkan akidah umat Islam. Segala bentuk kejahatan sosial yang bersifat struktural adalah ruang gerak yang menjadi prioritas FPI untuk dihadapi secara struktural pula.
Posisi FPI lebih bersifat sebagai anggota masyarakat yang membantu para penegak hukum secara aktif dan pro-aktif melalui informasi, dukungan langsung, tekanan-tekanan (pressure) politis dan tuntutan melalui jalur hukum, dengan agenda agar hukum di negeri ini dijalankan dengan lebih baik.
Semakin baik kualitas hukum dan komitmen penegakan hukum dilakukan di Indonesia, maka semakin berkurang beban FPI dalam memperjuangkan visi-misinya, dan semakin kurang pula keterlibatan FPI dalam mengawasi berbagai pelanggaran hukum.
Penegakan Amar Ma´ruf Nahi Munkar Adalah Perangkat Gerakan Yang Digunakan FPI Dalam Mewujudkan Nilai-nilai Syariah di Indonesia
Diterapkannya syariat Islam di Indonesia, baik secara substansial maupun formalistis, merupakan visi yang ingin dicapai FPI. Dari berbagai alternatif cara untuk mewujudkan visi tersebut, maka strategi yang dipilih FPI adalah melalui penegakan amar ma´ruf nahi munkar, yaitu upaya-upaya sistematis untuk mengajak umat Islam agar menjalankan perintah agamanya secara komprehensif, dan mencegah umat Islam agar tidak terjerumus pada kegiatan-kegiatan yang merusak moral dan akidah Islamnya. Pendekatan solusi ini dipilih karena (saat FPI didirikan tahun 1998) belum ada ormas Islam yang berkecimpung dibidang amar ma´ruf nahi munkar secara konkrit dan tegas. Upaya mengisi kekosongan wilayah perjuangan ini merupakan upaya terorganisir dan sistematis untuk memenuhi kewajiban kolektif umat Islam dalam memberantas kejahatan (kemungkaran). Hal ini berpedoman pada firman Allah Subhanahu Wa Ta´ala dalam kitab suci Al-Qur´an, surat Ali Imran (3):104 : "Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung".
Untuk menjaga kemurnian perjuangan FPI, maka FPI tidak terlibat dalam politik praktis atau berpihak secara politik terhadap kekuasaan yang ada di Indonesia. FPI juga tidak berafiliasi atau bekerjasama secara struktural dengan organisasi manapun baik lokal maupun internasional. Motif untuk memperjuangkan syariat Islam adalah langkah yang sah, sedangkan aksi-aksi untuk memperjuangkannya diupayakan untuk tetap tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia.

VISI & MISI
Sesuai dengan latar belakang pendiriannya, maka FPI mempunyai sudut pandang yang menjadi kerangka berfikir organisasi ( visi ), bahwa penegakan amar ma´ruf nahi munkar adalah satu-satunya solusi untuk menjauh-kan kezholiman dan kemunkaran. Tanpa penegakan amar ma´ruf nahi munkar, mustahil kezholiman dan kemunkaran akan sirna dari kehidupan umat manusia di dunia.
FPI bermaksud menegakkan amar ma´ruf nahi munkar secara káffah di segenap sektor kehidupan, dengan tujuan menciptakan umat sholihat yang hidup dalam baldah thoyyibah dengan limpahan keberkahan dan keridhoan Allah ´Azza wa Jalla. Insya Allah. Inilah misi FPI.
Jadi, Visi Misi FPI adalah penegakan amar ma´ruf nahi munkar untuk penerapan Syari´at Islam secara káffah.


                                                        Presiden FPI dan Sang Panglima





 Sumber : www.fpi.or.id