Dakwah, merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan
oleh setiap orang. Setiap dari kita itu wajib menyerukan kepada orang
lain walaupun hanya satu ayat. dakwah
ini merupakan perintah langsung dari Allah
Swt. Dimana Allah berfirman :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.” [An-Nahl:125]
Berbicara dakwah, berbicara pula tentang juru
dakwah, yang biasa kita kenal dengan seorang Da’i. ketika berbicara seorang
Da’I kita akan mengaitkanya dengan Ahlak Da’I
dari berbagai sisi kehidupanya. Namun didalam tulisan ini penulis hanya
memfokuskan salah satu sisi ahlak Da’I yaitu ketika Bedawkah seorang Da’i.
Penulis berpendapat bahwa Etika seorang Da’I itu
harus seperti air hujan. Yang mana Dakwah
seperti air hujan ini berarti menyerukan kebaikan kepada setiap orang dimanapun
dan kapanpun Da’I itu berada, tidak memilih-milih lokasi; kaya miskin, pejabat
rakyat, tua muda, muslim kafir dan sebagainya. kategori ini merupakan
kategori yang paling baik, karena mereka berdakwah tanpa pamrih, hanya mengharap ridha Allah SWT semata.
Ini yang diperlukan umat hari ini. Seorang Da’I yang
mempunyai etika dakwah seperti air hujan. Terus berdakwah menegakan amar ma’ruf
nahi mungkar tanpa pamrih. Hanya mengharapkan keridhan dari sang maha pencipta
Alloh SWT. Tidak seperti dakwah air ledeng yang berdakwah harus dibayar. Yang
kalau tidak dibayar tidak mau berdakwah.
Ataupun seperti air sungai di jaman ini yang airnya sudah tidak jernih
lagi alias kotor Da’I ini dikategorikan sebagai Da’I yang menyerukan kebaikan
kepada orang lain tetapi dirinya sendiritidak melakukanya. Didalam masyarakat
kita istilah ini dikenal dengan nama STMJ solat terus maksiat jalan.
Minimal kita berdakwah seperti air sumur
Dimana para pencari ilmu datang ke sumber ilmu tersebut, lalu seorang Da’I
menyebarkan ilmunya. namun tetap Dakwah seperti air hujan. harus diutamakan dan
diperjuangkan. Dalam Al quran
diterangkan bahwa Hujan
adalah air yang diturunkan dari langit dan penuh keberkahan. Allah Swt
berfirman :
“Dan Kami turunkan dari langit air
yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan
biji-biji tanaman yang diketam.” (QS. Qaaf: 9).
Yang dimaksud keberkahan di sini
adalah banyaknya kebaikan. Bukankah sebaik
baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain. Artinya seorang dai yang
melakukan banyak kebaikan sudah tentu dia adalah sebaik baik manusia. Karena
memberikan manfaat kepada manusia lain. Dan seorang Da’I inilah yang nantinya mendapatkan kebahagian kelak didunia dan di
akhirat.
Dalam tulisan ini penulis ingin
menyajikan sebuah puisi yang diposkan oleh robby fahrizal dalam blog nya yang
berjudul Arti sebuah hujan :
Hujan adalah sesuatu yang takkan
kita lupakan nikmatnya ketika dia datang .dan hujan selalu memberi anugrah
tersendiri bagi mahluk yang sangat membutuhkannya dan tau cara bersyukur atas
nikmat
yang telah diberikan tuhan pada kita.
yang telah diberikan tuhan pada kita.
Hujan kan selalu ada meski terkadang
ia membuat kita resah dan takut
tapi hujan juga bisa membawa kebahagiaan bagi kita semua
dan selalu begitu seterusnya.
tapi hujan juga bisa membawa kebahagiaan bagi kita semua
dan selalu begitu seterusnya.
Disini
penulis menulis menafsirkan puisi diatas bahwa ketika seorang Da’I beretika seperti hujan Dia tidak
akan pernah dilupakan oleh umatnya. Karena
etikanya dalam berdakwahnya memberikan kenikmatan bagi para pendengarnya
dan memberikan anugrah dan hidayah bagi mereka yang memahaminya. Artinya seorang
Da’I ini menjadi sebuah kenikmatan bagi umatnya yang diberikan Tuhan nya.
Kemudian
pada bait kedua menceritakan bahwa meski Seorang Da’I membuat resah dan takut
umatnya ini penulis artikan sebagai peringatan atau ketika seorang Da’I
mengingatkan kehilafan para umatnya sehingga meminculkan perasan resah gelisah
dan takut kepada Da’I tersebut. Namun tetap pada hakikatnya Seorang Da’I yang
dibaratkan hujan ini membawa kebahagian kepada umatnya untuk selamanya.
Kita
tahu kadangkala ketika ada hujan tetapi tak ada pelangi. Mungukin inil seperti
seseorang ketika menjalankan sebuah proses, ada yang berhasil dan ada yang
tidak. Meskipun begitu kita selalu berharap ada pelangi setelah hujan. ada tawa
setelah air mata, ada kebahagiaan setelah kesulitan, ada hikmah dibalik setiap
cobaan ada hasil setelah proses yang melelahkan.
Simpulan
dari semua tulisan diatas sedikitnya menjelaskan tentang etika dakwah seorang
Da’I seprti air hujan yang setelahnya memunculkan pelangi yang indah. Artinya
dakwah seorang Da’i seperti Air hujan
ini membuahkan hasil yang indah, membawa kedamaian, ketentraman dan kebahagian
bagi umatnya. Tentu saja hal ini tidak mudah dilakuakan, dan hanya orang-orang tertentu yang bisa
melakukanya. Semoga kita bisa menjadi orang-orang tertentu itu yang diridhoi
Tuhannya Alloh Swt dan Syafa’at Rosulnya.( wallahualam bisawab).
Referensi :
Al Quran Surah An Nahl ayat 125 dan Surah Qaaf ayat 9
http://bencerdas.web.id/2013/05/jenis-jenis-dakwah-jika-diibaratkan-air.html
http://kata-katabijakterbaru.blogspot.com/2012/05/arti-sebuah-hujan.html
http://suzannita.com/buku-suzannita/pelangi-setelah-hujan/