Kamis, 24 Oktober 2013

Etika Da’I seperti Air Hujan






Dakwah, merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang.  Setiap dari kita itu wajib menyerukan kepada orang lain walaupun hanya satu ayat.  dakwah ini merupakan perintah langsung dari Allah Swt. Dimana Allah berfirman :

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” [An-Nahl:125]
Berbicara dakwah, berbicara pula tentang juru dakwah, yang biasa kita kenal dengan seorang Da’i. ketika berbicara seorang Da’I kita akan mengaitkanya dengan Ahlak Da’I  dari berbagai sisi kehidupanya. Namun didalam tulisan ini penulis hanya memfokuskan salah satu sisi ahlak Da’I yaitu ketika Bedawkah seorang Da’i.
Penulis berpendapat bahwa Etika seorang Da’I itu harus seperti air hujan. Yang mana Dakwah seperti air hujan ini berarti menyerukan kebaikan kepada setiap orang dimanapun dan kapanpun Da’I itu berada, tidak memilih-milih lokasi; kaya miskin, pejabat rakyat, tua muda, muslim kafir dan sebagainya.  kategori ini merupakan kategori yang paling baik, karena mereka berdakwah tanpa pamrih, hanya mengharap ridha Allah SWT semata.
Ini yang diperlukan umat hari ini. Seorang Da’I yang mempunyai etika dakwah seperti air hujan. Terus berdakwah menegakan amar ma’ruf nahi mungkar tanpa pamrih. Hanya mengharapkan keridhan dari sang maha pencipta Alloh SWT. Tidak seperti dakwah air ledeng yang berdakwah harus dibayar. Yang kalau tidak dibayar tidak mau berdakwah.  Ataupun seperti air sungai di jaman ini yang airnya sudah tidak jernih lagi alias kotor Da’I ini dikategorikan sebagai Da’I yang menyerukan kebaikan kepada orang lain tetapi dirinya sendiritidak melakukanya. Didalam masyarakat kita istilah ini dikenal dengan nama STMJ solat terus maksiat jalan.
Minimal kita berdakwah seperti air sumur  Dimana para pencari ilmu datang ke sumber ilmu tersebut, lalu seorang Da’I menyebarkan ilmunya. namun tetap Dakwah seperti air hujan. harus diutamakan dan diperjuangkan.  Dalam Al quran diterangkan bahwa Hujan adalah air yang diturunkan dari langit dan penuh keberkahan. Allah Swt berfirman :
“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS. Qaaf: 9).
Yang dimaksud keberkahan di sini adalah banyaknya kebaikan. Bukankah sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain. Artinya seorang dai yang melakukan banyak kebaikan sudah tentu dia adalah sebaik baik manusia. Karena memberikan manfaat kepada manusia lain. Dan seorang Da’I inilah yang nantinya  mendapatkan kebahagian kelak didunia dan di akhirat.
Dalam tulisan ini penulis ingin menyajikan sebuah puisi yang diposkan oleh robby fahrizal dalam blog nya yang berjudul Arti sebuah hujan :
Hujan adalah sesuatu yang takkan kita lupakan nikmatnya ketika dia datang .dan hujan selalu memberi anugrah tersendiri bagi mahluk yang sangat membutuhkannya dan tau cara bersyukur atas nikmat
 yang telah diberikan tuhan pada kita.
Hujan kan selalu ada meski terkadang ia membuat kita resah dan takut
 tapi hujan juga bisa membawa kebahagiaan bagi kita semua
 dan selalu begitu seterusnya.

Disini penulis menulis menafsirkan puisi diatas bahwa ketika  seorang Da’I beretika seperti hujan Dia tidak akan pernah dilupakan oleh umatnya. Karena  etikanya dalam berdakwahnya memberikan kenikmatan bagi para pendengarnya dan memberikan anugrah dan hidayah bagi mereka yang memahaminya. Artinya seorang Da’I ini menjadi sebuah kenikmatan bagi umatnya yang diberikan Tuhan nya.
Kemudian pada bait kedua menceritakan bahwa meski Seorang Da’I membuat resah dan takut umatnya ini penulis artikan sebagai peringatan atau ketika seorang Da’I mengingatkan kehilafan para umatnya sehingga meminculkan perasan resah gelisah dan takut kepada Da’I tersebut. Namun tetap pada hakikatnya Seorang Da’I yang dibaratkan hujan ini membawa kebahagian kepada umatnya untuk selamanya.


Membicarakan hujan tidak lengkap rasanya bila tidak membicarakan pelangi. Karena biasanya Ada pelangi setelah hujan. Pelangi dan hujan sepertinya tidak dapat dipisahkan meskipun kadangkala tidak ada pelangi setelah hujan. Semua orang percaya bahwa pelangi dan hujan tidak dapat dipisahkan. Seperti dua mata uang yang berbeda, meski berbeda tetapi saling berkaitan. Penulis memaknai ada pelangi setelah hujan itu menjadi proses dan hasilnya. Bila hujan diartikan sebagai prosesnya maka pelangi adalah hasilnya.
Kita tahu kadangkala ketika ada hujan tetapi tak ada pelangi. Mungukin inil seperti seseorang ketika menjalankan sebuah proses, ada yang berhasil dan ada yang tidak. Meskipun begitu kita selalu berharap ada pelangi setelah hujan. ada tawa setelah air mata, ada kebahagiaan setelah kesulitan, ada hikmah dibalik setiap cobaan ada hasil setelah proses yang melelahkan.
Simpulan dari semua tulisan diatas sedikitnya menjelaskan tentang etika dakwah seorang Da’I seprti air hujan yang setelahnya memunculkan pelangi yang indah. Artinya dakwah seorang Da’i  seperti Air hujan ini membuahkan hasil yang indah, membawa kedamaian, ketentraman dan kebahagian bagi umatnya. Tentu saja hal ini tidak mudah dilakuakan, dan  hanya orang-orang tertentu yang bisa melakukanya. Semoga kita bisa menjadi orang-orang tertentu itu yang diridhoi Tuhannya Alloh Swt dan Syafa’at Rosulnya.( wallahualam bisawab).

Kamis, 24 Oktober 2013

Etika Da’I seperti Air Hujan






Dakwah, merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang.  Setiap dari kita itu wajib menyerukan kepada orang lain walaupun hanya satu ayat.  dakwah ini merupakan perintah langsung dari Allah Swt. Dimana Allah berfirman :

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” [An-Nahl:125]
Berbicara dakwah, berbicara pula tentang juru dakwah, yang biasa kita kenal dengan seorang Da’i. ketika berbicara seorang Da’I kita akan mengaitkanya dengan Ahlak Da’I  dari berbagai sisi kehidupanya. Namun didalam tulisan ini penulis hanya memfokuskan salah satu sisi ahlak Da’I yaitu ketika Bedawkah seorang Da’i.
Penulis berpendapat bahwa Etika seorang Da’I itu harus seperti air hujan. Yang mana Dakwah seperti air hujan ini berarti menyerukan kebaikan kepada setiap orang dimanapun dan kapanpun Da’I itu berada, tidak memilih-milih lokasi; kaya miskin, pejabat rakyat, tua muda, muslim kafir dan sebagainya.  kategori ini merupakan kategori yang paling baik, karena mereka berdakwah tanpa pamrih, hanya mengharap ridha Allah SWT semata.
Ini yang diperlukan umat hari ini. Seorang Da’I yang mempunyai etika dakwah seperti air hujan. Terus berdakwah menegakan amar ma’ruf nahi mungkar tanpa pamrih. Hanya mengharapkan keridhan dari sang maha pencipta Alloh SWT. Tidak seperti dakwah air ledeng yang berdakwah harus dibayar. Yang kalau tidak dibayar tidak mau berdakwah.  Ataupun seperti air sungai di jaman ini yang airnya sudah tidak jernih lagi alias kotor Da’I ini dikategorikan sebagai Da’I yang menyerukan kebaikan kepada orang lain tetapi dirinya sendiritidak melakukanya. Didalam masyarakat kita istilah ini dikenal dengan nama STMJ solat terus maksiat jalan.
Minimal kita berdakwah seperti air sumur  Dimana para pencari ilmu datang ke sumber ilmu tersebut, lalu seorang Da’I menyebarkan ilmunya. namun tetap Dakwah seperti air hujan. harus diutamakan dan diperjuangkan.  Dalam Al quran diterangkan bahwa Hujan adalah air yang diturunkan dari langit dan penuh keberkahan. Allah Swt berfirman :
“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS. Qaaf: 9).
Yang dimaksud keberkahan di sini adalah banyaknya kebaikan. Bukankah sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain. Artinya seorang dai yang melakukan banyak kebaikan sudah tentu dia adalah sebaik baik manusia. Karena memberikan manfaat kepada manusia lain. Dan seorang Da’I inilah yang nantinya  mendapatkan kebahagian kelak didunia dan di akhirat.
Dalam tulisan ini penulis ingin menyajikan sebuah puisi yang diposkan oleh robby fahrizal dalam blog nya yang berjudul Arti sebuah hujan :
Hujan adalah sesuatu yang takkan kita lupakan nikmatnya ketika dia datang .dan hujan selalu memberi anugrah tersendiri bagi mahluk yang sangat membutuhkannya dan tau cara bersyukur atas nikmat
 yang telah diberikan tuhan pada kita.
Hujan kan selalu ada meski terkadang ia membuat kita resah dan takut
 tapi hujan juga bisa membawa kebahagiaan bagi kita semua
 dan selalu begitu seterusnya.

Disini penulis menulis menafsirkan puisi diatas bahwa ketika  seorang Da’I beretika seperti hujan Dia tidak akan pernah dilupakan oleh umatnya. Karena  etikanya dalam berdakwahnya memberikan kenikmatan bagi para pendengarnya dan memberikan anugrah dan hidayah bagi mereka yang memahaminya. Artinya seorang Da’I ini menjadi sebuah kenikmatan bagi umatnya yang diberikan Tuhan nya.
Kemudian pada bait kedua menceritakan bahwa meski Seorang Da’I membuat resah dan takut umatnya ini penulis artikan sebagai peringatan atau ketika seorang Da’I mengingatkan kehilafan para umatnya sehingga meminculkan perasan resah gelisah dan takut kepada Da’I tersebut. Namun tetap pada hakikatnya Seorang Da’I yang dibaratkan hujan ini membawa kebahagian kepada umatnya untuk selamanya.


Membicarakan hujan tidak lengkap rasanya bila tidak membicarakan pelangi. Karena biasanya Ada pelangi setelah hujan. Pelangi dan hujan sepertinya tidak dapat dipisahkan meskipun kadangkala tidak ada pelangi setelah hujan. Semua orang percaya bahwa pelangi dan hujan tidak dapat dipisahkan. Seperti dua mata uang yang berbeda, meski berbeda tetapi saling berkaitan. Penulis memaknai ada pelangi setelah hujan itu menjadi proses dan hasilnya. Bila hujan diartikan sebagai prosesnya maka pelangi adalah hasilnya.
Kita tahu kadangkala ketika ada hujan tetapi tak ada pelangi. Mungukin inil seperti seseorang ketika menjalankan sebuah proses, ada yang berhasil dan ada yang tidak. Meskipun begitu kita selalu berharap ada pelangi setelah hujan. ada tawa setelah air mata, ada kebahagiaan setelah kesulitan, ada hikmah dibalik setiap cobaan ada hasil setelah proses yang melelahkan.
Simpulan dari semua tulisan diatas sedikitnya menjelaskan tentang etika dakwah seorang Da’I seprti air hujan yang setelahnya memunculkan pelangi yang indah. Artinya dakwah seorang Da’i  seperti Air hujan ini membuahkan hasil yang indah, membawa kedamaian, ketentraman dan kebahagian bagi umatnya. Tentu saja hal ini tidak mudah dilakuakan, dan  hanya orang-orang tertentu yang bisa melakukanya. Semoga kita bisa menjadi orang-orang tertentu itu yang diridhoi Tuhannya Alloh Swt dan Syafa’at Rosulnya.( wallahualam bisawab).