Sabtu, 27 Oktober 2012

Mengenal Majelis Rasulullah SAW


Majelis Rasulullah SAW


Nama "Majelis Rasulullah." dalam aktifitas dakwah ini berawal ketika Hb Munzir Almusawa lulus dari Study-nya di Darulmustafa pimpinan Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh Tarim Hadramaut, Yaman. Beliau kembali ke Jakarta dan memulai berdakwah pada tahun 1998 dengan mengajak orang bertobat dan mencintai nabi saw yang dengan itu ummat ini akan pula mencintai sunnahnya, dan menjadikan Rasul saw sebagai Idola.
Imagehabib Munzir mulai berdakwah siang dan malam dari rumah kerumah di Jakarta, ia tidur dimana saja dirumah-rumah masyarakat, bahkan pernah ia tertidur di teras rumah orang karena penghuni rumah sudah tidur dan ia tak mau membangunkan mereka di larut malam. Setelah berjalan kurang lebih enam bulan, Hb Munzir memulai membuka Majelis setiap malam selasa *(mengikuti jejak gurunya Al Habib Umar bin Hafidz yang membuka Majelis minggu-an setiap malam selasa), dan ia pun memimpin Ma'had Assa'adah, yang di wakafkan oleh Al Habib Umar bin Hud Alattas di Cipayung, setelah setahun, munzir tidak lagi meneruskan memimpin ma'had tersebut dan melanjutkan dakwahnya dengan menggalang majelis-majelis di seputar Jakarta.
Hb Munzir membuka majelis malam selasa dari rumah kerumah, mengajarkan Fiqh dasar, namun tampak ummat kurang bersemangat menerima bimbingannya, dan Hb munzir terus mencari sebab agar masyarakat ini asyik kepada kedamaian, meninggalkan kemungkaran dan mencintai sunnah sang Nabi saw, maka Hb Munzir merubah penyampaiannya, ia tidak lagi membahas permasalahan Fiqih dan kerumitannya, melainkan mewarnai bimbingannya dengan nasehat-nasehat mulia dari Hadits-hadits Rasul saw dan ayat Alqur'an dengan Amr Ma'ruf Nahi Munkar, dan lalu beliau memperlengkap penyampaiannya dengan bahasa Sastra yang dipadu dengan kelembutan ilahi dan tafakkur penciptaan alam semesta, yang kesemuanya di arahkan agar masyarakat menjadikan Rasul saw sebagai idola, maka pengunjung semakin padat hingga ia memindahkan Majelis dari Musholla ke musholla, lalu Musholla pun tak mampu menampung hadirin yang semakin padat, maka Munzir memindahkan Majelisnya dari Masjid ke Masjid secara bergantian.
Mulailah timbul permintaan agar Majelis ini diberi nama, Hb Munzir dengan polos menjawab, "Majelis Rasulullah?", karena memang tak ada yang dibicarakan selain ajaran Rasul saw dan membimbing mereka untuk mencintai Allah dan Rasul Nya, dan pada dasarnya semua Majelis taklim adalah Majelis Rasulullah saw..
ImageMajelis kian memadat, maka Munzir mengambil empat masjid besar yang bergantian setiap malam selasa, yaitu masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan, Masjid Raya At Taqwa Pasar minggu Jakarta Selatan, Masjid Raya At Taubah Rawa Jati Jakarta Selatan, dan Ma`had Daarul Ishlah Pimp. KH. Amir Hamzah di Jalan Raya Buncit Kalibata Pulo, Namun karena hadirin semakin bertambah, maka Hb Munzir akhirnya memusatkan Majelis Malam selasa ini di Masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan, kini acara ini dihadiri berkisar antara 10.000 hadirin setiap minggunya, Hb Munzir juga meluaskan wilayah da'wah di beberapa wilayah Jakarta dan Sekitarnya, lalu mencapai hampir seluruh wilayah Pulau Jawa, Majelis Rasulullah tersebar di sepanjang Pantai Utara Pulau jawa dan Pantai Selatan, dan terus makin meluas ke Bali, Mataram, Irian Barat, bahkan Singapura, Johor dan Kualalumpur, demikian pula di stasion stasion TV Swasta, bahkan VCD, Majalah bulanan dll, dan kini Anugerah ilahi telah merestui Majelis Rasulullah untuk meluas ke Jaringan internet dengan nama asalnya "Website Majelis Rasulullah".
Semoga Allah memberikan anugerah kemudahan pada Hb Munzir Almusawa untuk terus menjadi Khadim Nabinya saw, memberikan padanya kesehatan Jasmani dan Rohani, dan selalu membimbingnya di Jalan yang di Ridhoi Allah swt, dan juga melimpahkan Anugerah Agung pada para aktifis Majelis Rasulullah khususnya, dan semua Pecinta Rasulullah saw pada umumnya, Amin.
Kritik & saran mengenai website ini dapat dikirim ke admin@majelisrasulullah.org

Alamat Majelis Rasulullah: Jl Cikoko Barat V, RT 03/05, No 66, Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan (12770). (Telfon 021-7986709)

sumber : www.majelisrasulullah.org

koleksi foto :






Jumat, 26 Oktober 2012

Nahdlatul Ulama


Sekilas filosofi lambang di atas : huruf dan barisnya ada 17 kalau ga percaya itung sendiri !! kemudian tali yg melingkar di bawah bola dunia menyerupai angka 8 dan bintang yg dibawah berjumlah 4 diatasnya 5 simpulanya 17-08-45 = Kemerdekaan kita B)


Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.
 
 SEJARAH
Kalangan pesantren gigih melawan kolonialisme dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916. Kemudian tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Selanjutnya didirikanlah Nahdlatut Tujjar, (Pergerakan Kaum Sudagar) yang dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagi kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.
Sementara itu, keterbelakangan, baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan Kebangkitan Nasional. Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana--setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain, sebagai jawabannya,  muncullah berbagai organisai pendidikan dan pembebasan.
Ketika Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal yakni mazhab wahabi di Mekah, serta hendak menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra-Islam, yang selama ini banyak diziarahi karena dianggap bi'dah. Gagasan kaum wahabi tersebut mendapat sambutan hangat dari kaum modernis di Indonesia, baik kalangan Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun PSII di bahwah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan bermadzhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut.
Sikapnya yang berbeda, kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al Islam di Yogyakarta 1925, akibatnya kalangan pesantren juga tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu'tamar 'Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekah yang akan mengesahkan keputusan tersebut.
Didorong oleh minatnya yang gigih untuk menciptakan kebebsan bermadzhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamai dengan Komite Hejaz, yang diketuai oleh KH. Wahab Hasbullah.
Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hejaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya hingga saat ini di Mekah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan madzhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta peradaban yang sangat berharga.
Berangkat dari komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kiai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagi Rais Akbar.
Untuk menegaskan prisip dasar orgasnisai ini, maka KH. Hasyim Asy'ari merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU , yang dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.

PAHAM  KEAGAMAAN
Nahdlatul Ulama (NU) menganut paham Ahlussunah Wal Jama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al-Qur'an, Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu, seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fikih mengikuti empat madzhab; Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.
Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskan kembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil membangkitkan kembali gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.
DINAMIKA

Prinsip-prinsip dasar yang dicanangkan Nahdlatul Ulama (NU) telah diterjemahkan dalam perilaku kongkrit. NU banyak mengambil kepeloporan dalam sejarah bangsa Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa organisasi ini hidup secara dinamis dan responsif terhadap perkembangan zaman. Prestasi NU antara lain:
  1. Menghidupkan kembali gerakan pribumisasi Islam, sebagaimana diwariskan oleh para walisongo dan pendahulunya.
  2. Mempelopori perjuangan kebebasan bermadzhab di Mekah, sehingga umat Islam sedunia bisa menjalankan ibadah sesuai dengan madzhab masing-masing.
  3. Mempelopori berdirinya Majlis Islami A'la Indonesia (MIAI) tahun 1937, yang kemudian ikut memperjuangkan tuntutan Indonesia berparlemen.
  4. Memobilisasi perlawanan fisik terhadap kekuatan imperialis melalui Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada tanggal 22 Oktober 1945.
  5. Berubah menjadi partai politik, yang pada Pemilu 1955 berhasil menempati urutan ketiga dalam peroleh suara secara nasional.
  6. Memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) 1965 yang diikuti oleh perwakilan dari 37 negara.
  7. Memperlopori gerakan Islam kultural dan penguatan civil society di Indonesia sepanjang dekade 90-an.

Tujuan Organisasi
Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Usaha Organisasi
  1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
  2. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas.
  3. Di bidang sosial-budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai ke-Islaman dan kemanusiaan.
  4. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.
  5. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Semoga ada manfaatnya sumber dari : http://www.nu.or.id/

Kamis, 25 Oktober 2012

Profil SSFC


Suzuki Satria F150 Club -- disingkat SSFC -- dibentuk sebagai wadah yang berfungsi mengelola dan mengkoordinir para pemilik dan pengguna dalam berbagai kegiatan otomotif yang positif dan bermanfaat.

Pembentukan Suzuki Satria F150 Club dilakukan pada tanggal 12 Desember 2004 di Jakarta.

Suzuki Satria F150 Club telah menyiapkan pola manajemen yang terfokus dan melakukan penerapan sistem pembinaan yang berorientasi jangka panjang dengan meningkatkan sumber daya dalam upaya pengembangan dan penerapan iptek. SSFC dibentuk sebagai wadah yang berfungsi mengelola dan mengkoordinir para pemilik dan pengguna Suzuki Satria F150 (FU) dalam berbagai kegiatan otomotif yang positif dan bermanfaat.

Suzuki Satria F150 Club memiliki bidang kegiatan yang beragam, antara lain mengadakan rolling, touring, melakukan misi sosial, membangun media komunikasi dan diskusi dua arah, turut membantu pihak swasta dan lembaga pemerintahan dalam kegiatan tertib lalu lintas, aktif mengikuti berbagai kompetisi otomotif, ikut menyemarakkan wisata berkendara, dan lain-lain.

Seiring perkembangan waktu, kemudian muncul banyak permintaan dari komunitas satria FU di luar daerah Jabodetabek untuk bergabung bersama di bawah bendera SSFC sehingga terbentuklah beberapa Pengurus Daerah (Pengda) SSFC di tingkat propinsi/kabupaten dan Koordinator Wilayah (Korwil) untuk cakupan area yang lebih kecil. Pengda – pengda SSFC ini terbentuk atas dasar inisiatif dan keinginan dari daerah masing- masing untuk membawa nama SSFC dengan menganut asas otonomi di setiap pengda tersebut.

Dalam SSFC dikenal dua jenis keanggotaan, yaitu Anggota Inti dan Anggota Biasa. Siapa saja dapat bergabung dengan SFFC dan diterima sebagai anggota biasa/partisipan asalkan memiliki motor Satria FU, dan bila datang cukup rutin ke Kopdar SSFC maka bisa mendapatkan stiker spakbor SSFC yang biasa disebut sebagai Stiker Partisipan SSFC.

Sedangkan untuk menjadi anggota inti, ada syarat tambahan yang harus dipenuhi yaitu mengikuti Diklat SSFC yang biasanya diselenggarakan dua kali dalam setahun. Partisipan yang telah mengikuti diklat ini kemudian disebut sebagai Anggota inti dan berhak mendapatkan Stiker Nomor Anggota (Stiker Barcode) untuk ditempel di spakbor belakang dan Stiker Batok untuk di batok depan. Selain itu, anggota inti juga memiliki hak suara dalam Musyawarah Besar (Mubes) SSFC dan berhak menggunakan jaket dan kemeja resmi SSFC.

Daftar Korwil dan Pengda SSFC yang sudah diresmikan sampai saat ini per tanggal 1 Agustus 2011 adalah:

1. SSFC Pusat (Jakarta)
o Korwil Jakarta Selatan
o Korwil Jakarta Timur
o Korwil Depok
o Korwil Bintaro/Ciledug
o Korwil Tangerang
o Korwil Parung
o Korwil Bekasi
2. SSFC Pengda Bogor, Jawa Barat
3. SSFC Pengda Karawang, Jawa Barat
4. SSFC Pengda Sukabumi, Jawa Barat
5. SSFC Pengda Bandung, Jawa Barat
6. SSFC Pengda Semarang, Jwa Tnegah
7. SSFC Pengda Solo, Jawa Tengah
8. SSFC Pengda Jogjakarta, DIY
9. SSFC Pengda Banyuwangi, Jawa Timur
10. SSFC Pengda Bali
11. SSFC Pengda Lombok
12. SSFC Pengda Banjarmasin, Kalimantan Selatan
13. SSFC Pengda Mamuju, Sulawesi Barat
14. SSFC Pengda Parigi, Sulawesi Tengah
15. SSFC Pengda Luwuk, Sulawesi Tengah
16. SSFC Pengda Ampana, Sulawesi Tengah
17. SSFC Pengda Pare Pare, Sulawesi Selatan
18. SSFC Pengda Malili, Sulawesi Selatan
19. SSFC Pengda Palopo, Sulawesi Selatan
20. SSFC Pengda Jeneponto, Sulawesi Selatan
21. SSFC Pengda Gorontalo, Sulawesi Utara
22. SSFC Pengda Polewali Mandar, Sulawesi barat
23. SSFC Pengda Palembang, Sumatera Selatan
24. SSFC Pengda Tegal, Jawa Tengah
25. SSFC Pengda Anyer, Banten
26. SSFC Pengda Subang, Jawa Barat.
27. SSFC Pengda Malang, Jawa Timur
28. SSFC Pengda Kudus, Jawa Tengah
29. SSFC Pengda Maros, Sulawesi Selatan
30. SSFC Pengda Aceh, NAD
31 SSFC Pengda Bangka Belitung
32. SSFC Pengda Palu, Sulawesi Tengah

Setiap korwil dan pengda SSFC memiliki jadwal kopdar masing-masing. Untuk SSFC Pusat, kopdar dilakukan setiap malam Minggu bertempat di Roti Bakar Edy Brawijaya Kemang dari pukul 21.00 – 23.30 WIB.

Buat semua FU mania di Indonesia, kami sambut dengan tangan terbuka untuk bergabung bersama kami, Suzuki Satria F150 Club.

sumber : www.ssfc.or.id/


Selasa, 16 Oktober 2012

FILOSOFI TARUNG DERAJAT BOX !!!

BOX !!!
Aku Ramah 
Bukan berarti takut
Aku Tunduk bukan berarti Takluk



HAKEKAT TARUNG DERAJAT :

Tarung Derajat itu adalah Ilmu Olahraga Seni Pembelaan Diri yang memanfaatkan Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani secara Realistis dan Rasional, didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerakan-gerakan seluruh anggota dan organ tubuh serta bagian-bagian penting lainnnya, dalam rangka memiliki dan menerapkan 5 (lima) unsur daya moral, antara lain yaitu : Kekuatan - Kecepatan  - Ketepatan - Keberanian dan Keuletan.

Melekat dengan Dinamis dan Agresif dalam suatu Sistem Ketahanan / Pertahanan diri serta Pola Teknik, Taktik dan Strategi Bertahan menyerang yang Praktis dan Efektif bagi suatu Pembelaan Diri. Untuk digunakan terutama pada upaya Pemeliharaan Keselamatan, Kesehatan dan Kesempatan Hidup sebagai Manusia yang berhakekat, seperti mampu menghindari dan menjauhkan sikap hidup permusuhan dan kesombongan, pencegahan dan pemulihan penyakit fisik dan mental, serta mampu mensyukuri kehidupan dan berbuat amal kebaikan bermanfaat bagi kemanusiaan. 
Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani di atas tadi berasal dan diperoleh dari proses Fikiran Rasa dan Keyakinan atas dan tentang berbagai macam sifat, motif dan bentuk serta cara datang kemudian menerima dan menyikapi serta menjawab peristiwa-peristiwa terjadinya suatu kejadian hidup yang dialami dan teralami sendiri di dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang garapan hidup yang ditekuni secara Realistis dan Rasional pada setiap tatanan ruang lingkup, tataran dan tingkatan kehidupan yang diganti selaras dengan adab-adabnya dalam rangka berinteraksi hidup keluarga, masyarakat, hingga bernegara dan berketuhanan YME. Pengalaman tersebut bergulir secara alamiah dari waktu ke waktu sejak masa kecil bergerak sepanjang hayat. 

Rangkaian dari suatu proses pengalaman hidup tersebut ditata dalam bentuk paduan imajinasi yang sarat dengan hasrat perjuangan dan kerja keras untuk merubah nasib, tertata dalam bentuk paduan kreativitas. Paduan imajinasi menyatu dengan paduan kreativitas melahirkan suatu tindakan hidup yang praktis dan efektif. Dan tindakan moral yang dilakukan dengan konsisten pada setiap menghadapi tantangan dan tuntutan hidup, merefleksi dalam paduan Keberanian Moral.  




Kamis, 11 Oktober 2012

Muhasabah

kela ari urang bisa naon,,
era lah jadi jelema tapi teu bisa nanaon...
naon beda urang jeung sato !!!

urang sare,, sato oge bisaeun...
sato dahar,, urang oge kari 'am...
piraku rek kieu wae  mah ath !!!

"SADAR akh SADAR"
era hirup siga sato teh !!!
aslnina ERA ....

rubah akh rubah
kudu dirubah sifat sato teh !!!
lamun lain ayeuna,, iraha deui...

batur bisa,, piraku urang teu bisa...
batur teu bisa,, kajeun teuing...
PENTING AINK KUDU BISA

karunya KOLOT urang,,
geus ngabiayaan urang....
tapi eweuh hasilna !!!

karunya dulur dulur urang,,
geus ngadukung 'jeung do'ana malah...
tapi urang teu jadi nanaon !!!

ti ayeuna akh'  rek dirancang hirup urang,,
sugan we  masa  nu rek datang  kolot jeung dulur dulur urang...
BUNGAH ningali urang !!!! Amin  ^_^



^_^ hikam bageur tina hartian anu saleres leresna ^_^

Selasa, 09 Oktober 2012

Welcome !


Ahmad Hikam
Bissmillahirohmanirohim...

Perkenalkan nama saya Ahmad hikamuddin, dan biasa dipanggil hikam bageur. B)
Saya lahir di Bandung haris sabtu tanggal 05 juni 1993. beragama islam seutuhnya insya Alloh Aamiin...
saya anak ke empat dari 4 bersaudara (Bungsu),
jujur saya anak yang manja namun punya Etika,
Insya Alloh "Cageur Bageur Pinter tur Bener" ada dalam diri saya Aamiin... 


Alasan saya membuat Blog ini : karna salah satu tugas kuliah saya, yaitu mata kuliah Ilmu Pengantar Jurnalistik, dan semoga saja dengan tugas ini saya mendapatkan banyak hikmah dan manfaatnya. salah satunya saya bisa menulis dan mengekspresikan diri lewat Blog ini. terlebih dari itu saya dapat berbagi sedikit tentang apa" yang saya ketahui di didunia ini. dan dapat bermanfaat bagi orang lain. karna dalam Agama Islam diajarkan bahwa "Sebaik baik manusia ialah manusia yang berManfaat bagi orang lain".
semoga saja secara tidak langsung saya termasuk golongan itu Aamiin...

Akhirkata selamat datang di blog ini _hikambageur_



Sabtu, 27 Oktober 2012

Mengenal Majelis Rasulullah SAW


Majelis Rasulullah SAW


Nama "Majelis Rasulullah." dalam aktifitas dakwah ini berawal ketika Hb Munzir Almusawa lulus dari Study-nya di Darulmustafa pimpinan Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh Tarim Hadramaut, Yaman. Beliau kembali ke Jakarta dan memulai berdakwah pada tahun 1998 dengan mengajak orang bertobat dan mencintai nabi saw yang dengan itu ummat ini akan pula mencintai sunnahnya, dan menjadikan Rasul saw sebagai Idola.
Imagehabib Munzir mulai berdakwah siang dan malam dari rumah kerumah di Jakarta, ia tidur dimana saja dirumah-rumah masyarakat, bahkan pernah ia tertidur di teras rumah orang karena penghuni rumah sudah tidur dan ia tak mau membangunkan mereka di larut malam. Setelah berjalan kurang lebih enam bulan, Hb Munzir memulai membuka Majelis setiap malam selasa *(mengikuti jejak gurunya Al Habib Umar bin Hafidz yang membuka Majelis minggu-an setiap malam selasa), dan ia pun memimpin Ma'had Assa'adah, yang di wakafkan oleh Al Habib Umar bin Hud Alattas di Cipayung, setelah setahun, munzir tidak lagi meneruskan memimpin ma'had tersebut dan melanjutkan dakwahnya dengan menggalang majelis-majelis di seputar Jakarta.
Hb Munzir membuka majelis malam selasa dari rumah kerumah, mengajarkan Fiqh dasar, namun tampak ummat kurang bersemangat menerima bimbingannya, dan Hb munzir terus mencari sebab agar masyarakat ini asyik kepada kedamaian, meninggalkan kemungkaran dan mencintai sunnah sang Nabi saw, maka Hb Munzir merubah penyampaiannya, ia tidak lagi membahas permasalahan Fiqih dan kerumitannya, melainkan mewarnai bimbingannya dengan nasehat-nasehat mulia dari Hadits-hadits Rasul saw dan ayat Alqur'an dengan Amr Ma'ruf Nahi Munkar, dan lalu beliau memperlengkap penyampaiannya dengan bahasa Sastra yang dipadu dengan kelembutan ilahi dan tafakkur penciptaan alam semesta, yang kesemuanya di arahkan agar masyarakat menjadikan Rasul saw sebagai idola, maka pengunjung semakin padat hingga ia memindahkan Majelis dari Musholla ke musholla, lalu Musholla pun tak mampu menampung hadirin yang semakin padat, maka Munzir memindahkan Majelisnya dari Masjid ke Masjid secara bergantian.
Mulailah timbul permintaan agar Majelis ini diberi nama, Hb Munzir dengan polos menjawab, "Majelis Rasulullah?", karena memang tak ada yang dibicarakan selain ajaran Rasul saw dan membimbing mereka untuk mencintai Allah dan Rasul Nya, dan pada dasarnya semua Majelis taklim adalah Majelis Rasulullah saw..
ImageMajelis kian memadat, maka Munzir mengambil empat masjid besar yang bergantian setiap malam selasa, yaitu masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan, Masjid Raya At Taqwa Pasar minggu Jakarta Selatan, Masjid Raya At Taubah Rawa Jati Jakarta Selatan, dan Ma`had Daarul Ishlah Pimp. KH. Amir Hamzah di Jalan Raya Buncit Kalibata Pulo, Namun karena hadirin semakin bertambah, maka Hb Munzir akhirnya memusatkan Majelis Malam selasa ini di Masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan, kini acara ini dihadiri berkisar antara 10.000 hadirin setiap minggunya, Hb Munzir juga meluaskan wilayah da'wah di beberapa wilayah Jakarta dan Sekitarnya, lalu mencapai hampir seluruh wilayah Pulau Jawa, Majelis Rasulullah tersebar di sepanjang Pantai Utara Pulau jawa dan Pantai Selatan, dan terus makin meluas ke Bali, Mataram, Irian Barat, bahkan Singapura, Johor dan Kualalumpur, demikian pula di stasion stasion TV Swasta, bahkan VCD, Majalah bulanan dll, dan kini Anugerah ilahi telah merestui Majelis Rasulullah untuk meluas ke Jaringan internet dengan nama asalnya "Website Majelis Rasulullah".
Semoga Allah memberikan anugerah kemudahan pada Hb Munzir Almusawa untuk terus menjadi Khadim Nabinya saw, memberikan padanya kesehatan Jasmani dan Rohani, dan selalu membimbingnya di Jalan yang di Ridhoi Allah swt, dan juga melimpahkan Anugerah Agung pada para aktifis Majelis Rasulullah khususnya, dan semua Pecinta Rasulullah saw pada umumnya, Amin.
Kritik & saran mengenai website ini dapat dikirim ke admin@majelisrasulullah.org

Alamat Majelis Rasulullah: Jl Cikoko Barat V, RT 03/05, No 66, Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan (12770). (Telfon 021-7986709)

sumber : www.majelisrasulullah.org

koleksi foto :






Jumat, 26 Oktober 2012

Nahdlatul Ulama


Sekilas filosofi lambang di atas : huruf dan barisnya ada 17 kalau ga percaya itung sendiri !! kemudian tali yg melingkar di bawah bola dunia menyerupai angka 8 dan bintang yg dibawah berjumlah 4 diatasnya 5 simpulanya 17-08-45 = Kemerdekaan kita B)


Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.
 
 SEJARAH
Kalangan pesantren gigih melawan kolonialisme dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916. Kemudian tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Selanjutnya didirikanlah Nahdlatut Tujjar, (Pergerakan Kaum Sudagar) yang dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagi kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.
Sementara itu, keterbelakangan, baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan Kebangkitan Nasional. Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana--setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain, sebagai jawabannya,  muncullah berbagai organisai pendidikan dan pembebasan.
Ketika Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal yakni mazhab wahabi di Mekah, serta hendak menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra-Islam, yang selama ini banyak diziarahi karena dianggap bi'dah. Gagasan kaum wahabi tersebut mendapat sambutan hangat dari kaum modernis di Indonesia, baik kalangan Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun PSII di bahwah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan bermadzhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut.
Sikapnya yang berbeda, kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al Islam di Yogyakarta 1925, akibatnya kalangan pesantren juga tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu'tamar 'Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekah yang akan mengesahkan keputusan tersebut.
Didorong oleh minatnya yang gigih untuk menciptakan kebebsan bermadzhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamai dengan Komite Hejaz, yang diketuai oleh KH. Wahab Hasbullah.
Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hejaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya hingga saat ini di Mekah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan madzhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta peradaban yang sangat berharga.
Berangkat dari komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kiai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagi Rais Akbar.
Untuk menegaskan prisip dasar orgasnisai ini, maka KH. Hasyim Asy'ari merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU , yang dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.

PAHAM  KEAGAMAAN
Nahdlatul Ulama (NU) menganut paham Ahlussunah Wal Jama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al-Qur'an, Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu, seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fikih mengikuti empat madzhab; Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.
Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskan kembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil membangkitkan kembali gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.
DINAMIKA

Prinsip-prinsip dasar yang dicanangkan Nahdlatul Ulama (NU) telah diterjemahkan dalam perilaku kongkrit. NU banyak mengambil kepeloporan dalam sejarah bangsa Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa organisasi ini hidup secara dinamis dan responsif terhadap perkembangan zaman. Prestasi NU antara lain:
  1. Menghidupkan kembali gerakan pribumisasi Islam, sebagaimana diwariskan oleh para walisongo dan pendahulunya.
  2. Mempelopori perjuangan kebebasan bermadzhab di Mekah, sehingga umat Islam sedunia bisa menjalankan ibadah sesuai dengan madzhab masing-masing.
  3. Mempelopori berdirinya Majlis Islami A'la Indonesia (MIAI) tahun 1937, yang kemudian ikut memperjuangkan tuntutan Indonesia berparlemen.
  4. Memobilisasi perlawanan fisik terhadap kekuatan imperialis melalui Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada tanggal 22 Oktober 1945.
  5. Berubah menjadi partai politik, yang pada Pemilu 1955 berhasil menempati urutan ketiga dalam peroleh suara secara nasional.
  6. Memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) 1965 yang diikuti oleh perwakilan dari 37 negara.
  7. Memperlopori gerakan Islam kultural dan penguatan civil society di Indonesia sepanjang dekade 90-an.

Tujuan Organisasi
Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Usaha Organisasi
  1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
  2. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas.
  3. Di bidang sosial-budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai ke-Islaman dan kemanusiaan.
  4. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.
  5. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Semoga ada manfaatnya sumber dari : http://www.nu.or.id/

Kamis, 25 Oktober 2012

Profil SSFC


Suzuki Satria F150 Club -- disingkat SSFC -- dibentuk sebagai wadah yang berfungsi mengelola dan mengkoordinir para pemilik dan pengguna dalam berbagai kegiatan otomotif yang positif dan bermanfaat.

Pembentukan Suzuki Satria F150 Club dilakukan pada tanggal 12 Desember 2004 di Jakarta.

Suzuki Satria F150 Club telah menyiapkan pola manajemen yang terfokus dan melakukan penerapan sistem pembinaan yang berorientasi jangka panjang dengan meningkatkan sumber daya dalam upaya pengembangan dan penerapan iptek. SSFC dibentuk sebagai wadah yang berfungsi mengelola dan mengkoordinir para pemilik dan pengguna Suzuki Satria F150 (FU) dalam berbagai kegiatan otomotif yang positif dan bermanfaat.

Suzuki Satria F150 Club memiliki bidang kegiatan yang beragam, antara lain mengadakan rolling, touring, melakukan misi sosial, membangun media komunikasi dan diskusi dua arah, turut membantu pihak swasta dan lembaga pemerintahan dalam kegiatan tertib lalu lintas, aktif mengikuti berbagai kompetisi otomotif, ikut menyemarakkan wisata berkendara, dan lain-lain.

Seiring perkembangan waktu, kemudian muncul banyak permintaan dari komunitas satria FU di luar daerah Jabodetabek untuk bergabung bersama di bawah bendera SSFC sehingga terbentuklah beberapa Pengurus Daerah (Pengda) SSFC di tingkat propinsi/kabupaten dan Koordinator Wilayah (Korwil) untuk cakupan area yang lebih kecil. Pengda – pengda SSFC ini terbentuk atas dasar inisiatif dan keinginan dari daerah masing- masing untuk membawa nama SSFC dengan menganut asas otonomi di setiap pengda tersebut.

Dalam SSFC dikenal dua jenis keanggotaan, yaitu Anggota Inti dan Anggota Biasa. Siapa saja dapat bergabung dengan SFFC dan diterima sebagai anggota biasa/partisipan asalkan memiliki motor Satria FU, dan bila datang cukup rutin ke Kopdar SSFC maka bisa mendapatkan stiker spakbor SSFC yang biasa disebut sebagai Stiker Partisipan SSFC.

Sedangkan untuk menjadi anggota inti, ada syarat tambahan yang harus dipenuhi yaitu mengikuti Diklat SSFC yang biasanya diselenggarakan dua kali dalam setahun. Partisipan yang telah mengikuti diklat ini kemudian disebut sebagai Anggota inti dan berhak mendapatkan Stiker Nomor Anggota (Stiker Barcode) untuk ditempel di spakbor belakang dan Stiker Batok untuk di batok depan. Selain itu, anggota inti juga memiliki hak suara dalam Musyawarah Besar (Mubes) SSFC dan berhak menggunakan jaket dan kemeja resmi SSFC.

Daftar Korwil dan Pengda SSFC yang sudah diresmikan sampai saat ini per tanggal 1 Agustus 2011 adalah:

1. SSFC Pusat (Jakarta)
o Korwil Jakarta Selatan
o Korwil Jakarta Timur
o Korwil Depok
o Korwil Bintaro/Ciledug
o Korwil Tangerang
o Korwil Parung
o Korwil Bekasi
2. SSFC Pengda Bogor, Jawa Barat
3. SSFC Pengda Karawang, Jawa Barat
4. SSFC Pengda Sukabumi, Jawa Barat
5. SSFC Pengda Bandung, Jawa Barat
6. SSFC Pengda Semarang, Jwa Tnegah
7. SSFC Pengda Solo, Jawa Tengah
8. SSFC Pengda Jogjakarta, DIY
9. SSFC Pengda Banyuwangi, Jawa Timur
10. SSFC Pengda Bali
11. SSFC Pengda Lombok
12. SSFC Pengda Banjarmasin, Kalimantan Selatan
13. SSFC Pengda Mamuju, Sulawesi Barat
14. SSFC Pengda Parigi, Sulawesi Tengah
15. SSFC Pengda Luwuk, Sulawesi Tengah
16. SSFC Pengda Ampana, Sulawesi Tengah
17. SSFC Pengda Pare Pare, Sulawesi Selatan
18. SSFC Pengda Malili, Sulawesi Selatan
19. SSFC Pengda Palopo, Sulawesi Selatan
20. SSFC Pengda Jeneponto, Sulawesi Selatan
21. SSFC Pengda Gorontalo, Sulawesi Utara
22. SSFC Pengda Polewali Mandar, Sulawesi barat
23. SSFC Pengda Palembang, Sumatera Selatan
24. SSFC Pengda Tegal, Jawa Tengah
25. SSFC Pengda Anyer, Banten
26. SSFC Pengda Subang, Jawa Barat.
27. SSFC Pengda Malang, Jawa Timur
28. SSFC Pengda Kudus, Jawa Tengah
29. SSFC Pengda Maros, Sulawesi Selatan
30. SSFC Pengda Aceh, NAD
31 SSFC Pengda Bangka Belitung
32. SSFC Pengda Palu, Sulawesi Tengah

Setiap korwil dan pengda SSFC memiliki jadwal kopdar masing-masing. Untuk SSFC Pusat, kopdar dilakukan setiap malam Minggu bertempat di Roti Bakar Edy Brawijaya Kemang dari pukul 21.00 – 23.30 WIB.

Buat semua FU mania di Indonesia, kami sambut dengan tangan terbuka untuk bergabung bersama kami, Suzuki Satria F150 Club.

sumber : www.ssfc.or.id/


Selasa, 16 Oktober 2012

FILOSOFI TARUNG DERAJAT BOX !!!

BOX !!!
Aku Ramah 
Bukan berarti takut
Aku Tunduk bukan berarti Takluk



HAKEKAT TARUNG DERAJAT :

Tarung Derajat itu adalah Ilmu Olahraga Seni Pembelaan Diri yang memanfaatkan Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani secara Realistis dan Rasional, didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerakan-gerakan seluruh anggota dan organ tubuh serta bagian-bagian penting lainnnya, dalam rangka memiliki dan menerapkan 5 (lima) unsur daya moral, antara lain yaitu : Kekuatan - Kecepatan  - Ketepatan - Keberanian dan Keuletan.

Melekat dengan Dinamis dan Agresif dalam suatu Sistem Ketahanan / Pertahanan diri serta Pola Teknik, Taktik dan Strategi Bertahan menyerang yang Praktis dan Efektif bagi suatu Pembelaan Diri. Untuk digunakan terutama pada upaya Pemeliharaan Keselamatan, Kesehatan dan Kesempatan Hidup sebagai Manusia yang berhakekat, seperti mampu menghindari dan menjauhkan sikap hidup permusuhan dan kesombongan, pencegahan dan pemulihan penyakit fisik dan mental, serta mampu mensyukuri kehidupan dan berbuat amal kebaikan bermanfaat bagi kemanusiaan. 
Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani di atas tadi berasal dan diperoleh dari proses Fikiran Rasa dan Keyakinan atas dan tentang berbagai macam sifat, motif dan bentuk serta cara datang kemudian menerima dan menyikapi serta menjawab peristiwa-peristiwa terjadinya suatu kejadian hidup yang dialami dan teralami sendiri di dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang garapan hidup yang ditekuni secara Realistis dan Rasional pada setiap tatanan ruang lingkup, tataran dan tingkatan kehidupan yang diganti selaras dengan adab-adabnya dalam rangka berinteraksi hidup keluarga, masyarakat, hingga bernegara dan berketuhanan YME. Pengalaman tersebut bergulir secara alamiah dari waktu ke waktu sejak masa kecil bergerak sepanjang hayat. 

Rangkaian dari suatu proses pengalaman hidup tersebut ditata dalam bentuk paduan imajinasi yang sarat dengan hasrat perjuangan dan kerja keras untuk merubah nasib, tertata dalam bentuk paduan kreativitas. Paduan imajinasi menyatu dengan paduan kreativitas melahirkan suatu tindakan hidup yang praktis dan efektif. Dan tindakan moral yang dilakukan dengan konsisten pada setiap menghadapi tantangan dan tuntutan hidup, merefleksi dalam paduan Keberanian Moral.  




Kamis, 11 Oktober 2012

Muhasabah

kela ari urang bisa naon,,
era lah jadi jelema tapi teu bisa nanaon...
naon beda urang jeung sato !!!

urang sare,, sato oge bisaeun...
sato dahar,, urang oge kari 'am...
piraku rek kieu wae  mah ath !!!

"SADAR akh SADAR"
era hirup siga sato teh !!!
aslnina ERA ....

rubah akh rubah
kudu dirubah sifat sato teh !!!
lamun lain ayeuna,, iraha deui...

batur bisa,, piraku urang teu bisa...
batur teu bisa,, kajeun teuing...
PENTING AINK KUDU BISA

karunya KOLOT urang,,
geus ngabiayaan urang....
tapi eweuh hasilna !!!

karunya dulur dulur urang,,
geus ngadukung 'jeung do'ana malah...
tapi urang teu jadi nanaon !!!

ti ayeuna akh'  rek dirancang hirup urang,,
sugan we  masa  nu rek datang  kolot jeung dulur dulur urang...
BUNGAH ningali urang !!!! Amin  ^_^



^_^ hikam bageur tina hartian anu saleres leresna ^_^

Selasa, 09 Oktober 2012

Welcome !


Ahmad Hikam
Bissmillahirohmanirohim...

Perkenalkan nama saya Ahmad hikamuddin, dan biasa dipanggil hikam bageur. B)
Saya lahir di Bandung haris sabtu tanggal 05 juni 1993. beragama islam seutuhnya insya Alloh Aamiin...
saya anak ke empat dari 4 bersaudara (Bungsu),
jujur saya anak yang manja namun punya Etika,
Insya Alloh "Cageur Bageur Pinter tur Bener" ada dalam diri saya Aamiin... 


Alasan saya membuat Blog ini : karna salah satu tugas kuliah saya, yaitu mata kuliah Ilmu Pengantar Jurnalistik, dan semoga saja dengan tugas ini saya mendapatkan banyak hikmah dan manfaatnya. salah satunya saya bisa menulis dan mengekspresikan diri lewat Blog ini. terlebih dari itu saya dapat berbagi sedikit tentang apa" yang saya ketahui di didunia ini. dan dapat bermanfaat bagi orang lain. karna dalam Agama Islam diajarkan bahwa "Sebaik baik manusia ialah manusia yang berManfaat bagi orang lain".
semoga saja secara tidak langsung saya termasuk golongan itu Aamiin...

Akhirkata selamat datang di blog ini _hikambageur_