Berbicara tentang 
hijrah, tentang Muharram, atau tentang tahun baru Islam, tidak ada 
sesuatu yang baru atau menarik bagi kita. Sekilas kita merasa, sudah 
terlalu pandai dalam mengenali perstiwa yang satu ini. Sudahkah khasanah
 keilmuan kita, memadai sebagai seorang muslim yang sejatinya mengenal 
dengan baik tentang bulan-bulan Islam atau tahun hijriah.Terlepas dari 
itu semua tidak ada salahnya kita mengingat kembali sebuah pristiwa 
bersejarah yang patut kita kenang.Tak terasa kita sudah memasuki tahun 
baru islam 1434hijriah. itu artinya Hijrah Rasullulah SAW bersama para 
sahabatnyatelah berumur 1434 hijriah.
Sejarah mencatat, manusia pertama yang berhasil mengkristalisir 
hijrah nabi sebagai event terpenting dalam penaggalan Islam adalah 
Sayyidina Umar bin Al Khattab r.a, ketika beliau menjabat sebagai 
Khalifah. Hal ini terjadi pada tahun ke-17 sejak Hijrahnya Rasulullah 
Saw dari Makkah ke Madinah.
Alasanya Sayidina Umar r.a. ketika itu lebih condong kepada pendapat 
sayidina Ali karamallâhu wajhah yang meng-afdoliah-kan peristiwa hijrah 
sebagai tonggak terpenting ketimbang event-event lainnya dalam sejarah 
Islam. pada masalah yang satu ini, Relevan dengan klaim beliau: “Kita 
membuat penaggalan berdasar pada Hijrah Rasulullah Saw, karena hijrah 
tersebut merupakan pembeda antara yang hak dengan yang batil.
Makna Hijrah Secara harfiah hijrah artinya berpindah. Secara istilah ia mengandung dua makna yaitu makani dan maknawi . Hijrah makani
 artinya hijrah secara fisik. Berpindah dari suatu tempat yg kurang baik
 menuju yg lebih baik dari negeri kafir menuju negeri Islam. Adapun 
hijrah maknawi artinya berpindah dari nilai yg kurang baik menuju nilai 
yg lbh baik dari kebatilan menuju kebenaran dari kekufuran menuju 
keislaman. Ringkasnya hijrah kepada tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Makna 
terakhir oleh Ibnu Qayyim bahkan dinyatakan sebagai al-hijrah al-haqiqiyyah
 . Alasannya hijrah fisik adalah refleksi dari hijrah maknawi itu 
sendiri. Dua makna hijrah tersebut sekaligus terangkum dalam hijrah 
Rasulullah saw. dan para sahabatnya ke Madinah. Secara makani jelas
 mereka berjalan dari Mekah ke Madinah menempuh padang pasir sejauh 
kurang lbh 450 km. Secara maknawi juga jelas mereka hijrah demi 
terjaganya misi Islam. Al-Qahthani menyatakan bahwa hijrah sebagai 
urusan yg besar. Hijrah berhubungan erat dgn al-wala’ wal-bara’ . Bal hiya min ahammi takaalifahaa
 bahkan ia termasuk manifestasi yg paling penting. Penting krn 
menyangkut ketepatan sikap seorang muslim dalam memberikan perwalian 
kesetiaan dan pembelaan.
Hijrah menggambarkan perjuangan menyelamatkan akidah, penghargaan 
atas prestasi kerja, dan optimisme dalam meraih cita-cita. Itulah 
sebabnya, Fazlur Rahman menyebut peristiwa hijrah sebagai marks of the 
beginning of Islamic calender and the founding of Islamic Community. 
Sebagaimana klaim seorang profesor di bidang kultur Indo-Muslim 
Universitas Harvard, Annemarie Schimmael, menyebut hijrah sebagai tahun 
(periode) menandai dimulainya era muslim dan era baru menata komunitas 
muslim."Kelahiran Piagam Madinah, yang oleh Montgomery Watt disebut 
sebagai Konstitusi Madinah dan konstitusi modern yang pertama di dunia, 
adalah proklamasi tentang terbentuknya suatu ummah".
Karena hijrah bukanlah pelarian akibat takut terhadap kematian, 
karena tidak mung-kin Rasulullah takut terhadap kematian. Sebab jika 
Rasulullah Saw mempertahankan eksistensi kaum muslimin di Makkah kala 
itu, ini akan menyulitkan kaum muslimin itu sendiri, yang waktu itu baru
 berjumlah 100-an orang. Rasulullah berhijrah setelah mempersiapkan 
kondisi psikologis dan sosiologis di kota Madinah dengan mengadakan 
perjanjian Aqabah I dan Aqabah II di musim haji.  Adapun makna hijrah 
untuk menarik relevansi kekiniannya, jelas tidak harus menggunakan 
parameter sosiologis sejarah jaman Rasulullah. Karena menarik sosiologi 
sejarah menjadi kemestian yang harus dilalui itu merupakan kemuskilan. 
Karena Rasulullah telah tiada. Jadi memaknai makna hijrah saat ini 
adalah dengan menarik peristiwa itu sebagai ibrah (pelajaran).
"Cita-cita dari hijrah Nabi Saw adalah untuk mewujudkan peradaban 
Islam dalam wujud masyarakat yang adil, humanis, egaliter, dan 
demokratis tercermin dalam keputusan Nabi mengganti nama Yastrib menjadi
 Madinah, atau Madinatul Munawarah (kota yang bercahaya)".
Tidak terasa umur kita bertambah satu tahun lagi. Itu berarti jatah 
hidup kita berkurang dan semakin mendekatkan kita kepada kematian. 
Pelajaran yang terbaik dari perjalanan waktu ini adalah menyadari 
sekaligus mengintrospeksi sepak terjang kita selama ini. Ibrah lainya 
dapat ditafsirkan oleh para pembaca sendiri. yang jelas sudah seharusnya
 kita sebagai muslim menghayati dan mengamalkan arti hijrah sebagaimana 
mestinya. seorang ulama besar Tabi'in, Hasan Al-Basri, berkata : "Wahai 
manusia sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari, setiap hari berkurang,
 berarti berkurang pula bagianmu." Umar bin Khatab berkata, "Hisablah 
dirimu sebelum kamu dihisab." Wallahu a'lam bishshowab...
Referensi :
Tafsir Al quran Ibnu Katsir
Ceramah Marhadi Muhayar, Lc., M.A.
Pusat informasi dan komunikasi islam indonesia