Senin, 18 Maret 2013

SEJARAH DAKWAH dalam AL QUR’AN


         Sejarah dalam Al Quran menungkapkan tentang siklus kehidupan dan sunatulloh yang tidak pernah berubah. Al Quran selalu mengukap pertarungan antara hak dan batil. Yang pada akhirnya kemenangan akan selalu ada pada pihak pihak yang membela kebenaran. Al Quran juga mengubah persepsi manusia tentang kemenangan sejati. Bukan diartikan dengan kesuksesan meraih cita cita di dunia.kemenangan sejati menurut Al Quran adalah kekuatan mempertahankan keistiqomahan dan ketegaran prinsip Tauhid sampai ajal menjemput.
          Dalam Al quran banyak sekali kisah penuh “Ibroh” pelajaran yang baik. Seperti kisah nabi yusuf dimana Alloh Swt berfirman dalam QS.Yusuf ayat 111 :
Artinya : sesungguhnya pada kisah kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukan cerita yang dibuat buat. Akan tetapi membenarkan (kitab kitab) sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. Adapun salahsatu  Kisah lainya dalam Al Quran. Ketika Al Quran Menghibur Nabi Muhammad Saw dengan sejarah para Nabi sebelumnya. 
            Dimana Alloh SWT berfirman dalam QS. Al Ahqaf ayat 35 :
“Maka bersabarlah  kamu seperti orang orang yang mempunyai keteguhan hati, dari rosul rosul telah bersabar dab janganlah kamu meminta di segerakanya (Azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang di ancamkan kepada mereka. Mereka (merasa)seolah olah tidak tinggal (didunia) melainkan sesaat pada siang hari. (inilah) suatu pelajaran   yang cukup. Maka tidak dibinasakanya melainkan kaum fasik.”
           Jika Alloh SWT telah mendidik Nabi Muhammad SAW dengan sejarah para nabi sebelumnya. Maka penerus dakwah hari ini seharusnya lebih bersemangat lagi untuk mengambil “ibroh” , insfirasi dari dakwah para nabi. Apalagi jaman sekarang kita telah penuh dengan kemungkaran, bid’ah, kerusakan aqidah dan berbagai penyakit lainya.

Referensi :
Wahyu Ilahi,S.Ag.,M.A,Pengantar sejarah dakwah, Cet II .Jakarta : kencana 2012

Rabu, 27 Februari 2013

Interaksi Sosial Para Pegiat Dakwah


Di dalam kehidupan sehari – hari manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya  akan selalu membutuhkan  individu ataupun kelompok lain agar dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Proses sosial ini, merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Proses hubungan tersebut berupa interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus. dimaksudkan sebagai pengaruh tibal balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. 
           
Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi sosial.          
            Bila dikaitkan dengan
Kegiatan dakwah. secara umum merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim. Sebagaimana hadist rosul saw yang berbunyi “balliguu anniiy walau aayah "sampaikanlah dariku walau satu ayat”. Di dalam kegiatan dakwah, ada subjek dan ada objek. Subjeknya adalah seorang da’i dan objeknya adalah mad’u. Begitulah potret sederhana kegiatan dakwah yang menjadikan dakwah sebagi proses sosial.

Pembahasan
A.     Interaksi Sosial Para Pegiat Dakwah
Interaksi Sosial adalah hubungan dinamis yang menyangkut timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok . dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. dalam bentuk kerjasama, persaingan ataupun pertikaian. Interaksi juga merupakan hubungan yang tertata dalam bentuk tindakan tindakan berdasarkan tata nilai dan norma norma yang dilakunan di masyarakat. Sedangkan para pegiat dakwah ialah para pemuka agama, seperti ulama. Kiayi, ustad, Da’i atau Mubaligh  yang menyampaikan pesan dakwah (nilai” islam) kepada madu.
Jadi interaksi soaisal para pegiat dakwah adalah  Interaksi sosial yang dilakukan antara  Da’i dan Mad’u di mana mereka saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku satu  sama  lain.         
Interaksi sosial memilki ciri-ciri sebagai berikut:  
              a. Pelaku lebih dari satu orang b. Adanya hubungan timbal balik antar pelaku yaitu komunikasi antar pelaku dengan menggunakan bahas, simbol atau lambang. c. Diawali  dengan adanya kontak sosial baik secara langsung maupun tidak langsung           . d. Adanya dime-nsi waktu (lampau, sekarang, dan akan datang) yang menentukan sifat hubungan timbal balik yang sedang berlangsung dan e. mempunyai maksud tujuan dari masing-masing pelaku.           
Adapun syarat untuk terjadinya interaksi sosial Menurut  Prof. Dr. Soerjono Soekamto, ada dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi. :
                a. Kontak Sosial  Kata “kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik (langsung), bisa juga secara tidak langsung
seperti  bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat seperti dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder.
                 b. Komunikasi  merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi Komunikator– Pesan –Media– Komunikan = Efek kalaupun dikaitkan dengan kegiatan dakwah disini bisa menjadi Da;i – Maudu – wasilah – Mad’u = Efek.

B. Faktor Dasar Interaksi Sosial    
Dr. W.A. Gerundang Dipl. Psych (1986, 58) menyatakan bahwa ada empat factor dasar dalam interaksi sosial, yaitu
a. Imitasi        
            Imitasi merupakan proses belajar manusia dalam masyarakat sebagai proses mematangkan kepribadiannya. Misalnya, kita tempatkan pada anak dikeluarga, maka factor teladan dari orang tua sangat kuat pengaruhnya. Nabi Muhammad sendiri menjadi teladan umat manusia, baik umat muslim maupun non-muslim Baik dalam kehidupan muamalah, ibadah, ataupun kehidupan lainnya
             Lewat suri tauladan (teladan sebagai metode dakwah) maka manusia belajar kebiasaan yang baik dan akhlak yang mulia. Begitu pula sebaliknya, apabila kita terbiasa dangan kebiasaan yang buruk maka kita akan mendapatkan akhlak yang tercela sebagai buahnya. Di sinilah pentingnya imitasi dalam dakwah. Sebagai seorang da’I  renungkanlah.
b. Sugesti       
            Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, stimulus pandangan atau sikap yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional. Sehingga sugesti bukan bersifat rasional akan tetapi mendahulukan ras. Dalam hal ini Menike menulis: “Sugesti adalah pengaruh psikis-rohaniah, yang dalam diri komunikan menghasilkan suatu sikap atau keyakinan tertentu, tanpa dirasakannya adanya keperluan untuk meminta pertanggungjawaban serta keterangan dan pembuktian lebih lanjut dari pemberi sugesti (komunikator).”   
              Sugesti dalam ilmu jiwa sosial, Ada yang menganggap sebagai suatu rangsangan yang dapat mengendurkan atau menguatkan sikap, perhatian, atau keinginan-keinginan mad’u. Sugesti merupakan proses mempengaruhi orang lain, dengan tujuan tingkah laku (behavior), bersikap (attitude) pendapat (oppinion) supaya identik dengan kita. Begitu pula dakwah dengan tujuan, agar mad’u itu mengikuti jalan yang Islamis. Tidak terlalu tergesah-gesah pada hakikatnya antara keduanya memiliki hubungan yang erat sekali, bahkan dakwah merupakan sugesti pada orang lain.            
c. Identifikasi
            Identifikasi adalah sebuah istilah dalam psikologi-psikoanalisis-Sigmund freud, dimana Dr. W.A. Gerungan membatasi “dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain”. Kecenderungan disini bersifat tidak sadar dan irasional. Sebagai ilustrasi, bagi seoarang anak, sang ayah adalah refleksi sifat kejantanan, kewibawaan, dan kepemimipinan. Sedang ibu adalah idola dari perwujudan kelembutan dan kasih saying. Dengan demikian metode keteladanan dalam dakwah mutlak sifatnya, Maka di sinilah peran orang tua ataupun Da’i dalam menumbuhkan religious consciousness atau rasa keagamaan pada anak-anaknya ataupun pada Mad’u.
            Islam menggaris bawahi tentang kehidupan keluarga ini. Di sini jelaslah kewajiban orang tua memberi contoh yang baik dan bertanggungjawab kepada anggota keluarganya, sebab ia sebagai model identifikasi. Begitu pula dalam dakwah, da’I merupakan the best example dalam lingkungan masyarakat.   


d. Simpati
            Simpati dapat dirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, tetapi berdasarkan penilaian perasaan, seperti juga dalam proses identifikasi (Dr. W.A. Gerungan, 1986, 69). Sehingga factor ini memiliki peran yang cukup mendalam dalam interaksi sosial. Dengan simpati maka situasi kerja sama akan lebih mudah terjadi.  
              Dalam proses interaksi dalam dakwah, factor simpati ini besar sekali perannya. Karena salah satu yang tidak dapat diabaikan dalam proses dakwah adalah terlebih dahulu membangkitkan rangsangan (stimulan) yang akan memberikan jalan pada mad’u. untuk membangkitkan itu, maka da’I harus mengadakan empati terlebih dahulu. Karenanya, factor simpati itu, kita sering melihat dakwah nonverbal (teladan dakwah bil hal) mempunyai pengaruh yang tidak kalah pentingnya dengan dakwah verbal. Pribahasa arab menulis: “Perbuatan itu lebih besar pengaruhnya dari pada kata-kata yang diucapkan”.           


C.   Manfaat Interaksi sosial
             Dengan interaksi sosial silaturahim antara Da’i dan Mad’u tercipta. Dan mempererat tali persaudaraan antara satu sama  lainnya, karena silaturahim juga memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalin komunikasi yang baik, dan dengan adanya interaksi sosial ini Da’i  dapat berdakwah dengan melaui  suri tauladan yang baik kepada Mad’unya. Maka cara yang dilakukan para da’i dengan  berinteraksi langsung dengan mad’u nya, dapat terserap dengan baik dan untuk memperluas cakupan interaksi sang da’i yang bisa melebarkan sayapnya untuk menyebarkan ajaran-ajaran islam lebih luas lagi.     

Penutup
Kesimpulan
Dari argument diatas dapat disimpulkan bahwa dapat timbul berbagai dampak dari interaksi timbal-balik antara satu dan yang lainnya, baik dampak positif maupun negatif adapun kaitannya dengan para pegiat dakwah. seorang da’I harus mampu menguasai berbagai faktor interaksi sosial ini salah satunya menumbuhkan rasa simpati pada mad’u. Sekiranya mad’u sudah tidak simpati terlebih dahulu dengan da’I jangan diharapkan terjadi feed back dalam dakwah, apalagi tujuan dakwah akan terealisasi, mungkin hanya “counter effect” yang diterimanya, atau bahkan kita ditolak secara mentah-mentah.   
           
Dalam kegiatan dakwah selalu terjadi proses interaksi sosial, yaitu hubungan antara Da’i  dan Mad’u. Interaksi sosial dalam proses dakwah ini ditujukan untuk mempengaruhi mad’u yang akan membawa perubahan sikap prilaku seperti mempererat tali perasaudaraan dengan silaturahmi dan meneladani kepribadaian yang baik dari sang Da’i. Dengan demikian tujuan dakwah yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 

        DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Tri pranto, Marmin. Sosiologi SMA kelas X, Bogor : CV Regina, 2006
Mubarok, Achmad. Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008
Enjang dan Aliyudin. Dasar dasar ilmu Dakwah , Bandung : Widya Padjadjaran

Internet :



Rabu, 23 Januari 2013

Peringatan Maulid Nabi SAW : Membangkitkan Kecintaan kepada Nabi SAW



Bulan Rabiul Awal merupakan bulan yang sangat bersejarah dan berharga bagi umat islam didunia. Dimana pada bulan ini Alloh SWT telah mengaruniakan kepada kita umat manusia,  seorang Nabi dan Rasul bernama Muhammad bin Abdullah sebagai rahmat bagi alam semesta alam. Sebagaimana firman-Nya,“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. al-Anbiya; 107).
Tanggal 12 Rabi’ul Awal telah menjadi salah satu tanggal istimewa bagi sebagian kaum muslimin. Tanggal ini dianggap sebagai hari kelahiran Nabi akhir zaman, sang pembawa risalah, penyempurna iman, Nabi agung Muhammad shallallahu alaihi wa ‘alaa alihi wa sahbihi wa sallam. Beliau merupakan sosok teladan umat muslim yang pada sosoknya lah kita berkaca terhadap semua tindak tanduk yang kita perbuat setiap harinya.
Tanggal 12 Rabiul Awal ini biasa disebut Maulid Nabi atau Maulud saja. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Jadi Maulid Nabi Muhammad SAW  (bahasa Arab mawlid an-nabÄ«), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW. Peringatan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Masyarakat muslim di Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji dan pengajian. Peringatan ini bukan sekedar mengenang sebatas kelahiranya saja, lebih dari itu Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kita selaku umatnya kepada Nabi Muhammad SAW. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW.  
Diantaranya banyak  menyebut manaqib (kisah hidup) dan kepribadian beliau yang mulia, menjalankan sunnah-sunnahnya yang agung, dan banyak bershalawat kepadanya. Sebagaimana hadist nabi yang artinya :Di antara umatku yang paling cinta kepadaku adalah orang-orang yang hidup sesudahku, yang salah seorang di antara mereka ingin melihatku walau harus mengorbankan keluarga dan harta benda.” (HR. Muslim)      Salah satu bentuk kecintaan kita kepada beliau adalah bershalawat, sebagaimana yang diperintahkan Allah dalam al quran surah al ahzab ayat 56  yang artinya:   “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al Ahzab: 56).
Asy Syaikh As Sa’di berkata: “(Dalam ayat ini) terdapat penjelasan tentang kemuliaan Rasulullah , ketinggian derajatnya, mulianya kedudukan beliau di sisi Allah dan di sisi makhluknya. Dan sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat, yaitu memujinya di hadapan para malaikat dan kelompok makhluk yang mulia, yang menunjukkan kecintaan-Nya kepada Nabi dan para malaikat yang dekat (dengan Allah) memberi pujian, mendo’akan serta merendahkan diri kepadanya. Maka wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepadanya dan ucapkanlah salam dalam rangka mengikuti Allah dan para malaikat-Nya serta sebagai balasan baginya atas sebagian hak-hak beliau atas kalian dan untuk menyempurnakan keimanan kalian. Mengagungkannya, mencintai dan memuliakan nya, serta untuk menambah kebaikan-kebaikan dan menghapus kesalahan-kesalahan kalian.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 671)
Berangkat dari sini sudah sepantasnya, kita selaku umatnya selalu bersholawat kepada nabi. sebagai bentuk  kecintaan kita kepada nabi. bersholwat ketika duduk, berdiri ataupun berjalan. Bersholawat Ketika pagi siang sore maupun malam. Kita berharap semoga dengan peringatan maulid nabi ini menambah kecintaan kita kepada nabi dan kembali bersemangat menjalankan sunnah-sunnahnya yang agung .

Sabtu, 08 Desember 2012

Dirikanlah SHOLAT



Saat adzan berkumandang
Tanda telah datangnya panggilan Tuhan
Wahai orang orang yang beriman
Segeralah penuhi panggilan tuhan

Lepaskanlah  baju kesombonganmu
Lepaskanlah  baju kedzolimanmu
Sucikanlah  jiwa dan ragamu
Segeralah . . . !!!

Segeralah menghadap Tuhan
Dengan penuh kekhusyu’ dan ketawaddu’an
Sempurnakanlah syarat dan rukunya
Agar sholat diterima disisiNya

Janganlah termasuk Pencuri sholat
Dan jangan pula  melalaikanya
Agar tidak menyesal nantinya
Maka, Segerlah . . . !!!

Sholat. . . sholat. . . sholat !!!
Karena sholat tiang Agama
Amal yang pertama kali ditanya
Segerlah , dirikan Sholat . . . .


Sabtu, 01 Desember 2012

Jilbab Zahrana


 Cerpen yang menggugah hati karya  "Annisa Fitri Maharani Thea" Selamat membaca



            Perkenalkan , namaku Agnesya Agustin Maharanni , aku adalah putri tunggal dari Ny. Meisya dan Tn. Alexander , salah satu pengusaha besar di daerah Blitar . Sebenarnya aku tidaklah kekurangan biaya hidup sepeserpun , apa yang aku inginkan pasti akan ayah ibu ku berikan namun, karena keinginan besarku untuk hidup mandiri , maka aku putuskan untuk mencari pekerjaan jauh dari kedua orang tua ku .
            Hingga akhirnya aku mendapat pekerjaan sebagai seorang sekretaris manager keuangan di salah satu perusahaan swasta di daerah Bandung .
            Aku tak pernah sedikitpun percaya pada suatu agama pun . Istilahnya sih Atheis tulen , Aku sungguh bebas tanpa terkait dengan agama apapun . Namun semua berubah sejak aku pindah ke kost an baru ku di daerah Wastu kencana . Aku satu kamar dengan seorang muslimah yang jelita dan taat beragama bernama Zahrana Nurul Laila Ramadhani .
            Kehidupanku biasa saja saat itu  hingga akhirnya suatu senja sepulang kerja , sayup ku dengar Anna sedang mengaji. Karena rasa penasaranku yang tinggi , aku lalu mengupingnya dan mendengarkan lantunan-lantunan yang keluar dari bibir tipisnya .  Astaga , disela bacaan nya yang merdu dia terisak seolah memendam kerinduan yang terdalam . Setelah selsai mengaji dia bersujud dan mengucap kata ‘ Alhamdulillah ‘ berulang kali .
“ Nessa..” kontan aku terlonjak kaget saat Anna tiba-tiba saja memanggilku ,
“Ness , Lagi apa kok nggak masuk ?? “
“ Ehhhh , tadinya aku mau masuk , tapi ngga enak , takut ganggu . “ Jawabku tergagap .
“ Nggaa , gak apa-apa kok , harusnya kamu masuk aja “
“ Heheheehhe , sorry deh , sorry , tadi aku tuh meerrr,,,, “ Eh keceplosan
“ Merr , mer apa ?? merhatiin aku yaa ??” goda Anna nakal .
“ Ehhehehhehe , dikit siihhh “
“Emmhhhh , eh , kamu kok udah pulang lagi ??
“ Iyya Na’ nggak ada kerjaan sih , aku mandi dulu yaa , gerah niih “
“ Owh iyya mangga .airnya udah aku siapin tuh biar kamu bias langsung mandi . “
“ Ok,thanks yah sob “
“ iyyah sama-sama “ Zahrana memang teman , bahkan sahabat yang baik dan pengertian padaku . Dia bilang sih , sudah menjadi kewajiban yang harus dia lakukan untuk membantu sesama manusia .
            Brrr ….
Dingin banget deh kayaknya , udara Bandung yang sejuk semakin membuat badanku menggigil saja , dinginnya seolah menusuk ke dalam tulang sumsum ku . Aku langsung saja menuju dapur dan mencari makanan .
“ Ehh ada mie goreng nganggur , pas banget “ fikirku
“ Mie siapa niiihh ?? “ teriakku pada Zahrana yang baru saja mengambil air wudhu , shalat magrib sepertinya .
“ Itu mie buat kamu , tadi sekalian kau bikini buat aku buka puasa . “
“ Senin Kamis yah ?? “
“ Iyyaps betul betul betul , hehehe , Aku shalat maghrib dulu yaa ??
“ Siipp , aku makan duluan deh , laper nih , udah pada demo nih cacing-cacing diperut “
“  Iyya sok aja”
“ Okkedehhh kakak “ sahutku . Zahrana pun kembali ke kamar untuk shalat .
            Setelah selsai makan akupun langsung menuju kamar , Kulihat Zahrana tengah mengaji , lagi . Ada perasaan aneh yang menyusup ke dalam kalbuku setiap kali aku mendengarnya mengaji , seolah ingin mendengarnya terus mengaji , tanpa terasa air mata ku mengalir membasahi pelupuk mata ini .
“ Masuk Ness “ ujar Zahrana lirih , rupanya sedari tadi dia tahu bahwa aku tengah menguping .
“ Ness , kamu ngga apa-apa kann ? “
“ Annn , aku ingin belajar membaca Al-Qur’an “ isak tangisku mulai mereda .
“ Subhanallah , Alhamdulillah , benarkah itu ?” Anna seolah tak percaya .
“ iiii..ya Na’ aku ingiinn mengaji seperti mu” “ Sungguh Ness, aku angat bahagia sekali mendengar keinginan mu itu , tapi aku benar-benar nggak bisa  bantu kamu “
“ Kenapa ?? apa kau tidak pantas untuk masuk Islam ?? “ jujur saja hatiku teramat kecewa mendengar perkataan Zahrana tadi .
“ Bukan begitu sayang , “ Zahrana memeluk tubuhku bagai memeluk adiknya . Usia Zahrana dan aku memang hanya terpaut bebrapa bulan saja, namun , kedewasaan Zahrana begitu tinggi , sehingga aku merasa dia lebih pantas untuk menjadi kakak ku daripada sahabatku .
“ Membaca Al-Quran tak semudah yang kita bayangkan , membaca Al-Quran pun harus dibarengi dengan diri yang suci, Al-Quran bukanlah seperti Koran ataupun , maaf aku tak bermaksud menyinggung mu “
“ Teruskan Anna , jika kau menganggap aku sahabat mu “
“Baiklah , Al-Quran bukanlah seperti Koran ataupun kitab lain nya , Al-Quran dijaga keasliannya hingga akhir zaman “
            Dan begitu seterusnya , Zahrana adalah guru awal untukku mengenal agama yang indah ini , Zahrana terus mengajariku hal kecil uang berkaitan dengan Islam .
            Hari demi hari , waktu demi waktu berlalu , aku semakin lebih mendalami agama islam , rasanya , aku sudah sangat jatuh cinta pada agama pembawa kedamaian ini .
            Hingga suatu senja , sepulang kerja aku tak mendapati Zahrana dirumah , aku hanya menemukan sebuah jilbab dan gamis kesayangan Zahrana serta sepucuk memo bertuliskan ‘ Jadilah muslimah sejati yang mewangi seharum dan seindah kesturi diantara taman taman syurgawi, maafkan aku Anna , aku sudah tak mampu lagi mengajarimu hal-hal indah dalam Islam , kelak jika suatu saat takdir dapat mempertemukan kita lagi , meski tak di kefanaan ini aku sangat berharap mampu melihat anggun dan jelita parasmu tengah mengenakan jilbab , salam sayangku untukmu wahai bidadari jelita yang kelak akan menghiasi indahnya syurga dengan kehalusan budi dan keimanan yang kuat ‘ itulah pesan terakhir nya untukku .
            9 bulan berlalu semenjak kepergian Zahrana , kini aku telah menjadi seorang muslimah sama hal nya  seperti Zahrana , bahkan  kini aku menjadi salah seorang pengajar tetap disuatu pondok pesantren dikota Bandung . namaku ku ubah menjadi Aisyah nur zahrana hidayati. Semakin hari kekuatan imanku semakin bertambah saja .
            Satu hari setelah resepsi pernikahanku dengan putra Kiyai pemilik pondok pesantren tempatku mengajar, orang tua Zahrana datang kerumah kami dan memberi kabar bahwa Zahrana sahabatku telah mendahului kami semua untuk bertemu dengan sang Maha Cinta karena penyakit kangker otak yang sejak 6 tahun dia derita namun tak kunjung membaik juga .
            Jujur saja , aku benar – benar tak menyangka bahwa selama ini dia begitu rapih menyembunyikan rasa sakit yang menderanya dihadapan ku . Aku amat terpukul mendengar berita ini , aku hampir tak kuasa menahan tubuhku yang limbung , untung saja kang Zaki suamiku cepat menahan tubuhku sehingga aku tidak terjatuh ke lantai.
“ Sabarlah sayang , berdoa lah untuk sahabatmu , aku yakin kamu wanita yang tegar ,” suamiku berusaha menenangkan ku ,

            Dear Zahrana
            Sahabatku, lihatlah kini jilbabmu melekat indah dalam tubuhku ,melindungi anggun parasku dari terik nya matahari , melindungi indah pesonaku dari mata laki-laki yang bukan mahramku , Zahrana sayang , terima kasih telah menerangi kelam hariku dengan cahayamu , tunggu aku di taman syurga dan nantikan aku penuh kerinduan ,,
            Doakan aku sayang , agar aku mampu menajdi seorang muslimah sejati yang selalu taat beribadah pada sang Maha Cinta seperti yang selama ini telah engkau ajarkan padaku,
            Uhibbuka fillah ya ukhty ,,

*** TAMAT ***

http://www.facebook.com/notes/annisa-fitri-maharani-thea/jilbab-zahrana/439103766146241

Senin, 26 November 2012

Kurangnya minat membaca Mahasiswa UIN





Minat membaca Mahasiwa UIN sangat rendah. Ini ditunjukan dengan referensi tugas perkuliahan yang minim dan cenderung tidak relvan dengan tugas perkuliahan. selain itu,  minat mahasiswa keperpustakaan juga tergolong sangat rendah. jika menyaksikan mahasiswa ketika dilingkungan kampus UIN SGD BDG. Khususnya di fakultas dakwah dan komunikasi disaat jeda perkuliahan. Atau jam pelajaran kosong. Kegiatan yang mereka lakukan adalah duduk ditemani secangkir kopi dan beberapabatang rokok sambil berbincang bincang hal hal yang tidak ada kaitanya dengan materi perkuliahan. Dan jarang sekali terlihat mahasiswa yang duduk sambil membaca buku.
Rendahnya minat membaca mahasiswa sekarang ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pengaruh lingkungan. Perkembangan teknologi seperti internet memudahkan siapa saja mengakses informasi. Mahasiswa tidak perlu repot-repot membaca koran atau buku untuk memperoleh informasi sekarang ini. Cukup bermodalkan gadget canggih seperti Smart Phone, PC Tablet, dan Laptop serta koneksi internet, berbagai informasi dengan mudah mereka dapatkan.Keberadaan internet membuat setiap hal terasa lebih praktis. Dari pada repot membaca buku tebal, banyak mahasiswa memilih mencari referensi melalui internet. Hal itulah yang mebuat mereka semakin bergantung pada internet dan meninggalkan buku sebagai acuan mendapatkan informasi dan ilmu.        
Jika sudah seperti ini mahasiswa yang malas membaca buku, maka akan sulit merubah kebiasaan tersebut. Salah satu hal yang akan mendorong mahasiwa membaca biasanya karena tuntutan tugas kuliah atau memang karena dosen yang memaksa. Hal yang penting untuk menumbuhkan minat baca mahasiswa adalah kesadaran. Mahasiswa harus sadar bahwa membaca buku adalah kebutuhan primer yang mutlak diperlukan agar mereka semakin berwawasan luas. Selain mereka harus dipacu untuk berkunjung ke perpustakaan. Perpustakaan sebagai sumber belajar dan informasi telah terbukti mempunyai kedudukan yang sangat penting yaitu jantungnya perguruan tinggi atau universitas di negara-negara maju. Di sini perpustakaan harus berusaha ikut berperan aktif membantu mahasiswa meningkatkan ketrampilan membaca, dengan mempromosikan buku-buku atau bacaan lainnya yang terbaru dan berkualitas, serta menginformasikan layanan baru yang dapat menunjang aktivitas membaca.


Senin, 18 Maret 2013

SEJARAH DAKWAH dalam AL QUR’AN


         Sejarah dalam Al Quran menungkapkan tentang siklus kehidupan dan sunatulloh yang tidak pernah berubah. Al Quran selalu mengukap pertarungan antara hak dan batil. Yang pada akhirnya kemenangan akan selalu ada pada pihak pihak yang membela kebenaran. Al Quran juga mengubah persepsi manusia tentang kemenangan sejati. Bukan diartikan dengan kesuksesan meraih cita cita di dunia.kemenangan sejati menurut Al Quran adalah kekuatan mempertahankan keistiqomahan dan ketegaran prinsip Tauhid sampai ajal menjemput.
          Dalam Al quran banyak sekali kisah penuh “Ibroh” pelajaran yang baik. Seperti kisah nabi yusuf dimana Alloh Swt berfirman dalam QS.Yusuf ayat 111 :
Artinya : sesungguhnya pada kisah kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukan cerita yang dibuat buat. Akan tetapi membenarkan (kitab kitab) sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. Adapun salahsatu  Kisah lainya dalam Al Quran. Ketika Al Quran Menghibur Nabi Muhammad Saw dengan sejarah para Nabi sebelumnya. 
            Dimana Alloh SWT berfirman dalam QS. Al Ahqaf ayat 35 :
“Maka bersabarlah  kamu seperti orang orang yang mempunyai keteguhan hati, dari rosul rosul telah bersabar dab janganlah kamu meminta di segerakanya (Azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang di ancamkan kepada mereka. Mereka (merasa)seolah olah tidak tinggal (didunia) melainkan sesaat pada siang hari. (inilah) suatu pelajaran   yang cukup. Maka tidak dibinasakanya melainkan kaum fasik.”
           Jika Alloh SWT telah mendidik Nabi Muhammad SAW dengan sejarah para nabi sebelumnya. Maka penerus dakwah hari ini seharusnya lebih bersemangat lagi untuk mengambil “ibroh” , insfirasi dari dakwah para nabi. Apalagi jaman sekarang kita telah penuh dengan kemungkaran, bid’ah, kerusakan aqidah dan berbagai penyakit lainya.

Referensi :
Wahyu Ilahi,S.Ag.,M.A,Pengantar sejarah dakwah, Cet II .Jakarta : kencana 2012

Rabu, 27 Februari 2013

Interaksi Sosial Para Pegiat Dakwah


Di dalam kehidupan sehari – hari manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya  akan selalu membutuhkan  individu ataupun kelompok lain agar dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Proses sosial ini, merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Proses hubungan tersebut berupa interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus. dimaksudkan sebagai pengaruh tibal balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. 
           
Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi sosial.          
            Bila dikaitkan dengan
Kegiatan dakwah. secara umum merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim. Sebagaimana hadist rosul saw yang berbunyi “balliguu anniiy walau aayah "sampaikanlah dariku walau satu ayat”. Di dalam kegiatan dakwah, ada subjek dan ada objek. Subjeknya adalah seorang da’i dan objeknya adalah mad’u. Begitulah potret sederhana kegiatan dakwah yang menjadikan dakwah sebagi proses sosial.

Pembahasan
A.     Interaksi Sosial Para Pegiat Dakwah
Interaksi Sosial adalah hubungan dinamis yang menyangkut timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok . dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. dalam bentuk kerjasama, persaingan ataupun pertikaian. Interaksi juga merupakan hubungan yang tertata dalam bentuk tindakan tindakan berdasarkan tata nilai dan norma norma yang dilakunan di masyarakat. Sedangkan para pegiat dakwah ialah para pemuka agama, seperti ulama. Kiayi, ustad, Da’i atau Mubaligh  yang menyampaikan pesan dakwah (nilai” islam) kepada madu.
Jadi interaksi soaisal para pegiat dakwah adalah  Interaksi sosial yang dilakukan antara  Da’i dan Mad’u di mana mereka saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku satu  sama  lain.         
Interaksi sosial memilki ciri-ciri sebagai berikut:  
              a. Pelaku lebih dari satu orang b. Adanya hubungan timbal balik antar pelaku yaitu komunikasi antar pelaku dengan menggunakan bahas, simbol atau lambang. c. Diawali  dengan adanya kontak sosial baik secara langsung maupun tidak langsung           . d. Adanya dime-nsi waktu (lampau, sekarang, dan akan datang) yang menentukan sifat hubungan timbal balik yang sedang berlangsung dan e. mempunyai maksud tujuan dari masing-masing pelaku.           
Adapun syarat untuk terjadinya interaksi sosial Menurut  Prof. Dr. Soerjono Soekamto, ada dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi. :
                a. Kontak Sosial  Kata “kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik (langsung), bisa juga secara tidak langsung
seperti  bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat seperti dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder.
                 b. Komunikasi  merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi Komunikator– Pesan –Media– Komunikan = Efek kalaupun dikaitkan dengan kegiatan dakwah disini bisa menjadi Da;i – Maudu – wasilah – Mad’u = Efek.

B. Faktor Dasar Interaksi Sosial    
Dr. W.A. Gerundang Dipl. Psych (1986, 58) menyatakan bahwa ada empat factor dasar dalam interaksi sosial, yaitu
a. Imitasi        
            Imitasi merupakan proses belajar manusia dalam masyarakat sebagai proses mematangkan kepribadiannya. Misalnya, kita tempatkan pada anak dikeluarga, maka factor teladan dari orang tua sangat kuat pengaruhnya. Nabi Muhammad sendiri menjadi teladan umat manusia, baik umat muslim maupun non-muslim Baik dalam kehidupan muamalah, ibadah, ataupun kehidupan lainnya
             Lewat suri tauladan (teladan sebagai metode dakwah) maka manusia belajar kebiasaan yang baik dan akhlak yang mulia. Begitu pula sebaliknya, apabila kita terbiasa dangan kebiasaan yang buruk maka kita akan mendapatkan akhlak yang tercela sebagai buahnya. Di sinilah pentingnya imitasi dalam dakwah. Sebagai seorang da’I  renungkanlah.
b. Sugesti       
            Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, stimulus pandangan atau sikap yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional. Sehingga sugesti bukan bersifat rasional akan tetapi mendahulukan ras. Dalam hal ini Menike menulis: “Sugesti adalah pengaruh psikis-rohaniah, yang dalam diri komunikan menghasilkan suatu sikap atau keyakinan tertentu, tanpa dirasakannya adanya keperluan untuk meminta pertanggungjawaban serta keterangan dan pembuktian lebih lanjut dari pemberi sugesti (komunikator).”   
              Sugesti dalam ilmu jiwa sosial, Ada yang menganggap sebagai suatu rangsangan yang dapat mengendurkan atau menguatkan sikap, perhatian, atau keinginan-keinginan mad’u. Sugesti merupakan proses mempengaruhi orang lain, dengan tujuan tingkah laku (behavior), bersikap (attitude) pendapat (oppinion) supaya identik dengan kita. Begitu pula dakwah dengan tujuan, agar mad’u itu mengikuti jalan yang Islamis. Tidak terlalu tergesah-gesah pada hakikatnya antara keduanya memiliki hubungan yang erat sekali, bahkan dakwah merupakan sugesti pada orang lain.            
c. Identifikasi
            Identifikasi adalah sebuah istilah dalam psikologi-psikoanalisis-Sigmund freud, dimana Dr. W.A. Gerungan membatasi “dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain”. Kecenderungan disini bersifat tidak sadar dan irasional. Sebagai ilustrasi, bagi seoarang anak, sang ayah adalah refleksi sifat kejantanan, kewibawaan, dan kepemimipinan. Sedang ibu adalah idola dari perwujudan kelembutan dan kasih saying. Dengan demikian metode keteladanan dalam dakwah mutlak sifatnya, Maka di sinilah peran orang tua ataupun Da’i dalam menumbuhkan religious consciousness atau rasa keagamaan pada anak-anaknya ataupun pada Mad’u.
            Islam menggaris bawahi tentang kehidupan keluarga ini. Di sini jelaslah kewajiban orang tua memberi contoh yang baik dan bertanggungjawab kepada anggota keluarganya, sebab ia sebagai model identifikasi. Begitu pula dalam dakwah, da’I merupakan the best example dalam lingkungan masyarakat.   


d. Simpati
            Simpati dapat dirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, tetapi berdasarkan penilaian perasaan, seperti juga dalam proses identifikasi (Dr. W.A. Gerungan, 1986, 69). Sehingga factor ini memiliki peran yang cukup mendalam dalam interaksi sosial. Dengan simpati maka situasi kerja sama akan lebih mudah terjadi.  
              Dalam proses interaksi dalam dakwah, factor simpati ini besar sekali perannya. Karena salah satu yang tidak dapat diabaikan dalam proses dakwah adalah terlebih dahulu membangkitkan rangsangan (stimulan) yang akan memberikan jalan pada mad’u. untuk membangkitkan itu, maka da’I harus mengadakan empati terlebih dahulu. Karenanya, factor simpati itu, kita sering melihat dakwah nonverbal (teladan dakwah bil hal) mempunyai pengaruh yang tidak kalah pentingnya dengan dakwah verbal. Pribahasa arab menulis: “Perbuatan itu lebih besar pengaruhnya dari pada kata-kata yang diucapkan”.           


C.   Manfaat Interaksi sosial
             Dengan interaksi sosial silaturahim antara Da’i dan Mad’u tercipta. Dan mempererat tali persaudaraan antara satu sama  lainnya, karena silaturahim juga memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalin komunikasi yang baik, dan dengan adanya interaksi sosial ini Da’i  dapat berdakwah dengan melaui  suri tauladan yang baik kepada Mad’unya. Maka cara yang dilakukan para da’i dengan  berinteraksi langsung dengan mad’u nya, dapat terserap dengan baik dan untuk memperluas cakupan interaksi sang da’i yang bisa melebarkan sayapnya untuk menyebarkan ajaran-ajaran islam lebih luas lagi.     

Penutup
Kesimpulan
Dari argument diatas dapat disimpulkan bahwa dapat timbul berbagai dampak dari interaksi timbal-balik antara satu dan yang lainnya, baik dampak positif maupun negatif adapun kaitannya dengan para pegiat dakwah. seorang da’I harus mampu menguasai berbagai faktor interaksi sosial ini salah satunya menumbuhkan rasa simpati pada mad’u. Sekiranya mad’u sudah tidak simpati terlebih dahulu dengan da’I jangan diharapkan terjadi feed back dalam dakwah, apalagi tujuan dakwah akan terealisasi, mungkin hanya “counter effect” yang diterimanya, atau bahkan kita ditolak secara mentah-mentah.   
           
Dalam kegiatan dakwah selalu terjadi proses interaksi sosial, yaitu hubungan antara Da’i  dan Mad’u. Interaksi sosial dalam proses dakwah ini ditujukan untuk mempengaruhi mad’u yang akan membawa perubahan sikap prilaku seperti mempererat tali perasaudaraan dengan silaturahmi dan meneladani kepribadaian yang baik dari sang Da’i. Dengan demikian tujuan dakwah yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 

        DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Tri pranto, Marmin. Sosiologi SMA kelas X, Bogor : CV Regina, 2006
Mubarok, Achmad. Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008
Enjang dan Aliyudin. Dasar dasar ilmu Dakwah , Bandung : Widya Padjadjaran

Internet :



Rabu, 23 Januari 2013

Peringatan Maulid Nabi SAW : Membangkitkan Kecintaan kepada Nabi SAW



Bulan Rabiul Awal merupakan bulan yang sangat bersejarah dan berharga bagi umat islam didunia. Dimana pada bulan ini Alloh SWT telah mengaruniakan kepada kita umat manusia,  seorang Nabi dan Rasul bernama Muhammad bin Abdullah sebagai rahmat bagi alam semesta alam. Sebagaimana firman-Nya,“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. al-Anbiya; 107).
Tanggal 12 Rabi’ul Awal telah menjadi salah satu tanggal istimewa bagi sebagian kaum muslimin. Tanggal ini dianggap sebagai hari kelahiran Nabi akhir zaman, sang pembawa risalah, penyempurna iman, Nabi agung Muhammad shallallahu alaihi wa ‘alaa alihi wa sahbihi wa sallam. Beliau merupakan sosok teladan umat muslim yang pada sosoknya lah kita berkaca terhadap semua tindak tanduk yang kita perbuat setiap harinya.
Tanggal 12 Rabiul Awal ini biasa disebut Maulid Nabi atau Maulud saja. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Jadi Maulid Nabi Muhammad SAW  (bahasa Arab mawlid an-nabÄ«), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW. Peringatan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Masyarakat muslim di Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji dan pengajian. Peringatan ini bukan sekedar mengenang sebatas kelahiranya saja, lebih dari itu Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kita selaku umatnya kepada Nabi Muhammad SAW. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW.  
Diantaranya banyak  menyebut manaqib (kisah hidup) dan kepribadian beliau yang mulia, menjalankan sunnah-sunnahnya yang agung, dan banyak bershalawat kepadanya. Sebagaimana hadist nabi yang artinya :Di antara umatku yang paling cinta kepadaku adalah orang-orang yang hidup sesudahku, yang salah seorang di antara mereka ingin melihatku walau harus mengorbankan keluarga dan harta benda.” (HR. Muslim)      Salah satu bentuk kecintaan kita kepada beliau adalah bershalawat, sebagaimana yang diperintahkan Allah dalam al quran surah al ahzab ayat 56  yang artinya:   “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al Ahzab: 56).
Asy Syaikh As Sa’di berkata: “(Dalam ayat ini) terdapat penjelasan tentang kemuliaan Rasulullah , ketinggian derajatnya, mulianya kedudukan beliau di sisi Allah dan di sisi makhluknya. Dan sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat, yaitu memujinya di hadapan para malaikat dan kelompok makhluk yang mulia, yang menunjukkan kecintaan-Nya kepada Nabi dan para malaikat yang dekat (dengan Allah) memberi pujian, mendo’akan serta merendahkan diri kepadanya. Maka wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepadanya dan ucapkanlah salam dalam rangka mengikuti Allah dan para malaikat-Nya serta sebagai balasan baginya atas sebagian hak-hak beliau atas kalian dan untuk menyempurnakan keimanan kalian. Mengagungkannya, mencintai dan memuliakan nya, serta untuk menambah kebaikan-kebaikan dan menghapus kesalahan-kesalahan kalian.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 671)
Berangkat dari sini sudah sepantasnya, kita selaku umatnya selalu bersholawat kepada nabi. sebagai bentuk  kecintaan kita kepada nabi. bersholwat ketika duduk, berdiri ataupun berjalan. Bersholawat Ketika pagi siang sore maupun malam. Kita berharap semoga dengan peringatan maulid nabi ini menambah kecintaan kita kepada nabi dan kembali bersemangat menjalankan sunnah-sunnahnya yang agung .

Sabtu, 08 Desember 2012

Dirikanlah SHOLAT



Saat adzan berkumandang
Tanda telah datangnya panggilan Tuhan
Wahai orang orang yang beriman
Segeralah penuhi panggilan tuhan

Lepaskanlah  baju kesombonganmu
Lepaskanlah  baju kedzolimanmu
Sucikanlah  jiwa dan ragamu
Segeralah . . . !!!

Segeralah menghadap Tuhan
Dengan penuh kekhusyu’ dan ketawaddu’an
Sempurnakanlah syarat dan rukunya
Agar sholat diterima disisiNya

Janganlah termasuk Pencuri sholat
Dan jangan pula  melalaikanya
Agar tidak menyesal nantinya
Maka, Segerlah . . . !!!

Sholat. . . sholat. . . sholat !!!
Karena sholat tiang Agama
Amal yang pertama kali ditanya
Segerlah , dirikan Sholat . . . .


Sabtu, 01 Desember 2012

Jilbab Zahrana


 Cerpen yang menggugah hati karya  "Annisa Fitri Maharani Thea" Selamat membaca



            Perkenalkan , namaku Agnesya Agustin Maharanni , aku adalah putri tunggal dari Ny. Meisya dan Tn. Alexander , salah satu pengusaha besar di daerah Blitar . Sebenarnya aku tidaklah kekurangan biaya hidup sepeserpun , apa yang aku inginkan pasti akan ayah ibu ku berikan namun, karena keinginan besarku untuk hidup mandiri , maka aku putuskan untuk mencari pekerjaan jauh dari kedua orang tua ku .
            Hingga akhirnya aku mendapat pekerjaan sebagai seorang sekretaris manager keuangan di salah satu perusahaan swasta di daerah Bandung .
            Aku tak pernah sedikitpun percaya pada suatu agama pun . Istilahnya sih Atheis tulen , Aku sungguh bebas tanpa terkait dengan agama apapun . Namun semua berubah sejak aku pindah ke kost an baru ku di daerah Wastu kencana . Aku satu kamar dengan seorang muslimah yang jelita dan taat beragama bernama Zahrana Nurul Laila Ramadhani .
            Kehidupanku biasa saja saat itu  hingga akhirnya suatu senja sepulang kerja , sayup ku dengar Anna sedang mengaji. Karena rasa penasaranku yang tinggi , aku lalu mengupingnya dan mendengarkan lantunan-lantunan yang keluar dari bibir tipisnya .  Astaga , disela bacaan nya yang merdu dia terisak seolah memendam kerinduan yang terdalam . Setelah selsai mengaji dia bersujud dan mengucap kata ‘ Alhamdulillah ‘ berulang kali .
“ Nessa..” kontan aku terlonjak kaget saat Anna tiba-tiba saja memanggilku ,
“Ness , Lagi apa kok nggak masuk ?? “
“ Ehhhh , tadinya aku mau masuk , tapi ngga enak , takut ganggu . “ Jawabku tergagap .
“ Nggaa , gak apa-apa kok , harusnya kamu masuk aja “
“ Heheheehhe , sorry deh , sorry , tadi aku tuh meerrr,,,, “ Eh keceplosan
“ Merr , mer apa ?? merhatiin aku yaa ??” goda Anna nakal .
“ Ehhehehhehe , dikit siihhh “
“Emmhhhh , eh , kamu kok udah pulang lagi ??
“ Iyya Na’ nggak ada kerjaan sih , aku mandi dulu yaa , gerah niih “
“ Owh iyya mangga .airnya udah aku siapin tuh biar kamu bias langsung mandi . “
“ Ok,thanks yah sob “
“ iyyah sama-sama “ Zahrana memang teman , bahkan sahabat yang baik dan pengertian padaku . Dia bilang sih , sudah menjadi kewajiban yang harus dia lakukan untuk membantu sesama manusia .
            Brrr ….
Dingin banget deh kayaknya , udara Bandung yang sejuk semakin membuat badanku menggigil saja , dinginnya seolah menusuk ke dalam tulang sumsum ku . Aku langsung saja menuju dapur dan mencari makanan .
“ Ehh ada mie goreng nganggur , pas banget “ fikirku
“ Mie siapa niiihh ?? “ teriakku pada Zahrana yang baru saja mengambil air wudhu , shalat magrib sepertinya .
“ Itu mie buat kamu , tadi sekalian kau bikini buat aku buka puasa . “
“ Senin Kamis yah ?? “
“ Iyyaps betul betul betul , hehehe , Aku shalat maghrib dulu yaa ??
“ Siipp , aku makan duluan deh , laper nih , udah pada demo nih cacing-cacing diperut “
“  Iyya sok aja”
“ Okkedehhh kakak “ sahutku . Zahrana pun kembali ke kamar untuk shalat .
            Setelah selsai makan akupun langsung menuju kamar , Kulihat Zahrana tengah mengaji , lagi . Ada perasaan aneh yang menyusup ke dalam kalbuku setiap kali aku mendengarnya mengaji , seolah ingin mendengarnya terus mengaji , tanpa terasa air mata ku mengalir membasahi pelupuk mata ini .
“ Masuk Ness “ ujar Zahrana lirih , rupanya sedari tadi dia tahu bahwa aku tengah menguping .
“ Ness , kamu ngga apa-apa kann ? “
“ Annn , aku ingin belajar membaca Al-Qur’an “ isak tangisku mulai mereda .
“ Subhanallah , Alhamdulillah , benarkah itu ?” Anna seolah tak percaya .
“ iiii..ya Na’ aku ingiinn mengaji seperti mu” “ Sungguh Ness, aku angat bahagia sekali mendengar keinginan mu itu , tapi aku benar-benar nggak bisa  bantu kamu “
“ Kenapa ?? apa kau tidak pantas untuk masuk Islam ?? “ jujur saja hatiku teramat kecewa mendengar perkataan Zahrana tadi .
“ Bukan begitu sayang , “ Zahrana memeluk tubuhku bagai memeluk adiknya . Usia Zahrana dan aku memang hanya terpaut bebrapa bulan saja, namun , kedewasaan Zahrana begitu tinggi , sehingga aku merasa dia lebih pantas untuk menjadi kakak ku daripada sahabatku .
“ Membaca Al-Quran tak semudah yang kita bayangkan , membaca Al-Quran pun harus dibarengi dengan diri yang suci, Al-Quran bukanlah seperti Koran ataupun , maaf aku tak bermaksud menyinggung mu “
“ Teruskan Anna , jika kau menganggap aku sahabat mu “
“Baiklah , Al-Quran bukanlah seperti Koran ataupun kitab lain nya , Al-Quran dijaga keasliannya hingga akhir zaman “
            Dan begitu seterusnya , Zahrana adalah guru awal untukku mengenal agama yang indah ini , Zahrana terus mengajariku hal kecil uang berkaitan dengan Islam .
            Hari demi hari , waktu demi waktu berlalu , aku semakin lebih mendalami agama islam , rasanya , aku sudah sangat jatuh cinta pada agama pembawa kedamaian ini .
            Hingga suatu senja , sepulang kerja aku tak mendapati Zahrana dirumah , aku hanya menemukan sebuah jilbab dan gamis kesayangan Zahrana serta sepucuk memo bertuliskan ‘ Jadilah muslimah sejati yang mewangi seharum dan seindah kesturi diantara taman taman syurgawi, maafkan aku Anna , aku sudah tak mampu lagi mengajarimu hal-hal indah dalam Islam , kelak jika suatu saat takdir dapat mempertemukan kita lagi , meski tak di kefanaan ini aku sangat berharap mampu melihat anggun dan jelita parasmu tengah mengenakan jilbab , salam sayangku untukmu wahai bidadari jelita yang kelak akan menghiasi indahnya syurga dengan kehalusan budi dan keimanan yang kuat ‘ itulah pesan terakhir nya untukku .
            9 bulan berlalu semenjak kepergian Zahrana , kini aku telah menjadi seorang muslimah sama hal nya  seperti Zahrana , bahkan  kini aku menjadi salah seorang pengajar tetap disuatu pondok pesantren dikota Bandung . namaku ku ubah menjadi Aisyah nur zahrana hidayati. Semakin hari kekuatan imanku semakin bertambah saja .
            Satu hari setelah resepsi pernikahanku dengan putra Kiyai pemilik pondok pesantren tempatku mengajar, orang tua Zahrana datang kerumah kami dan memberi kabar bahwa Zahrana sahabatku telah mendahului kami semua untuk bertemu dengan sang Maha Cinta karena penyakit kangker otak yang sejak 6 tahun dia derita namun tak kunjung membaik juga .
            Jujur saja , aku benar – benar tak menyangka bahwa selama ini dia begitu rapih menyembunyikan rasa sakit yang menderanya dihadapan ku . Aku amat terpukul mendengar berita ini , aku hampir tak kuasa menahan tubuhku yang limbung , untung saja kang Zaki suamiku cepat menahan tubuhku sehingga aku tidak terjatuh ke lantai.
“ Sabarlah sayang , berdoa lah untuk sahabatmu , aku yakin kamu wanita yang tegar ,” suamiku berusaha menenangkan ku ,

            Dear Zahrana
            Sahabatku, lihatlah kini jilbabmu melekat indah dalam tubuhku ,melindungi anggun parasku dari terik nya matahari , melindungi indah pesonaku dari mata laki-laki yang bukan mahramku , Zahrana sayang , terima kasih telah menerangi kelam hariku dengan cahayamu , tunggu aku di taman syurga dan nantikan aku penuh kerinduan ,,
            Doakan aku sayang , agar aku mampu menajdi seorang muslimah sejati yang selalu taat beribadah pada sang Maha Cinta seperti yang selama ini telah engkau ajarkan padaku,
            Uhibbuka fillah ya ukhty ,,

*** TAMAT ***

http://www.facebook.com/notes/annisa-fitri-maharani-thea/jilbab-zahrana/439103766146241

Senin, 26 November 2012

Kurangnya minat membaca Mahasiswa UIN





Minat membaca Mahasiwa UIN sangat rendah. Ini ditunjukan dengan referensi tugas perkuliahan yang minim dan cenderung tidak relvan dengan tugas perkuliahan. selain itu,  minat mahasiswa keperpustakaan juga tergolong sangat rendah. jika menyaksikan mahasiswa ketika dilingkungan kampus UIN SGD BDG. Khususnya di fakultas dakwah dan komunikasi disaat jeda perkuliahan. Atau jam pelajaran kosong. Kegiatan yang mereka lakukan adalah duduk ditemani secangkir kopi dan beberapabatang rokok sambil berbincang bincang hal hal yang tidak ada kaitanya dengan materi perkuliahan. Dan jarang sekali terlihat mahasiswa yang duduk sambil membaca buku.
Rendahnya minat membaca mahasiswa sekarang ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pengaruh lingkungan. Perkembangan teknologi seperti internet memudahkan siapa saja mengakses informasi. Mahasiswa tidak perlu repot-repot membaca koran atau buku untuk memperoleh informasi sekarang ini. Cukup bermodalkan gadget canggih seperti Smart Phone, PC Tablet, dan Laptop serta koneksi internet, berbagai informasi dengan mudah mereka dapatkan.Keberadaan internet membuat setiap hal terasa lebih praktis. Dari pada repot membaca buku tebal, banyak mahasiswa memilih mencari referensi melalui internet. Hal itulah yang mebuat mereka semakin bergantung pada internet dan meninggalkan buku sebagai acuan mendapatkan informasi dan ilmu.        
Jika sudah seperti ini mahasiswa yang malas membaca buku, maka akan sulit merubah kebiasaan tersebut. Salah satu hal yang akan mendorong mahasiwa membaca biasanya karena tuntutan tugas kuliah atau memang karena dosen yang memaksa. Hal yang penting untuk menumbuhkan minat baca mahasiswa adalah kesadaran. Mahasiswa harus sadar bahwa membaca buku adalah kebutuhan primer yang mutlak diperlukan agar mereka semakin berwawasan luas. Selain mereka harus dipacu untuk berkunjung ke perpustakaan. Perpustakaan sebagai sumber belajar dan informasi telah terbukti mempunyai kedudukan yang sangat penting yaitu jantungnya perguruan tinggi atau universitas di negara-negara maju. Di sini perpustakaan harus berusaha ikut berperan aktif membantu mahasiswa meningkatkan ketrampilan membaca, dengan mempromosikan buku-buku atau bacaan lainnya yang terbaru dan berkualitas, serta menginformasikan layanan baru yang dapat menunjang aktivitas membaca.